Skorbut (Scurvy): Kenali Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Skorbut (Scurvy): Kenali Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Penulis: Dita | Editor: Umi

Skorbut atau scurvy mungkin bukan penyakit yang umum Anda dengar saat ini. Namun, di masa Revolusi Industri, tepatnya saat Columbus mulai menyeberangi lautan dan mesin uap diperkenalkan, skorbut pernah menjadi momok bagi para pelaut.

Ada lebih dari 2 juta pelaut yang meninggal karena scurvy pada waktu itu. Scurvy atau skorbut bahkan menyumbang angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan badai, perang, kapal karam, dan berbagai penyakit lainnya digabungkan menjadi satu.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan skorbut? Apa penyebab dan apa saja gejalanya? Bagaimana penanganannya? Simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: Disebabkan oleh Kekurangan Vitamin A, Pahami tentang Xerophthalmia

Apa yang Dimaksud dengan Skorbut?

Skorbut dikenal juga dengan nama lain kurang vitamin C atau defisiensi vitamin C. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan vitamin C atau asam askorbat.

Penderita skorbut akan mengalami anemia, kelemahan, kelelahan, perdarahan spontan, nyeri pada anggota badan (terutama kaki), pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, terbentuk borok pada gusi hingga menyebabkan gigi tanggal.

Seperti yang kita ketahui, vitamin C atau asam askorbat merupakan nutrisi makanan yang penting bagi tubuh. Vitamin C memainkan peran dalam pengembangan dan fungsi beberapa struktur dan proses tubuh termasuk:

  • Pembentukan kolagen dalam jumlah yang tepat. Kolagen merupakan protein yang membantu memberikan struktur dan stabilitas pada jaringan ikat di tubuh kita
  • Membantu penyerapan zat besi
  • Sebagai sumber antioksidan
  • Membantu proses penyembuhan luka
  • Produksi neurotransmitter atau hormon, seperti dopamin dan epinefrin.

Selain itu, vitamin C juga berperan dalam proses metabolisme kolesterol dan protein. Bisa dibayangkan, jika asupan vitamin C di dalam tubuh tidak mencukupi, maka akan ada banyak proses yang terganggu.

Gejala Skorbut

Gejala kekurangan vitamin C bisa muncul setelah 8 sampai 12 minggu. Tanda-tanda awal skorbut yang mungkin muncul termasuk kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, lekas marah dan lesu.

Dalam waktu 3 bulan, mungkin akan muncul beberapa tanda-tanda lain, seperti:

  • Anemia
  • Myalgia atau nyeri otot, termasuk nyeri pada tulang
  • Pembengkakan atau edema
  • Petechiae atau bintik merah kecil akibat terjadinya perdarahan di bawah kulit
  • Munculnya penyakit gusi dan gigi tanggal
  • Proses penyembuhan luka menjadi lama
  • Sesak napas
  • Perubahan suasana hati dan depresi.

Pada waktunya, penderita skorbut akan menunjukkan tanda-tanda edema umum (pembengkakan jaringan tubuh karena adanya penumpukan cairan), penyakit kuning parah, sel darah merah yang hancur (hemolisis), perdarahan mendadak dan spontan, neuropati, demam, dan kejang. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kondisi ini bisa berakibat fatal.

Sementarai itu, bayi yang mengalami skorbut cenderung akan rewel. Bahkan karena rasa sakit yang dirasakan, bayi mungkin akan mengambil posisi kaki katak untuk membuatnya merasa nyaman.

Baca Juga: Defisiensi Vitamin D, Gejala dan Bahayanya

Penyebab dan Faktor Risiko Skorbut

Seseorang bisa mengalami skorbut ketika tubuh tidak bisa memproduksi vitamin C sendiri. Artinya, penderita harus mengonsumsi semua kebutuhan vitamin C hariannya lewat makanan, minuman, atau suplemen.

Kebanyakan orang yang mengalami skorbut kesulitan memiliki akses terhadap buah dan sayuran segar, serta memiliki pola makan yang kurang sehat. Karena itulah, skorbut banyak menyerang masyarakat di negara berkembang.

Beberapa hal yang juga bisa meningkatkan risiko kekurangan nutrisi termasuk skorbut antara lain:

  • Anak-anak atau lansia (berusia 65 tahun ke atas)
  • Mengonsumsi alkohol setiap hari
  • Menggunakan obat-obatan terlarang
  • Tinggal di daerah dengan akses terbatas ke buah-buahan dan sayuran segar
  • Memiliki masalah pada pencernaan dan metabolisme dan masih banyak lagi.

Penanganan terhadap Skorbut

Meskipun gejalanya bisa sangat parah, skorbut sebenarnya sangat mudah diobati. Vitamin C secara alami bisa ditemukan pada buah-buahan dan sayuran.

Beberapa produk, seperti jus, sereal, bahkan makanan ringan juga ada yang sudah difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin C.

Jika Anda menduga diri Anda mengalami skorbut, makanlah setidaknya lima porsi buah dan sayuran setiap hari. Cara ini akan membantu Anda memenuhi asupan vitamin C.

Suplemen vitamin C oral/minum juga bisa Anda beli dengan mudah. Sebagian di antaranya termasuk produk multivitamin.

Namun, jika setelah konsumsi suplemen dan perubahan pola makan selama beberapa hari gejala masih tetap berlanjut, segera konsultasikan kondisi Anda ke dokter.

Baca Juga: Sebelum Mengonsumsi Vitamin C 1000 Mg, Pahami Dulu Kebutuhan Vitamin C Harian Anda

Sumber

Healthline (2021). All About Scurvy. www.healthline.com

Medical News Today (2017). Everything You Need to Know About Scurvy. www.medicalnewstoday.com

MedLine Plus (2021). Scurvy. www.medlineplus.gov

WebMD (2021). What to Know About Scurvy. www.webmd.com