Mengenal Lebih Jauh Sindrom Piriformis

Mengenal Lebih Jauh Sindrom Piriformis

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 1 Januari 2023

 

Tulang dan sendi merupakan bagian tubuh yang kerap mengalami masalah, terutama seiring dengan pertambahan usia. Salah satu masalah yang mungkin Anda alami terkait sendi, otot, dan tulang adalah sindrom piriformis.

Apa yang dimaksud dengan sindrom piriformis? Apa saja penyebab dan gejalanya? Bagaimana cara penanganan terhadap kondisi ini? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Baca Juga: Gangguan Sistem Muskuloskeletal (Tulang, Sendi, Otot)

Apa Itu Sindrom Piriformis?

Sindrom piriformis adalah gangguan neuromuskular yang jarang terjadi, yang disebabkan oleh otot piriformis yang menekan saraf skiatik.

Otot piriformis adalah otot datar yang berbentuk, seperti pita, terletak di bokong dekat bagian atas sendi panggul. Otot ini penting untuk menggerakkan tubuh karena kemampuannya menstabilkan sendi panggul dan mengangkat serta memutar paha menjauhi tubuh.

Dengan perannya yang penting inilah, otot piriformis membantu paha bergerak dari sisi ke sisi sehingga memungkinkan kita berjalan, memindahkan berat badan kita dari satu kaki ke kaki lainnya, serta menjaga keseimbangan.

Otot ini juga digunakan dalam olahraga yang melibatkan gerakan mengangkat dan memutar paha. Singkatnya, otot piriformis berperan di hampir setiap gerakan pinggul dan kaki.

Sementara itu, saraf skiatik adalah saraf yang tebal dan panjang di dalam tubuh. Saraf ini melewati otot piriformis, turun ke bagian belakang kaki, dan kemudian bercabang menjadi cabang yang lebih kecil yang berakhir di kaki.

Kompresi pada saraf skiatik bisa disebabkan oleh spasme (kram atau nyeri) pada otot piriformis.

Gejala Sindrom Piriformis

Sindrom piriformis biasanya dimulai dengan munculnya rasa sakit, kesemutan, atau mati rasa di bagian bokong.

Rasa nyeri bisa sangat parah dan meluas ke bawah saraf skiatik (disebut juga linu panggul). Rasa sakit ini muncul karena otot piriformis yang menekan saraf skiatik, seperti saat Anda sedang duduk di kursi atau berlari.

Nyeri juga bisa dipicu karena aktivitas naik tangga karena tekanan langsung yang muncul di atas otot piriformis.

Duduk di waktu yang lama juga bisa menyebabkan rasa sakit yang sama. Perlu Anda ketahui bahwa sebagian besar kasus linu panggul bukan disebabkan oleh sindrom piriformis.

Baca Juga: 9 Gejala Kerusakan Saraf yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis Sindrom Piriformis

Tidak ada tes khusus yang bisa digunakan untuk mendiagnosis sindrom piriformis. Dalam banyak kasus, penderita biasanya memiliki trauma pada area tersebut, seperti aktivitas berulang dan berat termasuk lari jarak jauh atau duduk dalam waktu yang lama.

Diagnosis sindrom piriformis dibuat berdasarkan laporan gejala atau keluhan yang pasien alami dan pemeriksaan fisik menggunakan berbagai gerakan untuk mengetahui bagian mana dari tubuh yang mengalami nyeri.

Dalam beberapa kasus, otot piriformis yang berkontraksi atau lunak bisa ditemukan saat pemeriksaan fisik.

Karena gejalanya mungkin menyerupai kondisi kesehatan yang lain, dokter mungkin perlu melakukan tes radiologis (seperti MRI) untuk melihat ada atau tidaknya penyebab lain dari kompresi yang terjadi pada saraf skiatik. Misalnya saja pasien mengalami Hernia nukleus pulposus (HNP/herniated disc).

Penanganan terhadap Sindrom Piriformis

Kalau rasa sakit terjadi karena duduk lama atau aktivitas tertentu, cobalah untuk menghindari posisi yang memicu rasa sakit. Istirahat dan kompres dingin atau panas bisa membantu meringankan gejala.

Dokter atau ahli terapi fisik juga bisa merekomendasikan program latihan dan peregangan untuk mengurangi kompresi pada saraf skiatik.

Perawatan manipulatif osteopatik juga bisa digunakan untuk membantu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan jangkauan gerak pasien.

Beberapa penyedia layanan kesehatan mungkin akan merekomendasikan obat anti-inflamasi, pelemas otot, atau suntikan dengan kortikosteroid atau anestesi.

Terapi lain, seperti iontophoresis, yang menggunakan arus listrik ringan dan injeksi dengan toksin botulinum (botox) juga sudah dilakukan oleh beberapa dokter.

Sifat paralitik dari toksin botulinum dianggap bisa meredakan ketegangan otot dan kompresi saraf skiatik untuk meminimalkan rasa sakit.

Jika langkah-langkah di atas masih belum meredakan sakit yang dialami, pembedahan mungkin harus dilakukan sebagai upaya terakhir.

Baca Juga: 9 Bahan Herbal untuk Redakan Nyeri Sendi dan Rematik

 

Sumber

Cedars Sinai (2022). Piriformis Syndrome. www.cedars-sinai.org

Family Doctors (2020). Piriformis Syndrome. www.familydoctors.org

Medical News Today (2021). What’s to Know About Piriformis Syndrome. www.medicalnewstoday.com

WebMD (2019). Piriformis Syndrome. www.webmd.com