Segera Tangani Syok Hipovolemik!

Segera Tangani Syok Hipovolemik!

Penulis: Shania | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 7 November 2022

 

Darah adalah salah satu bentuk cairan tubuh yang mengalir melalui vena, arteri, dan kapiler. Cairan darah memiliki berbagai fungsi yang penting bagi tubuh Anda. Kondisi kehilangan volume darah atau suplai cairan tubuh lebih dari 20 persen dapat membahayakan jiwa seseorang. Kondisi ini disebut dengan syok hipovolemik dan wajib mendapatkan perhatian medis sesegera mungkin.

Pertolongan syok hipovolemik yang terlambat dapat mengakibatkan kegagalan kinerja organ dan berujung kematian. Syok hipovolemik rentan menjangkit anak-anak kecil dan lansia, oleh karena itu apabila Anda menemukan gejala syok hipovolemik, segera lakukan pertolongan pertama dan hubungi petugas medis.

Baca Juga: 7 Gangguan yang Bisa Menyerang Sistem Peredaran Darah

Penyebab

Penyebab syok hipovolemik yang paling umum adalah kehilangan darah dalam jumlah banyak dan cairan tubuh secara tiba-tiba. Kondisi ini seringkali ditemukan saat Anda mengalami kejadian sebagai berikut:

  • Akibat luka serius.
  • Akibat luka trauma (kecelakaan).
  • Pendarahan internal pada organ perut.
  • Kehamilan.
  • Pendarahan pada saluran pencernaan.
  • Pendarahan hebat pada alat kelamin wanita.
  • Luka bakar parah.
  • Muntaber yang terus-menerus.
  • Endometriosis ( kondisi saat lapisan dalam rahim tumbuh pada bagian luar rahim).

Tahapan dan Gejala Syok Hipovolemik

Tahap 1

Pada tahap awal syok hipovolemik, seseorang akan kehilangan volume darahnya kurang lebih 15 persen, atau sekitar 750 ml. Tahap ini mungkin sulit untuk didiagnosa. Akan tetapi, Anda dapat melihat gejala seperti kulit yang tampak pucat dan munculnya gangguan kecemasan secara mendadak. Pada tahap ini tekanan darah dan pernapasan penderita akan tetap normal.

Tahap 2

Pada tahap kedua, tubuh telah kehilangan volume darah kurang lebih 30 persen, atau sekitar 1500 ml. Tekanan darah mungkin masih dalam kisaran normal. Namun, tekanan diastolik (angka terbawah pada tekanan darah) memiliki kemungkinan berada di angka yang tinggi. Orang tersebut akan mengalami peningkatan detak jantung, mulai berkeringat, merasa lebih cemas, dan mulai mengalami sesak nafas.

Tahap 3

Pada tahapan ketiga syok hipovolemik, penderita akan mengalami kehilangan darah yang lebih banyak dari tahapan sebelumnya, yaitu sekitar 30 sampai 40 persen, atau 1500 sampai 2000 ml. Gejala yang dapat ditemui pada tahap ini adalah, sebagai berikut:

  • Tekanan sistolik (angka atas pada tekanan darah) akan menjadi 100 mm/Hg atau lebih rendah.
  • Denyut jantung akan meningkat menjadi lebih dari 120 detak per menit (bpm).
  • Kecepatan pernapasan meningkat menjadi lebih dari 30 napas per menit.
  • Kulit menjadi sangat pucat.
  • Mengeluarkan keringat berlebih.

Tahap 4

Seseorang dengan hipovolemia tahap 4 sedang menghadapi situasi kritis. Pada kondisi ini penderita akan mengalami kehilangan volume darah lebih dari 40 persen, atau 2.000 ml. Penderita akan mengalami pelemahan denyut nadi dan denyut jantung yang semakin cepat. Pernapasan akan menjadi sangat cepat dan sulit. Tekanan darah sistolik akan berada di bawah 70 mm/Hg. Mereka mungkin mengalami kehilangan kesadaran dan dingin.

Pertolongan Pertama untuk Syok Hipovolemik

Penderita syok hipovolemik, perlu mendapatkan penanganan medis serius sesegera mungkin, sementara itu Anda dapat memberikan pertolongan pertama dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Menjaga penderita tetap nyaman dan hangat (agar penderita tidak mengalami hipotermia).
  • Memberikan tempat untuk penderita berbaring rata dengan kaki terangkat 30 cm untuk meningkatkan sirkulasi darah. Anda tidak perlu melakukan tahapan ini jika, penderita mengalami cedera di bagian kepala, leher, pundak atau kaki.
  • Jika penderita perlu digendong, pastikan untuk menjaga posisi penderita untuk tetap datar.

Cara Pengobatan

Perawatan untuk penyebab syok hipovolemik bisa sulit, terlebih jika telah berada pada tahap 4. Akan tetapi, tujuan awal pengobatan selalu untuk menghentikan kehilangan cairan dan menstabilkan tingkat volume darah sebelum timbul komplikasi. Dokter biasanya memberikan cairan intravena (IV) atau kristaloid untuk mengganti volume darah yang hilang. Intravena (IV)  adalah cairan dengan konsistensi tidak terlalu kental, seperti larutan garam. Apabila cairan kristaloid tidak membantu, maka dokter mungkin akan menggunakan larutan dengan konsistensi yang lebih kental yaitu koloid. Jika volume darah yang hilang tinggi, dokter mungkin memberikan transfusi plasma, komponen cairan darah, atau sel darah merah (sel darah merah).

Dalam kasus yang paling parah, sisa darah pada tubuh penderita menjadi encer. Hal ini mengakibatkan rendahnya tingkat trombosit dan komponen darah lainnya. Guna membantu kondisi penderita, tim medis mungkin akan mengganti komponen darah, terutama jika penderita masih mengalami pendarahan. Setelah syok terkendali dan volume darah stabil, penderita akan mendapatkan penangan untuk mengobati penyakit atau cedera yang menjadi penyebab syok hipovolemik.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Penyempitan Pembuluh Darah

Sumber

Healthline.(2018). Hypovolemic Shock. www.Healthline.com

Hematology Glossary. Blood Basic. www.hematologyglossary.org

Medical News Today. (2018). What to know about hypovolemic shock. www.medicalnewstoday.com

Medline Plus. (2021). Hypovolemic Shock. www.medlineplus.gov

Webmd. Hypovolemic Shock. www.webmd.com