Kelebihan dan Kekurangan KB Spiral yang Perlu Anda Ketahui

Kelebihan dan Kekurangan KB Spiral yang Perlu Anda Ketahui

Penulis: Opie | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 21 Agustus 2023

 

KB spiral atau biasa juga disebut Intrauterine Device  (IUD) adalah alat kontrasepsi berupa perangkat kecil berbentuk seperti huruf “T” yang dimasukkan oleh dokter atau bidan terlatih ke dalam vagina melalui serviks, lalu menuju ke dalam rahim. Terdapat dua jenis IUD, yaitu hormonal dan nonhormonal.

Jika IUD hormonal bekerja melepaskan hormon reproduksi yang disebut progestin untuk membantu mencegah kehamilan. Sedangkan IUD nonhormonal yang terbuat dari tembaga dapat mencegah kehamilan dengan memanfaatkan sifat asli tembaga yang beracun bagi sperma.

KB spiral adalah salah satu pilihan alat kontrasepsi paling efektif yang beredar di pasaran. Pasalnya, hanya sebesar 1 persen wanita dapat hamil dalam keadaan IUD terpasang di uterus. Banyak wanita menyukai IUD karena nyaman, serta dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Kelebihan KB Spiral

KB spiral atau IUD adalah salah satu metode kontrasepsi paling populer, terutama untuk kontrasepsi jangka panjang yang dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. Keunggulan menggunakan KB spiral, di antaranya:

1. Sangat Efektif

Jika dimasukkan dengan benar dan sesuai prosedur, KB spiral sangat efektif untuk mencegah kehamilan, yakni hingga lebih dari 99 persen. Tidak hanya itu, setelah dipasang, KB spiral dapat langsung berfungsi mencegah kehamilan tanpa harus lama menunggu.

2. Tahan Lama

Jika Anda menginginkan alat kontrasepsi jangka panjang yang tidak permanen, Anda dapat mempertimbangkan IUD. IUD Jenis Mirena atau biasa juga disebut KB spiral hormonal bisa bertahan selama lima tahun, sedangkan IUD tembaga bisa bertahan hingga 10 tahun lamanya.

3. Mudah Dilepas

Ketika Anda sudah merasa siap untuk memiliki bayi lagi, bahkan lebih cepat dari ketahanan IUD yang telah dipasang sebelumnya, Anda tidak perlu khawatir. Jenis alat kontrasepsi ini akan dengan sangat mudah diangkat dan kesuburan Anda akan kembali menjadi normal seperti sedia kala.

Baca Juga : Waspada Preeklamsia di Masa Kehamilan, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

4. Dapat Digunakan Setelah Melahirkan

Jika Anda khawatir melewatkan minum pil KB setelah melahirkan guna mencegah kehamilan kembali tanpa perencanaan, menggunakan KB spiral adalah solusi yang patut Anda coba. KB spiral dapat dipasang beberapa minggu setelah melahirkan.

5. Dapat Digunakan Selama Menyusui

Kedua jenis KB spiral dapat digunakan selama menyusui. IUD tembaga sendiri tidak akan berpengaruh pada hormon di dalam tubuh, sehingga tidak akan mempengaruhi suplai ASI Anda.

Selain itu, walaupun mengandung hormon, IUD hormonal memiliki tingkat progestin yang rendah. Sehingga tidak akan menyebabkan masalah pada persediaan ASI untuk buah hati Anda.

6. Tidak Menyebabkan Kegemukan

Penambahan berat badan dapat menjadi efek samping dari bentuk tradisional kontrasepsi seperti pil KB, tetapi bagaimana dengan kontrasepsi yang lebih kekinian seperti KB spiral? Tidak banyak penelitian yang menyebutkan bahwa IUD menyebabkan efek samping kegemukan.

Jika Anda mengalami kenaikan berat badan, cobalah ganti IUD hormonal menjadi IUD tembaga, begitu pula sebaliknya. Mengingat efek menggunakan alat kontrasepsi dapat berbeda-beda di setiap individu. Selain itu, kegemukan yang Anda alami bisa jadi karena gaya hidup yang Anda jalani selama IUD terpasang di rahim Anda.

Baca Juga : Ketahui 7 Risiko Kehamilan di atas Usia 35 Tahun

Kekurangan KB Spiral

Setelah memahami kelebihan dari KB spiral, berikut adalah kekurangan KB spiral yang sebaiknya juga Anda pahami:

1. Menstruasi Menjadi Tidak Lancar

Efek samping umum IUD hormonal adalah keluarnya flek atau bercak darah dari liang vagina serta menstruasi menjadi tidak teratur. Bahkan, ada beberapa kasus pada beberapa perempuan yang sama sekali tidak mengalami menstruasi selama setahun.

Berbeda dengan IUD hormonal, IUD non hormonal atau tembaga sering kali menimbulkan menstruasi yang lebih berat jika dibandingkan dengan menstruasi sebelum Anda memasangnya. Sebaiknya tanyakan kepada dokter atau bidan Anda secara detail tentang kemungkinan efek samping yang bisa muncul.

2. Memperparah Infeksi Menular Seksual (IMS)

Beberapa IMS seperti gonore dan klamidia, dapat menyebabkan infeksi pada serviks. Jika Anda mengalami peradangan atau infeksi pada serviks, maka Anda tidak direkomendasikan untuk memasang KB spiral karena dikhawatirkan akan memperparah keadaan Anda.

Jika prosedur ini tetap dilakukan, maka hal tersebut juga dapat meningkatkan resiko terkena penyakit radang panggul. Karenanya, penting bagi Anda untuk melakukan tes klamidia, gonore dan beberapa jenis IMS lainnya sebelum memasang KB spiral.

3. Kehamilan Ektopik

Jika pemasangan KB spiral Anda tidak berhasil, ada kemungkinan Anda mengalami kehamilan ektopik, yaitu kehamilan di mana janin berkembang di luar rahim. Biasanya janin akan tumbuh di tuba falopi. Untuk itu, penting bagi Anda memastikan bahwa KB spiral dipasang oleh ahli yang terpercaya.

4. Kerusakan pada Rahim

Walaupun jarang terjadi, pemasangan KB spiral yang kurang tepat dapat menimbulkan lubang di rahim. Selain itu, pemasangan KB ini kemungkinan menimbulkan rasa sakit, tetapi seringkali keadaan ini tidak menimbulkan gejala apapun.

Segera temui dokter jika Anda merasa sakit khususnya pada perut bagian bawah. Pasalnya, Anda mungkin memerlukan operasi untuk melepas IUD yang bermasalah tersebut.

Baca Juga : 6 Manfaat Talas untuk Kesehatan yang Belum Banyak Diketahui

[expand title =”Sumber”]

Better Health Channel.Contraception – intrauterine devices (IUD).www.betterhealth.vic.gov.au 

Clue.2019.Birth control and STI risk.www.helloclue.com 

GoodRx.2020.Do IUDs Cause Weight Gain? Here Are the Facts.www.goodrx.com 

Healthline.2020.Are IUDs a Good Birth Control Choice for Moms? What You Need to Know.www.healthline.com 

News Medical Life Science.IUD: Advantages and Disadvantages.www.news-medical.net 

National Health Service.Intrauterine device (IUD).www.nhs.uk 

WebMD.What Birth Control Is OK When You’re Breastfeeding?.www.webmd.com 

[/expand]