Rekomendasi Vitamin dan Suplemen untuk Anemia

Rekomendasi Vitamin dan Suplemen untuk Anemia

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Anemia merupakan suatu kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat yang bertugas untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Seseorang yang mengalami anemia juga disebut mengalami kadar hemoglobin yang rendah sehingga tubuhnya akan merasa lelah dan lemah.

Ada banyak jenis dari anemia dan jenis tersebut disesuaikan dengan penyebabnya. Anemia dapat bersifat sementara atau berlangsung jangka panjang. Selain itu, anemia juga dapat menjadi parah atau ringan.

Perawatan untuk mengelola kondisi anemia tergantung pada penyebabnya. Salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi vitamin dan suplemen untuk anemia.

Berikut beberapa rekomendasi vitamin dan suplemen untuk atasi anemia.

1. Suplemen Zat Besi

Anemia bisa disebabkan karena kadar zat besi yang rendah. Oleh karena itu, suplemen zat besi dapat digunakan untuk mengelola anemia defisiensi besi.

Zat besi sendiri bisa didapatkan dengan mengonsumsi makanan seperti daging merah, sayuran berdaun hijau, buah, kacang kering, dan makanan yang diperkaya dengan zat besi.

Akan tetapi, mungkin mengonsumsi makanan kaya akan zat besi tidak cukup bagi seseorang yang lebih rentan terkena anemia seperti wanita yang sedang menstruasi, ibu hamil, dan seseorang yang sedang mengalami penyakit kronis. Oleh karena itu, mereka membutuhkan untuk mengonsumsi zat besi yang berbentuk suplemen.

Suplemen zat besi tersedia dalam banyak bentuk seperti pil, kapsul, obat tetes, dan tablet. Suplemen zat besi berguna untuk mengatasi kondisi gejala anemia dengan cara meningkatkan kadar zat besi dan hemoglobin yang terdapat dalam tubuh.

Akan tetapi, sebaiknya Anda meminum suplemen zat besi sesuai dengan dosis yang disarankan oleh dokter. Hal ini karena suplemen zat besi yang dikonsumsi secara sembarangan dapat membahayakan kesehatan tubuh karena zat besi dapat menjadi racun di dalam tubuh. Selain itu, mengonsumsi suplemen zat besi tanpa mengikuti resep dari dokter dapat berisiko menimbulkan overdosis.

Makanan tertentu seperti bayam, susu, telur, biji-bijian, dan kafein dapat menghalangi penyerapan zat besi. Oleh karena itu, cobalah untuk tidak mengonsumsi makanan-makanan tersebut setidaknya 1 jam sebelum dan sesudah mengonsumsi suplemen. Anda juga harus mengonsumsi obat antasida dan suplemen kalsium setidaknya 1 jam terpisah dari konsumsi suplemen zat besi.

Pada umumnya jika Anda mengalami anemia defisiensi besi, dokter akan memberikan rekomendasi suplemen zat besi dengan dosis yang jauh lebih tinggi daripada asupan harian yang direkomendasikan.

Pada umumnya seseorang akan mulai merasakan manfaat dari suplemen zat besi dalam beberapa hari usai mengonsumsi. Namun, menurut sebuah penelitian, dibutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk membuat tubuh terasa lebih baik usai menggunakan suplemen fumarat besi.

Akan tetapi, dibutuhkan waktu lebih lama untuk membangun cadangan zat besi di tubuh. Oleh karena itu, banyak dokter menyarankan untuk tetap mengonsumsi suplemen zat besi selama 3 sampai 6 bulan jika Anda mengalami anemia defisiensi besi.

2. Vitamin C

Vitamin C dapat membantu proses penyerapan dan penyimpanan zat besi di hati. Oleh karena itu, konsumsi suplemen vitamin C diharapkan dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin di dalam tubuh karena zat besi tersebut akan segera diubah menjadi sel darah.

Vitamin C sebanyak 25 mg dapat meningkatkan penyerapan zat besi sampai dua kali lipat, sedangkan vitamin C sebanyak 250 mg dapat menaikkan penyerapan zat besi sampai lima kali lipat. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu mencukupi asupan vitamin C untuk tubuh setiap hari, apalagi bagi Anda yang mengalami anemia.

Anda bisa menggunakan suplemen vitamin C bersamaan dengan suplemen zat besi untuk mengobati berbagai jenis anemia. Selain itu, Anda bisa mengiringi perawatan dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C bersamaan dengan makanan yang tinggi zat besi untuk meningkatkan penyerapan nutrisi.

Vitamin B12 adalah vitamin yang dapat larut di dalam air dan terlibat dalam proses pembentukan sel darah merah, fungsi saraf, metabolisme sel, dan produksi DNA. Anda sebetulnya bisa mendapatkan asupan vitamin B12 dari makanan seperti daging sapi, daging unggas, ikan, dan produk susu.

Pada umumnya, jika Anda mengalami kekurangan vitamin B12, maka dokter akan memberikan saran untuk Anda agar mengonsumsi makanan yang telah disebutkan di atas. Namun, bagi seseorang yang dalam kondisi khusus seperti sedang hamil, menyusui, dan menerapkan pola hidup vegetarian, maka memerlukan suplemen vitamin B12 untuk memenuhi asupan hariannya.

Namun sebaiknya Anda mengonsumsi vitamin B12 dalam dosis yang tepat. Dosis umum vitamin B12 untuk orang dewasa yaitu 2,4 mg. Terlalu banyak konsumsi vitamin B12 dapat memicu sakit kepala, kepala terasa pusing, mual, muntah, dan cemas.

3. Asam Folat

Asam folat adalah salah satu komponen penting yang berperan dalam pembentukan sel darah merah serta membantu pertumbuhan dan mengoptimalkan fungsi sel yang sehat. Pada umumnya, asam folat perlu dikonsumsi dalam dosis 400 mg, tapi pada wanita yang sedang merencanakan kehamilan dianjurkan untuk mendapatkan asupan asam folat sebanyak 400-800 mg per hari. Jika Anda mengalami anemia karena kekurangan asam folat, sebaiknya Anda mendapatkan perawatan dengan mengonsumsi suplemen asam folat.

Baca Juga: Sering Lelah? Kenali Vitamin dan Suplemen Penambah Darah yang Cocok untuk Anda

Sumber

Healthline. (2022). Understanding Iron Supplements for Anemia. healthline.com

Mayo Clinic. Anemia. mayoclinic.org

Medical News Today. (2021). Vitamin B12 Benefits, Food Sources, Deficiency Symptoms, and All Else You Need to Know. medicalnewstoday.com

NHS. Treatment Vitamin B12 or Folate Deficiency Anemia. www.nhs.uk

WebMD. (2020). What Is Folic Acid Deficiency Anemia?. webmd.com