Memahami Seputar Operasi Usus Buntu

Memahami Seputar Operasi Usus Buntu

Penulis: Dea | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 2 Juli 2023

 

Operasi usus buntu merupakan prosedur bedah untuk mengambil usus buntu (apendiks) yang terkena infeksi (apendisitis). Biasanya setelah menjalani operasi, kebanyakan pasien bisa sembuh dengan cepat dan tidak mengalami komplikasi.

Usus buntu yang tidak segera mendapatka operasi, bisa pecah dan memicu infeksi di dalam aliran darah dan perut. Apendiks atau usus buntu adalah sejenis kantong kecil berbentuk tabung yang menempel di usus besar Anda.

Letaknya berada di kanan bawah perut Anda. Organ ini tidak mengerjakan fungsi vital di dalam tubuh, karena itu tidak masalah jika diambil.

Baca Juga: Seputar Operasi Angkat Kandung Empedu dengan Laparoskopi

Apa itu Operasi Usus Buntu?

Apendisitis muncul saat usus buntu mengalami peradangan. Kondisi ini dapat mengakibatkan infeksi yang lebih serius sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi berbahaya.

Operasi usus buntu biasanya menjadi prosedur darurat untuk mengambil usus buntu sebelum pecah. Gejala yang paling sering tampak berupa nyeri parah di perut, terutama di sisi kanan bawah.

Nyeri tersebut datang secara mendadak dan terus memburuk seiring berjalannya waktu. Gejala usus buntu lainnya termasuk:

  • Perut membengkak
  • Nafsu makan yang menghilang
  • Mual dan muntah
  • Konstipasi/sembelit
  • Diare
  • Tidak bisa mengeluarkan gas
  • Sering buang air kecil
  • Demam ringan.

Prosedur Operasi Usus Buntu

Operasi usus buntu dilakukan dengan 2 cara, yaitu terbuka dan laparoskopi. Dokter biasanya akan merekomendasikan jenis operasi bergantung terhadap faktor-faktor, seperti tingkat keparahan radang dan riwayat kesehatan Anda.

1. Operasi terbuka

Dokter bedah akan membuat satu sayatan di sebelah kanan bawah perut Anda. Selanjutnya, dokter akan mengambil usus buntu Anda dan menjahit kembali sayatan.

Dengan prosedur ini dokter bisa membersihkan rongga perut bila usus buntu Anda pecah.

Operasi usus buntu terbuka efektif diterapkan pada usus buntu yang telah hancur dan infeksi telah menyebar ke organ lain. Metode pembedahan ini cocok dilakukan untuk pasien yang sebelumnya sudah menjalani operasi perut.

2. Operasi laparoskopi

Dokter akan membuat 1–3 sayatan kecil di perut Anda. Kemudian kanula, sejenis tabung kecil yang sempit akan dimasukkan.

Kanula dipakai untuk mengembangkan perut menggunakan gas karbon dioksida. Dengan gas ini, dokter bedah bisa melihat usus buntu dengan lebih jelas.

Setelah perut mengembang, alat bernama laparoskop akan dimasukkan lewat sayatan. Laparoskop merupakan sejenis tabung tipis panjang yang dilengkapi dengan cahaya dan di bagian depannya terdapat kamera beresolusi tinggi.

Kamera akan memperlihatkan gambar di layar untuk membantu dokter memeriksa kondisi organ dalam perut dan mengarahkan ke usus buntu.

Selanjutnya, dokter memotong usus buntu dengan alat bedah dan mengangkatnya. Setelah itu, dokter akan membersihkan, menutup, dan membalut sayatan kecil dengan perban.

Operasi laparoskopi biasanya menjadi cara paling efektif bagi lansia dan orang dengan berat badan berlebih. Operasi ini mempunyai efek samping yang lebih sedikit daripada operasi usus buntu terbuka, serta mempunyai waktu pemulihan lebih cepat.

Baca Juga: Anatomi Usus Besar dan Gangguannya

Tips Pemulihan Operasi Usus Buntu

Umumnya, pemulihan penuh dari operasi usus buntu membutuhkan waktu sekitar 4–6 minggu.

Sementara itu, pemulangan pasien akan bergantung pada jenis operasi yang dilakukan dan juga kesehatan pasien.

Sebelum Anda kembali ke rumah, biasanya dokter akan menyarankan untuk mengoptimalkan pemulihan pasca operasi yang mencakup:

  • Tidak mengangkat benda yang lebih berat selama 3–5 hari setelah menjalani operasi laparoskopi, atau 10–14 hari setelah operasi terbuka
  • Mencuci tangan menggunakan air hangat dan sabun sebelum memegang area luka sayatan
  • Mengikuti petunjuk tim medis tentang mandi tanpa membasahi luka sayatan. Biasanya dokter akan menyarankan Anda untuk tidak mandi sampai paling tidak hari ke-2 setelah operasi
  • Mengecek perban atau tanda-tanda infeksi pada luka bekas sayatan, seperti cairan kental dan berbau menyengat, atau kemerahan dan bengkak di sekitar sayatan
  • Tidak menggunakan pakaian ketat
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan
  • Memegang bantal di atas perut dan memberikan tekanan yang kuat sebelum batuk atau bergerak untuk mengurangi tegang di area sayatan.

Risiko Komplikasi Operasi Usus Buntu

Beberapa komplikasi dari operasi ini mencakup:

  • Perdarahan
  • Infeksi luka
  • Perut mengalami kemerahan dan membengkak
  • Penyumbatan di usus
  • Cedera di sekitar organ terdekat
  • Bayi lahir prematur (bagi ibu hamil).

Kurang dari 1% pasien yang menjalani prosedur pembedahan usus buntu mengalami komplikasi, seperti:

Semua prosedur bedah tentu memiliki risiko, meski begitu operasi usus buntu jarang mengalami komplikasi. Jika Anda mengalami tanda-tanda infeksi setelah operasi usus buntu, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Ketahui Tujuan dan Prosedur Usg Abdomen

Sumber

Healthline. (2018). Appendectomy. www.healthline.com 

Johns Hopkins Medicine. Appendectomy. www.hopkinsmedicine.org

Medical News Today. (2018). What to Know About Appendectomy. www.medicalnewstoday.com 

Verywell Health. (2020). Appendectomy Surgery: Everything You Need to Know. www.verywellhealth.com