Pilihan Obat Diare untuk Anak yang Efektif

Pilihan Obat Diare untuk Anak yang Efektif

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Diare merupakan masalah umum yang bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Jika Si Kecil mengalami gangguan pada sistem pencernaannya, tentu hal ini dapat mengganggu aktivitasnya.

Gangguan pada sistem pencernaan ini ditandai dengan tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar yang tinggi. Akibatnya, Si Kecil kehilangan cairan (dehidrasi) sehingga membuat mereka merasa lemas. Oleh karena itu, semakin cepat diare anak diatasi, semakin cepat ia merasa lebih baik dan dapat kembali beraktivitas.

Jika Anda menemukan anak Anda buang air besar setidaknya 3 kali atau lebih dalam sehari dengan konsistensi encer atau seperti cairan, maka kemungkinan besar ia mengalami diare.

Baca Juga: Kenali Penyebab, Gejala dan Pengobatan Epilepsi pada Anak

Penyebab Diare

Menurut ahli Gastroenterologi Anak dan dan Asisten Profesor di UT Southwestern Medical Center, Lauren Lazar, MD, fungsi penting usus besar adalah menyerap air sehingga tinja memiliki bentuk dan konsistensi. Diare terjadi ketika tinja menyerap terlalu banyak air.

Perawatan untuk diare anak bergantung pada apa penyebabnya. Adapun beberapa penyebab diare pada anak adalah infeksi baik oleh bakteri, virus, maupun parasit. Infeksi virus sendiri termasuk penyebab paling umum diare pada anak.

Infeksi virus, bakteri, atau parasit

Rotavirus adalah infeksi virus yang bisa menyebabkan diare. Saat terinfeksi virus, gejala lain mungkin timbul, seperti muntah, sakit perut, sakit kepala, dan demam.

Sementara bakteri yang paling sering menyebabkan diare adalah salmonella, sedangkan parasit giardia jarang menimbulkan diare.

Keracunan makanan

Diare terkadang juga merupakan gejala keracunan makanan pada anak-anak. Tanda lain yang biasanya datang dengan cepat, termasuk muntah yang cenderung reda dalam waktu 24 jam.

Iritasi usus

Usus yang mengalami iritasi karena penyakit juga bisa menyebabkan diare.

Beberapa penyakit yang mungkin membuat penderitanya mengalami diare meliputi Crohn, kolitis ulseratif, alergi makanan, intoleransi laktosa, makanan atau minuman tinggi gula, obat antibiotik tertentu, dan penyakit Celiac.

Baca Juga: Waspadai Bahaya Penyakit Kawasaki Pada Anak, Ketahui Penyebab dan Gejalanya

Obat Diare untuk Anak

Untuk memberikan pengobatan yang tepat ketika anak mengalami diare, dokter biasanya akan melihat pada penyebabnya. Misalnya saja, ketika diare kronis (terjadi dalam waktu lama), dokter mungkin akan menyarankan perubahan pola makan maupun pemberian obat-obatan dan perawatan lainnya.

Berikut jenis obat yang biasa diberikan untuk mengobati diare pada anak:

1. Antibiotik

Umumnya antibiotik tidak diberikan untuk mengobati jenis diare pada anak-anak akibat infeksi virus atau penyebab lainnya selain infeksi bakteri.

Anda tidak disarankan memberikan antibiotik tanpa saran atau resep dari dokter, termasuk bila ingin memberi Si Kecil obat diare yang dijual bebas, seperti Imodium.

2. Probiotik

Pemberian probiotik saat anak mengalami diare biasanya dapat membantu. Probiotik bisa Anda beli tanpa resep dalam bentuk pil dan cair. Namun, pastikan untuk membeli probiotik khusus untuk anak-anak.

Selain itu, jangan berikan probiotik untuk anak di bawah usia 3 tahun tanpa konsultasi dengan dokter.

3. Larutan rehidrasi oral

Cairan rehidrasi dapat Anda beli tanpa resep dokter. Larutan rehidrasi mengandung air dan elektrolit yang berfungsi untuk menggantikan cairan elektrolit tubuh yang hilang ketika buang air besar dan muntah-muntah.

Larutan rehidrasi ini juga bisa Anda buat di rumah dengan menyeduh air garam dan gula.

4. Suplemen zinc

Pemberian suplemen zinc juga bisa Anda berikan guna mengatasi masalah diare anak. Zinc berfungsi membantu pemulihan tubuh dan saluran pencernaan, serta menguatkan daya tahan tubuh anak.

Penelitian dalam Indian Journal of Pharmacology juga menunjukkan bahwa suplemen zinc bersama dengan larutan rehidrasi oral efektif meringankan gejala diare dan mempercepat proses pemulihan.

5. ASI

Jika Si Kecil masih bayi atau masih menyusu, ASI menjadi pilihan terbaik untuk menutrisi dan menghidrasi anak. ASI pun mudah terserap dan memiliki nutrisi yang lebih baik daripada cairan elektrolit.

6. Memberikan makanan tinggi serat

Sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat terkadang efektif membantu pergerakan usus besar dan baik dikonsumsi saat diare maupun sembelit.

Selain itu, makanan yang mengandung pektin bisa meringankan gejala diare karena kemampuannya mengentalkan tinja. Beberapa makanan tinggi serat yang baik dikonsumsi saat diare termasuk pisang, apel, gandum, kacang polong, dan ubi jalar.

Untuk itu, penting juga mengatur pola makan anak, karena makanan tertentu bisa memicu diare orang, sehingga sebaiknya hindari mengonsumsinya. Misalnya pada penderita sindrom iritasi usus besar, makanan tinggi lemak, gula, dan pedas cenderung mudah menyebabkan diare.

Bila anak memiliki jenis makanan yang biasanya memicu diare, tulislah dan diskusikan dengan dokter anak.

Kapan Anak Harus ke Dokter saat Diare?

Diare biasanya sembuh dengan perawatan rumah dan hanya berlangsung dalam beberapa hari. Namun, jika kondisi berikut ini terjadi, sebaiknya bawa Si Kecil ke dokter:

  • Anak berusia kurang dari 6 bulan
  • Terdapat darah pada tinja
  • Anak menunjukkan tanda dehidrasi, seperti urin rendah, tidak ada air mata, dan kantuk berlebihan
  • Muntah dan demam tinggi, serta tidak membaik setelah diberikan obat penurun panas
  • Mengalami pembengkakan perut
  • Memiliki riwayat operasi perut
  • Gejala tak kunjung membaik setelah 2-3 hari.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Cara Merawat Anak saat Diare

Sumber

Children’s Health. (2021). How To Stop Diarrhea in Kids. www.childrens.com

Dispatch Health. (2021). How To Stop Diarrhea in Kids. www.dispatchhealth.com

Healthline. (2020). The 5 Most Effective Diarrhea Remedies. www.healthline.com

NCBI. (2011). Role of zinc in pediatric diarrhea. www.ncbi.nlm.nih.gov

WebMD. (2020). Diarrhea in Children: Causes and Treatments. www.webmd.com