Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi

Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 22 Juni 2023

 

Vaksinasi dan imunisasi merupakan dua kata yang sering digunakan bersamaan atau bergantian. Karena sama-sama memiliki tujuan untuk membentuk kekebalan tubuh, banyak orang menyangka kalau makna keduanya itu sama. Padahal, terdapat sejumlah perbedaan antara vaksinasi dengan imunisasi.

Istilah imunisasi mungkin sudah lebih dulu familier di telinga kita terutama bagi para ibu yang memiliki balita. Sementara vaksinasi, semakin populer digunakan pasca wabah Covid-19 melanda.

Sebenarnya, apa yang membedakan vaksinasi, vaksin, dan imunisasi? Simak ulasan selengkapnya berikut ini!

Baca Juga: Tips agar Anak Tidak Takut Divaksin

Perbedaan dari Segi Definisi

Vaksinasi

Vaksinasi merupakan tindakan perawatan dengan menggunakan vaksin (biasanya diberikan lewat suntikan) untuk membantu tubuh mempersiapkan diri menghadapi serangan infeksi dari virus atau bakteri tertentu.

Secara singkat, vaksinasi adalah tindakan ‘memperkenalkan’ vaksin ke tubuh agar tubuh membentuk sistem perlawanan terhadap virus atau bakteri yang terkandung di dalam vaksin.

Vaksin

Vaksin merupakan bentuk sediaan yang digunakan untuk merangsang respons imun tubuh terhadap penyakit tertentu. Vaksin biasanya diberikan lewat suntikan, tapi ada beberapa jenis vaksin yang diberikan lewat mulut atau disemprotkan ke hidung.

Imunisasi

Imunisasi merupakan proses di mana seseorang menjadi terlindungi dari penyakit tertentu karena tindakan vaksinasi.

Bagaimana Cara Kerja Imunisasi?

Meski sedikit membingungkan, istilah vaksinasi dan imunisasi memang tidak memiliki artian yang sama.

Vaksinasi merupakan istilah yang digunakan untuk mendapatkan vaksin dalam artian benar-benar mendapatkan suntikan atau dosis vaksin oral. Sementara itu, imunisasi mengacu pada proses mendapatkan vaksin dan tubuh kemudian membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit setelah proses vaksinasi selesai.

Semua imunisasi memiliki cara kerja yang sama. Ketika seseorang disuntik dengan vaksin, tubuh akan menghasilkan respons imun dengan cara yang sama, seperti ketika kita terpapar suatu penyakit. Hanya saja, orang tersebut tidak sungguh-sungguh terkena penyakit tersebut.

Jika suatu saat orang tersebut benar-benar terpapar penyakit yang sama di masa depan, tubuh bisa membuat respons imun dengan cepat untuk mencegah orang tersebut terinfeksi atau mengalami gejala yang parah.

Baca Juga: Apa Perbedaan Virus SARS dan Covid-19?

Berapa Lama Proses Imunisasi Berlangsung?

Secara umum, respons imun normal membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk bekerja pasca vaksinasi dilakukan. Artinya, perlindungan dari infeksi tidak akan langsung terbentuk begitu Anda selesai mendapatkan suntikan.

Sebagian besar proses imunisasi memerlukan beberapa kali suntikan atau dosis untuk membangun perlindungan jangka panjang.

Seorang anak yang hanya diberi 1 atau 2 dosis vaksin DPT hanya akan mendapatkan perlindungan sebagian terhadap difteri, tetanus, dan partusis (batuk rejan). Mereka bisa tetap menjadi sakit jika terkena penyakit ini sampai semua dosis yang dibutuhkan diberikan.

Namun, beberapa jenis vaksin baru (seperti meningokokus ACYW) bisa memberikan kekebalan jangka panjang meski hanya dengan 1 dosis saja.

Berapa Lama Imunisasi Bertahan?

Efek perlindungan dari imunisasi tidak selalu berlangsung seumur hidup. Beberapa vaksin, seperti tetanus, hanya bertahan hingga 10 tahun tergantung pada usia Anda. Selanjutnya, Anda perlu mendapatkan dosis booster atau tambahan.

Imunisasi lain, seperti batuk rejan, bisa memberikan perlindungan selama 5 tahun setelah semua dosis diberikan. Sementara itu, imunisasi influenza harus diberikan setiap tahun karena jenis virus flu yang ada selalu mengalami perubahan.

Apakah Imunisasi Menjamin Seseorang Terlindungi dari Penyakit?

Perlu Anda ketahui bahwa imunisasi tidak selalu bisa melindungi semua orang, meskipun mereka sudah mendapatkan dosis penuh.

Vaksin campak, gondok, rubella, tetanus, polio, hepatitis B, dan haemophilus influenzae tipe b (Hib) melindungi lebih dari 95% anak-anak yang telah menerima seluruh dosis. Satu dosis vaksin meningokokus ACYW pada usia 12 bulan melindungi lebih dari 90% anak-anak.

Tiga dosis vaksin batuk rejan melindungi sekitar 85% anak-anak yang telah diimunisasi, dan akan mengurangi keparahan penyakit pada 15% lainnya jika mereka terkena batuk rejan. Dosis booster diperlukan karena kekebalan menurun seiring waktu.

Meskipun tidak semua orang bisa terlindungi dengan vaksin, Anda tetap disarankan untuk menerimanya. Selain mengurangi risiko terinfeksi, pemberian vaksin bisa mengurangi tingkat keparahan penyakit ketika Anda terinfeksi.

Baca Juga: Memahami Informasi Penting Seputar Vaksin HPV

Sumber

CDC (2021). Immunization: The Basics. www.cdc.gov

Healthline (2019). Everything You Need to Know About Vaccinations. www.healthline.com

NPS Medicinewise (2020). Vaccines and Immunization. www.nps.org.au

Verywell Health (2021). What Is the Difference Between Immunization and Vaccination? www.verywellhealth.com