Perbedaan Diet Ketogenik dan Diet Ketofastosis

Perbedaan Diet Ketogenik dan Diet Ketofastosis

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 16 Agustus 2023

 

Program diet adalah salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan berat badan. Salah satu diet yang tengah populer dan dipercaya dapat menurunkan lemak tubuh adalah ketogenik, selain diet ketogenik ada juga diet ketofastosis.

Perlu Anda pahami, meskipun terdengar sama, diet ketogenik dan diet ketofastosis merupakan dua hal yang berbeda. Faktanya, kedua metode diet ini juga berbeda. Berikut adalah penjelasan singkat tentang perbedaan diet ketogenik dan diet ketofastosis.

Diet Ketogenik

Merupakan istilah yang digunakan untuk metode diet dengan mengurangi karbohidrat namun tinggi lemak. Jika umumnya diet yang Anda lakukan untuk menghindari lemak, diet keto justru menekankan asupan lemak, protein, dan rendah kalori. Jadi kalori harian yang harus tercapai sekitar 70-75% lemak, 20% protein, dan 5% karbohidrat.

Dalam proses ini, tubuh akan memasuki fase yang disebut ketosis, artinya Anda tidak mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang sangat sedikit.Pada saat kondisi tubuh kekurangan karbohidrat, tubuh Anda akan mulai membakar lemak untuk dijadikan sumber energi.

Diet Ketofastosis

Sedangkan diet ketofastosis merupakan kombinasi dari diet ketogenik dan fastosis. Jika diet keto adalah diet rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan protein, maka fastosis adalah berpuasa dalam keadaan ketosis. Waktu puasa dapat berkisar antara 6 sampai 12 jam, atau lebih tergantung kondisi tubuh masing-masing.

Fastosis sendiri merupakan upaya untuk mengembalikan pola hidup Anda, yang nantinya akan menghasilkan pola makan yang teratur untuk menjaga kondisi metabolisme lemak yang optimal.

Baca Juga: Kenali Berbagai Diet Sehat untuk Menurunkan Berat Badan

Diet Ketogenik untuk Diabetes dan Prediabetes

Diabetes mempunyai karakter yang berkaitan dengan perubahan metabolisme, kadar gula darah tinggi, gangguan fungsi insulin. Diet ketogenik membantu mengurangi lemak berlebih yang seringkali dihubungkan dengan masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, prediabetes, dan sindrom metabolik.

Penelitian menemukan bahwa diet keto dapat mengembangkan sensitivitas hormon insulin hingga 75%. Penelitian lain yang dilakukan pada wanita dengan diabetes tipe 2 juga menemukan bahwa melakukan diet ini selama 90 hari secara signifikan mengurangi kadar hemoglobin A1C, yang merupakan bagian kecil dari hemoglobin yang berhubungan dengan glukosa.

Manfaat Potensial

Ada berbagai manfaat kesehatan yang dapat Anda peroleh ketika mempraktekkan diet ketogenik dan diet ketofastosis. Diet keto yang Anda lakukan bersamaan dengan puasa dapat membantu tubuh Anda mencapai ketosis lebih cepat daripada melakukan diet ketogenik saja. Ini karena tubuh akan menjaga keseimbangan energi dengan mengalihkan sumber energi dari karbohidrat ke lemak dengan proposisi yang tepat ketika puasa.

Selama berpuasa, kadar insulin dan simpanan glikogen di dalam tubuh Anda menurun, sehingga membuat tubuh Anda secara alami mulai membakar lemak untuk bahan bakar.

Jika kedua metode diet ini digabungkan, maka akan membuat Anda kehilangan lebih banyak lemak. Karena fastosis dapat meningkatkan metabolisme dengan menunjang thermogenesis, atau produksi panas. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa diet ketogenik dan ketofastosis secara ampuh dan aman dapat menurunkan kelebihan lemak tubuh.

Terlebih, diet ketofastosis memiliki manfaat mempertahankan berat otot selama penurunan berat badan dan meningkatkan tingkat energi. Selain itu, penelitian juga menemukan bahwa diet ketogenik bersamaan dengan puasa dapat mengurangi rasa lapar, dan meningkatkan rasa kenyang yang pastinya dapat membantu penurunan berat badan Anda.

Manfaat Kesehatan Lainnya

Diet ketogenik sebenarnya digunakan untuk pengobatan penyakit saraf seperti epilepsi. Namun, penelitian terbaru saat ini menemukan bahwa diet ketogenik dan diet ketofastosis dapat memiliki manfaat untuk berbagai macam kondisi kesehatan yang berbeda, seperti:

  • Penyakit jantung

Diet keto dan fastosis dapat membantu mengendalikan faktor risiko seperti kadar kolesterol HDL (baik), lemak tubuh, tekanan darah, dan kadar gula darah.

  • Kanker

Metode diet saat ini sedang dieksplorasi sebagai pengobatan tambahan untuk penyakit kanker, karena dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel-sel tumor dan kanker.

  • Penyakit Alzheimer

Diet ketogenik diyakini dapat membantu mengurangi gejala penyakit Alzheimer dan memperlambat perkembangannya.

  • Sindrom Ovarium Polikistik

Diet ketogenik dan ketofastosis yang dilakukan secara bersamaan dapat membantu mengurangi kadar insulin. Zat ini mempunyai peran penting dalam sindrom ovarium polikistik yang merupakan gangguan hormon pada wanita di masa subur.

  • Cedera Otak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode diet juga dapat meningkatkan proses penyembuhan terhadap cedera otak traumatis.

Namun, perlu diketahui bahwa penelitian tentang beberapa manfaat potensial diatas ini jauh dari konklusif dan masih harus dilakukan banyak penelitian lagi untuk memastikan keakuratan dan keamanannya.

Baca Juga: Diet Keto: Ketahui Manfaat, Cara Menjalani, dan Risikonya

Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang diet ketogenik dan diet ketofastosis. Sebalinya, Anda berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi Anda sebelum melakukan diet keto. Dengan begitu, upaya diet yang Anda lakukan bisa lebih optimal dengan arahan langsung dari ahlinya.

Sumber

Healthline. (2020). The Ketogenic Diet: A Detailed Beginner’s Guide to Keto. www.healthline.com

Healthline. (2018). Intermittent Fasting and Keto: Should You Combine the Two?. www.healthline.com

Medium. (2018). What is The Difference between a Ketogenic and a Ketofastosis Diet?. medium.com

Web MD. (2022). Ketosis. www.webmd.com