Perawatan dan Penanganan Pembesaran Prostat

Perawatan dan Penanganan Pembesaran Prostat

Penulis: Faruq

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 23 Agustus 2023

 

Penderita  BPH (benign prostatic hyperplasia) mempunyai ukuran prostat lebih besar dari pria normal. Hal ini memunculkan pertanyaan, adakah cara untuk mencegah pembesaran prostat terjadi?

Jawabannya adalah tidak. Pada dasarnya, kelenjar prostat akan terus tumbuh dan berkembang sehingga bisa menjadi penyebab pembesaran prostat atau BPH.

Akan tetapi ada beberapa cara untuk merawat prostat dan mengobati BPH. Biasanya, dokter akan memberikan tindakan sesuai dengan gejala yang muncul pada penderita.

Jenis perawatan utama gangguan pembesaran prostat yaitu:

Perawatan mandiri

Perawatan ini merujuk pada perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan gejala BPH.

  • Segera ke kamar mandi ketika merasa ingin buang air kecil.
  • Pergi ke kamar mandi untuk buang air, meskipun tidak merasa ingin.
  • Menghindari dekongestan dan antihistamin, karena efeknya bisa mempersulit pengosongan kandung kemih.
  • Menghindari kafein dan alkohol, terutama pada jam makan malam.
  • Mengelola stres, karena rasa gugup dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.
  • Olahraga secara rutin, karena kurang olahraga dapat memperburuk gejala yang muncul.
  • Belajar dan praktik senam kegel untuk memperkuat otot panggul.
  • Menjaga tubuh untuk tetap hangat, karena kedinginan bisa memperburuk gejala yang muncul.

Selain itu, beberapa orang juga melakukan pengobatan alami, namun tidak terbukti efektif. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan perawatan mandiri.

Pengawasan aktif

Sering kali, BPH hanya membutuhkan pengawasan secara aktif. Dengan begitu, BPH akan diawasi dengan ketat tetapi tidak diobati secara aktif. Anda hanya perlu melakukan kunjungan rutin ke ahli urologi untuk memantau perkembangannya.

Aktivitas ini bisa berlangsung dalam waktu yang lama. Biasanya, diet dan olahraga menjadi solusi untuk mencegah atau sekadar mengelola gejala yang muncul.

Pengawasan aktif baik untuk merawat penderita dengan gejala ringan hingga sedang. Jika gejala mulai memburuk atau gejala baru muncul, dokter mungkin akan menyarankan untuk pengobatan aktif.

Baca Juga : Kenali Gangguan Prostat dan Penyebabnya

Resep obat

Ketika perawatan mandiri dan pengawasan aktif tidak berhasil, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk menggunakan obat-obatan. Beberapa obat ini dapat membantu mengurangi gejala dan mengobati BPH itu sendiri.

1. Alpha blocker

Obat ini dapat langsung bereaksi dengan mengendurkan otot-otot prostat dan kandung kemih. Alpha blocker tidak mengurangi atau mengecilkan ukuran kelenjar prostat. Akan tetapi berfungsi untuk meningkatkan aliran urin, mengurangi penyumbatan uretra, serta mengurangi gejala BPH.

Alpha blocker berbentuk pil siap minum. Efek samping yang mungkin timbul yaitu pusing, cepat lelah, dan kesulitan ejakulasi.

2. 5-Alpha reductase inhibitor

Obat ini berfungsi untuk menutup produksi dihidrotestosteron (DHT), hormon prostat yang membuat prostat tumbuh. Alpha reductase inhibitor berfungsi mengecilkan prostat, meningkatkan aliran urin, dan mengurangi risiko komplikasi BPH.

Alpha reductase inhibitor berbentuk pil. Obat ini cocok untuk pria dengan kelenjar prostat yang sangat besar. Pengobatan ini mungkin bisa berlangsung beberapa bulan.

Efek samping yang muncul yaitu disfungsi ereksi dan penurunan libido. Selain itu, Anda harus tetap mengonsumsi pil ini untuk mencegah gejala datang kembali.

3. Kombinasi alpha blocker dan 5-alpha reductase inhibitor

Dokter mungkin menyarankan kombinasi untuk penderita prostat yang sangat besar. Kedua obat tersebut dapat bekerja sama dengan baik untuk memperbaiki gejala dan mencegah BPH menjadi lebih buruk.

Kombinasi yang diberikan yaitu:

  • Finasteride dan doxazosin
  • Dutasteride  dan tamsulosin
  • Alpha blocker dan anti-muskarinik

Anti-muskarinik bekerja untuk mengendurkan otot kandung kemih. Dokter akan menambahkan kandungan ini untuk pasien dengan gejala kemih terlalu aktif, kondisi di mana otot-otot kemih menekan tanpa terkendali sehingga muncul rasa ingin buang air terus-menerus. Ini dapat menyebabkan inkontinensia (kebocoran) pada kemih.

Setiap obat mempunyai efek samping, sehingga kombinasi akan memunculkan lebih banyak efek samping. Umumnya, yang terjadi adalah pusing, disfungsi ereksi, mudah lelah, dan penurunan tekanan darah saat berpindah posisi dari duduk atau berbaring ke berdiri.

Baca Juga : Ketahui Kadar Ureum Tinggi dan Cara Menurunkannya

Selain beberapa obat di atas, dokter mungkin memberikan obat pengurang hormon dan antibiotik.

Obat pengurang hormon diberikan untuk menurunkan kadar testosteron, sehingga dapat mengecilkan prostat dan memperlancar urin. Sedangkan antibiotik berguna jika terjadi peradangan kronis karena bakteri, sehingga dapat memperbaiki gejala BPH dan mengurangi peradangan.

Operasi

Ada beberapa prosedur operasi prostat untuk mengobati BPH ketika pengobatan tidak efektif.

1. Prosedur rawat jalan

Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan beberapa instrumen ke uretra dan kelenjar prostat, yaitu:

  • Trans-urethral needle ablation (TUNA), yaitu gelombang radio untuk mengecilkan jaringan prostat.
  • Trans-urethral microwave therapy (TUMT), yaitu gelombang mikro untuk menghilangkan jaringan prostat.
  • Water-induced thermotherapy (WIT), yaitu air panas yang berguna untuk menghancurkan jaringan prostat berlebih.
  • High-intensity focused ultrasonography (HIFU), yaitu energi yang digunakan untuk menghilangkan jaringan prostat berlebih.

2. Prosedur rawat inap

Biasanya, dokter menyarankan cara ini jika terjadi beberapa gejala berikut:

  • Gagal ginjal
  • Batu kandung kemih
  • Infeksi saluran kemih berulang-ulang
  • Inkontinensia
  • Tidak bisa mengosongkan kandung kemih
  • Beberapa kali buang air dengan darah

Adapun prosedur yang dilakukan meliputi:

  • Trans-Urethral Resection of the Prostate (TURP), merupakan pembedahan yang umum untuk BPH. Dokter akan memasukkan alat kecil dalam prostat melalui uretra. Kemudian, prostat diangkat sepotong demi sepotong.
  • Prostatektomi sederhana. Dokter akan membuat sayatan di perut atau perineum (belakang skrotum). Kemudian prostat bagian dalam akan diangkat, sehingga meninggalkan bagian luar.
  • Trans-Urethral Incision of the Prostate (TUIP). Operasi ini mirip dengan TURP, tetapi tidak melakukan pengangkatan prostat. Namun, dokter akan membuat sayatan kecil pada prostat untuk memberi jalur urin agar bisa mengalir dengan leluasa.

Baca Juga : Kenali Kanker Prostat dan Bahayanya

Sumber

Health Line. (2018). What Do You Want to Know About Enlarged Prostate? www.healthline.com
Mayo Clinic. (2019). Benign prostatic hyperplasia (BPH). www.mayoclinic.org
NHS. (2020). Benign prostate enlargement. www.nhs.uk
Urology Care Foundation. (2021). Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). www.urologyhealth.org
Web MD. (2020) Can I prevent BPH? www.webmd.com