Menstruasi Tidak Lancar? Ketahui 7 Penyebabnya

Menstruasi Tidak Lancar? Ketahui 7 Penyebabnya
Penulis: Dita | Editor: Umi
Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida
Terakhir ditinjau: 24 September 2022
Umumnya durasi normal siklus menstruasi atau haid adalah 28 hari. Namun karena berbagai faktor, siklus ini bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Menstruasi dikatakan tidak normal jika panjang siklusnya lebih dari 35 hari atau jika durasinya bervariasi.
Apa itu Menstruasi?
Menstruasi adalah sebuah siklus yang terjadi ketika endometrium yang merupakan lapisan rahim dilepaskan. Hal ini terjadi ketika seorang wanita tidak dalam keadaan hamil. Pelepasan endometrium ini kemudian muncul dalam bentuk pendarahan di rahim yang dikeluarkan melalui vagina.
Haid biasanya dimulai ketika seorang wanita memasuki masa pubertas yakni antara usia 10–16 tahun dan berlanjut sampai usia menopause (45–55 tahun). Meski umumnya memiliki siklus yang sama, banyak kasus menstruasi tidak teratur yang dialami oleh para wanita.
Menstruasi tidak teratur dalam istilah medis dikenal dengan sebutan oligomenore. Kondisi ini bisa terjadi ketika ada perubahan metode kontrasepsi, terjadi ketidakseimbangan hormon dalam tubuh atau sebagai efek ketika seseorang memasuki masa menopause. Seseorang yang melakukan latihan fisik tertentu juga bisa mengalami oligomenore.
Ada beberapa kondisi yang dapat dikatakan sebagai oligomenore yakni:
- Tanggal menstruasi yang mulai berubah karena siklus yang menjadi pendek atau panjang.
- Anda mengeluarkan darah lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.
- Durasi lamanya menstruasi sering berubah-ubah.
Baca Juga: Cara Ampuh Menstruasi Tidak Teratur Kembali Normal
Penyebab Menstruasi Tidak Lancar
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan haid tidak lancar. Ada yang berasal dari stres sampai kondisi medis yang serius. Selengkapnya, simak ulasan berikut ini!
1. Faktor Gaya Hidup
Penurunan atau kenaikan berat badan dalam jumlah yang signifikan, pola makan, perubahan rutinitas olahraga hingga penyakit dan gangguan lain bisa berdampak pada siklus menstruasi seseorang. Perubahan-perubahan ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh, tetapi bisa normal kembali dengan sendirinya.
2. Stres
Stres jangka panjang atau stres yang berat bisa menyebabkan salah satu bagian otak yang mengontrol produksi hormon menjadi terganggu. Akibatnya, ovulasi dan menstruasi bisa berhenti sama sekali. Ketika penyebab utama dari stres hilang, siklus normal biasanya akan kembali lagi. Oleh karena itu, yang perlu Anda lakukan adalah mengelola stres dengan baik.
3. Penggunaan Pil Kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi mengandung kombinasi hormon estrogen dan progestin. Pil ini mencegah kehamilan dengan menjaga agar ovarium tidak melepaskan sel telur.
Beberapa wanita mengalami menstruasi yang tidak teratur bahkan tidak menstruasi sama sekali selama 6 bulan setelah menghentikan konsumsi pil kontrasepsi. Ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan alat kontrasepsi agar efek sampingnya bisa diminimalisir.
4. Polip pada Rahim dan Fibroid Rahim
Polip rahim adalah munculnya benjolan non kanker di lapisan rahim. Sementara itu, fibroid rahim merupakan tumor yang menempel pada dinding rahim.
Ukuran fibroid biasanya beragam mulai dari seukuran biji apel sampai seukuran jeruk bali. Tumor ini umumnya jinak, tapi jika dibiarkan bisa menyebabkan perdarahan dan nyeri hebat selama periode menstruasi.
Jika fibroid dibiarkan membesar, kandung kemih atau rektum bisa tertekan sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Dokter umumnya akan menyarankan operasi pengangkatan tumor untuk mengatasi masalah ini.
Baca Juga: Cara Mengatasi Fibroid Rahim, Tumor yang Mengganggu Kesuburan
5. Endometriosis
Pada kondisi normal, jaringan endometrium yang melapisi rahim akan luruh/jatuh setiap bulan dan keluar bersama aliran darah menstruasi.
Endometriosis merupakan kondisi ketika jaringan endometrium mulai tumbuh di luar rahim. Jaringan ini bisa menempel pada ovarium atau saluran tuba. Bahkan kadang bisa tumbuh pada organ lain di saluran pencernaan bagian bawah.
Endometriosis bisa menyebabkan perdarahan hebat, kram yang sangat menyakitkan, nyeri sebelum dan selama menstruasi hingga nyeri ketika berhubungan seksual.
6. Penyakit Radang Panggul
Penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi bakteri yang memengaruhi sistem reproduksi wanita. Bakteri bisa masuk ke vagina melalui kontak seksual kemudian menyebar ke rahim dan saluran genital bagian atas. Bakteri juga bisa masuk ke saluran reproduksi melalui persalinan, keguguran, atau aborsi.
Beberapa gejala PID yang umum terjadi berupa keputihan berlebihan dengan bau tak sedap, menstruasi yang tidak teratur, nyeri di area panggul dan perut bagian bawah, demam, mual, muntah hingga diare.
7. Masalah Tiroid
Hipotiroidisme atau tiroid yang kurang aktif dapat menyebabkan Anda mengalami periode menstruasi lebih lama dan lebih berat. Anda mungkin juga mengalami kram yang menyakitkan, kelelahan, sensitif terhadap udara dingin, dan berat badan bertambah.
Sedangkan tingkat hormon tiroid yang tinggi (hipertiroidisme) dapat menyebabkan periode menstruasi lebih pendek dan lebih ringan. Anda mungkin juga mengalami beberapa gejala berupa penurunan berat badan secara mendadak, kecemasan, hingga jantung berdebar kencang.
Ketika Anda mulai mengalami menstruasi yang tidak teratur baik haid yang terlambat atau pola periode yang berubah, segera hubungi dokter. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari penyebabnya. Setelah itu, barulah pengobatan bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Baca Juga: 6 Cara Aman agar Menstruasi Datang Lebih Cepat
Sumber
Cleveland Clinic (2019). Abnormal Menstruation (Periods). www.my.clevelandclinic.org
Medical News Today (2020). Can You Miss a Period and Not to Be Pregnant? www.medicalnewstoday.com
Medical News Today (2020). What You Need To Know About Irregular Periods. www.medicalnewstoday.com
Penn Medicine (2020). Irregular Periods: Why is My Period Late? www.pennmedicine.org
Webmd (2019). Why is My Periode So Random? www.webmd.com