Penyebab Keputihan Gatal dan Tidak Nyaman

Penyebab Keputihan Gatal dan Tidak Nyaman

Penulis: Meimei | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 24 Oktober 2022

 

Keputihan yang gatal adalah kondisi yang banyak dialami oleh para wanita. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa tidak nyaman, sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Sayangnya, banyak yang merasa malu mengalaminya sehingga tidak mendapatkan pengobatan yang tepat.

Sebenarnya, keputihan adalah hal normal yang terjadi pada vagina. Hal ini biasanya terjadi karena kadar estrogen yang meningkat dan memicu terjadinya keputihan. Peningkatan estrogen ini umumnya terjadi sebelum menstruasi, pasca melahirkan, sebelum menopause atau selama hamil. Namun keputihan yang disertai rasa gatal, iritasi, maupun sensasi terbakar adalah hal yang tidak normal dan harus diwaspadai.

Baca Juga: 7 Penyebab Keputihan Berbau Amis

Penyebab Keputihan Gatal

Ada banyak alasan yang menyebabkan keputihan menjadi gatal. Hal ini bisa berkaitan dengan kesehatan organ kelamin, pola makan atau gaya hidup yang mungkin tidak sehat. Berikut adalah beberapa kemungkinannya.

1. Infeksi Jamur

Infeksi jamur pada vagina dapat menyebabkan keputihan menjadi gatal.

Hal ini juga ditandai dengan warna cairan yang keluar dari vagina cenderung aneh, yakni putih pekat seperti susu, kental hingga bergumpal menyerupai keju.

Keputihan yang disebabkan oleh jamur umumnya akan terasa sangat gatal dan berisiko menyebabkan iritasi. Selain itu, hal ini juga membuat vulva Anda terasa sakit dan bengkak.

Penyebab utama infeksi jamur pada vagina umumnya karena infeksi jamur Candida albicans.

2. Dermatitis Kontak

Keputihan yang terasa gatal mungkin juga disebabkan oleh produk yang Anda gunakan.

Beberapa produk dapat memicu terjadinya dermatitis kontak, misalnya saja penggunaan sabun atau cairan pembersih vagina yang tidak direkomendasikan.

Dermatitis kontak menyebabkan ruam gatal yang dipicu oleh reaksi alergi terhadap zat yang mengiritasi.

Beberapa kandungan yang berisiko misalnya saja pelumas vagina, spermisida, kondom lateks, dan penggunaan pakaian ketat. Selain itu, penggunaan kertas toilet beraroma, sampo, sabun, pembalut dan tampon juga bisa menjadi pemicunya.

Untuk mengurangi gejalanya, hentikan penggunaan produk atau kebiasaan yang diduga menjadi pemicunya.

Biasanya, keputihan gatal yang disebabkan dermatitis kontak tidak membutuhkan penyembuhan khusus. Hal ini bisa hilang dengan sendirinya ketika penyebabnya juga dihentikan.

Untuk membantu proses penyembuhan, cobalah berendam dalam bak mandi berisi air hangat suam-suam kuku, dengan beberapa sendok makan soda kue hingga 15 menit, sebanyak beberapa kali sehari.

Baca Juga: Kenali Tanda Keputihan Tidak Normal

3. Vaginosis Bakterial

Vaginosis bakterialis adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari bakteri jahat.

Gejalanya termasuk keputihan yang gatal, berwarna abu-abu, putih pekat hingga kehijauan, serta aroma vagina yang tidak sedap. Selain itu, kondisi ini juga memicu sensasi terbakar ketika buang air kecil.

Anda bisa mengobati vaginosis bakterial dengan antibiotik oral, gel antibiotik vagina, atau krim.

Pastikan untuk segera mengobati keluhan ini agar tidak memicu komplikasi lainnya. Hal ini karena, bakterial vaginosis yang dibiarkan saja bisa menyebabkan kelahiran prematur, infeksi setelah operasi, dan penyakit radang panggul.

4. Lichen Sclerosus

Lichen sclerosus adalah kondisi tidak biasa pada vagina Anda yang ditandai dengan keputihan gatal dan adanya bintik-bintik putih di daerah vulva Anda.

Penyebabnya sampai sekarang belum diketahui oleh dunia kesehatan. namun, biasanya dokter akan meresepkan salep dengan kandungan kortikosteroid atau obat modulasi kekebalan untuk mengobatinya.

Lichen sclerosus yang tidak diobati dapat menyebabkan jaringan parut vagina, melepuh, seks yang menyakitkan, dan kanker vulva.

5. Perubahan hormon

Keputihan yang menimbulkan rasa gatal juga bisa disebabkan oleh menurunnya kadar estrogen.

Hal ini umum terjadi ketika usia Anda Semakin bertambah tua. Selain itu, ibu menyusui juga bisa memicu penurunan kadar estrogen meski hanya sementara.

Kadar hormon estrogen yang rendah dapat mengakibatkan lapisan vagina Anda menjadi semakin menipis, serta menyebabkan gatal dan iritasi yang mengganggu.

Tak perlu khawatir, sebab gejala ini akan hilang ketika Anda berhenti menyusui dan kadar estrogen meningkat lagi.

Dalam banyak kasus, kondisi ini juga akan sembuh dengan sendirinya ketika tubuh sudah kembali beradaptasi.

6. Kutu kemaluan

Penyebab lain dari keputihan yang terasa gatal adalah adanya kutu di area kemaluan Anda.

Makhluk ini berukuran sangat kecil, sehingga sulit tertangkap oleh mata. Namun, dampaknya cukup berbahaya karena dapat menyebabkan rasa gatal yang amat sangat dan berisiko memicu penyakit lainnya.

Kutu ini kerap menempel di bulu atau rambut kemaluan yang panjang, lebat dan tidak bersih. Selain itu, hewan ini juga dapat menempel pada area tubuh lain yang ditutupi rambut kasar.

Gangguan ini dapat diobati dengan lotion khusus yang dijual bebas atau penggunaan obat resep topikal dari dokter.

Baca Juga: Pahami Penyebab dan Gejala Keputihan

Sumber

MSD Manual. (2020). Vaginal Itching and Discharge. www.msdmanuals.com

Medline Plus. Vaginal itching and discharge – adult and adolescent. medlineplus.gov

Healthline. (2020). Reasons Vaginal Itch Happens When You Don’t Have a Yeast Infection. www.healthline.com

Medical News Today. (2020). What do different types of vaginal discharge mean?. www.medicalnewstoday.com