Demam Berdarah Dengue (DBD): Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

Demam Berdarah Dengue (DBD): Penyebab, Gejala dan Pengobatannya

Penulis: Marizka | Editor: Handa

Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi momok bagi masyarakat  Indonesia. Kekhawatiran akan terjangkitnya penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk ini semakin bertambah ketika musim penghujan tiba. Penyakit DBD di Indonesia sendiri terus terjadi dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kasus DBD di Indonesia hingga Juli 2020 mencapai 71.633 dengan lebih dari 400 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Penyakit ini tidak bisa dianggap sepele, karena penanganan yang terlambat dapat mengakibatkan pasien meninggal dunia. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda mengetahui gejala, penyebab, dan penanganan pada demam berdarah.

Penyebab Demam Berdarah

Penyebab demam berdarah adalah virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Ketika virus dengue menginfeksi nyamuk dan nyamuk menggigit manusia, maka hal ini bisa mengantarkan virus tersebut masuk ke dalam tubuh.

Nyamuk Aedes aegypti umumnya berukuran lebih kecil, badannya berwarna hitam pekat dengan dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal di kaki. Nyamuk ini biasanya bekerja dari pagi hingga sore hari, namun terkadang juga menggigit pada malam hari dan menyukai tempat gelap dan sejuk, sehingga lebih banyak ditemukan di dalam rumah dibandingkan di luar rumah yang panas.

Gejala Demam Berdarah

Salah satu gejala DBD yaitu ketika Anda mengalami demam tinggi hingga 39 derajat Celcius. Demam ini akan berlangsung terus-menerus selama dua hingga tujuh hari, kemudian turun dengan cepat dan biasanya diikuti gejala demam berdarah, seperti:

  • Sakit kepala
  • Nyeri otot, tulang, dan sendi
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit di belakang mata
  • Kelenjar bengkak
  • Ruam

Selanjutnya, gejala demam berdarah di atas akan diikuti oleh tanda perdarahan, di antaranya:

  • Mimisan
  • Gusi berdarah
  • Muntah darah
  • Timbul bintik-bintik merah pada kulit
  • BAB berwarna hitam

Pada fase demam, DBD biasanya diikuti oleh fase kritis selama dua hingga tiga hari. Pada fase kritis inilah suhu tubuh menurun dan biasanya dianggap sudah sembuh. Padahal, pada fase ini, penderita harus waspada sebab bisa terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.

Baca Juga : Cara Mencegah Tipes (Demam Tifoid) serta Tips Pemulihan Jika Terkena

Pengobatan untuk Demam Berdarah

Tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Dokter mungkin akan memberi saran agar Anda banyak minum air untuk menghindari dehidrasi akibat muntah dan demam tinggi. Beberapa pengobatan demam berdarah lainnya, meliputi:

1. Mengonsumsi Obat Penurun Demam

Acetaminophen adalah obat yang mungkin direkomendasikan oleh dokter untuk mengurangi rasa sakit dan menurunkan demam. Hindari pereda nyeri yang dapat meningkatkan komplikasi perdarahan. seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen sodium

2. Banyak Beristirahat

Demam berdarah membuat penderitanya mudah merasa lelah dan lemas. Untuk itu, sangat disarankan agar Anda banyak beristirahat dan tidur yang cukup. Selain membuat tubuh bugar, hal tersebut juga berpengaruh untuk membantu pemulihan sel-sel di tubuh yang rusak.

Untuk memaksimalkan hal ini, dokter akan memberikan resep obat tidur, agar pasien dapat tidur dengan nyenyak. Jika Anda menderita demam berdarah parah, Anda mungkin membutuhkan beberapa perawatan, seperti:

  • Perawatan suportif di rumah sakit
  • Penggantian cairan dan elektrolit intravena (IV)
  • Pemantauan tekanan darah
  • Transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang

3. Pengobatan di Rumah

Tidak selamanya, pasien DBD harus menjalani opname di rumah sakit. Selama mengikuti panduan yang disarankan oleh dokter, Anda bisa merawat pasien DBD di rumah. Berikut ini gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi demam berdarah:

  • Mengonsumsi jus daun pepaya. Penderita demam berdarah, memiliki jumlah trombosit yang rendah. Untuk meningkatkan trombositnya, pasien DBD dapat mengonsumsi jus daun pepaya. Pasalnya, penelitian yang dilakukan Annisa Agustina dari Fakultas Kedokteran Universitas lampung tahun 2019, menunjukkan bahwa daun pepaya mengandung enzim proteinolitik, seperti papain dan chymopapain yang membantu meningkatkan jumlah trombosit.
  • Mengonsumsi jus jambu biji. Di Indonesia sendiri, jambu biji sudah terkenal sebagai obat untuk demam berdarah. Jus jambu biji kaya akan nutrisi serta vitamin C yang membantu membangun kekebalan. Anda bisa menambahkan jus jambu biji segar ke dalam menu makanan Anda untuk meningkatkan kadar trombosit, sehingga kondisi Anda cepat pulih.
  • Mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan imun tubuh. Sistem kekebalan yang kuat membantu Anda mencegah demam berdarah dan proses pemulihannya. Kekebalan yang kuat, bahkan dapat mengobati gejala awal demam berdarah. Anda hanya perlu menambahkan makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh ke dalam menu harian. Makanan tersebut, seperti jeruk, bawang putih, almond, dan kunyit.

Perlu diingat, jika Anda ingin menggunakan obat-obatan herbal untuk proses penyembuhan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Hal ini karena tidak semua herbal cocok dengan kondisi kesehatan Anda.

Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Cegah Demam Berdarah dengan 6 Langkah Berikut

Sumber


Center for Disease Control and Prevention. 2020. Dengue. www.cdc.gov
Jurnal Dunia Farmasi. 2019. Review Pengaruh Daun Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Peningkatan Trombosit pada Pasien Demam Berdarah.  ejournal.helvetia.ac.id
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Hingga Juli, Kasus DBD di Indonesia Capai 71 Ribu. www.kemkes.go.id
Mayo Clinic. Dengue Fever. www.mayoclinic.com
Web MD. Dengue Fever. www.webmd.com
World Health Organization. 2020. Dengue and Severe Dengue. www.who.int