Waspadai Penyebab dan Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang

Waspadai Penyebab dan Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang

Penulis: Dea | Editor: Umi

Cedera tulang belakang merupakan kerusakan yang terjadi pada saraf tulang belakang atau saraf di ujung kanal (saluran) tulang belakang (disebut juga akar saraf tulang belakang/cauda equina).

Cedera saraf tulang belakang dapat terjadi akibat trauma (misalnya kecelakaan mobil) atau dari kondisi medis (seperti kanker). Tergantung pada tingkat keparahan cedera, penderita bisa kehilangan fungsi atau mobilitas di berbagai bagian tubuh.

Trauma fisik yang satu ini adalah keadaan darurat medis dan bisa menimbulkan dampak permanen. Oleh karena itu, mendapatkan perawatan segera bisa mengurangi efek jangka panjang.

Baca Juga: Cedera Engkel dan Cara Mengatasinya

Penyebab Cedera Saraf Tulang Belakang

Berdasarkan jenisnya, cedera saraf tulang belakang bisa terjadi karena pengalaman trauma dan nontraumatis. Artinya, cedera ini bisa terjadi akibat adanya insiden yang menyebabkan cedera atau dari kondisi lain, seperti penyakit tertentu.

Cedera saraf tulang belakang traumatis bisa terjadi akibat:

  • Serangan kekerasan, seperti penusukan atau tembakan
  • Menyelam ke air yang terlalu dangkal dan menyentuh dasar
  • Trauma saat kecelakaan kendaraan, khususnya trauma pada wajah, kepala, dan daerah leher, punggung, atau daerah dada
  • Terjatuh dari ketinggian
  • Cedera kepala atau tulang belakang saat olahraga.

Sementara cedera saraf tulang belakang akibat nontraumatis dapat disebabkan oleh arthritis (radang sendi), kanker, peradangan pada sumsum tulang belakang, infeksi, osteoporosis, polio, atau TBC tulang belakang.

Faktor Risiko

Cedera saraf tulang belakang dapat terjadi pada siapa saja pada usia berapa pun. Namun, faktor-faktor tertentu dapat membuat Anda berisiko lebih tinggi mengalami cedera ini, termasuk:

  • Berusia antara 16–30 tahun atau usia di atas 65 tahun
  • Laki-laki menyumbang 78% dari kasus cedera saraf tulang belakang
  • Menderita penyakit tertentu yang berkaitan dengan sendi dan tulang, seperti osteoporosis
  • Mengonsumsi minuman beralkohol
  • Kecelakaan kendaraan bermotor yang menyumbang hampir 40% kasus cedera saraf tulang belakang
  • Terlibat dalam aktivitas yang berisiko tinggi, seperti melakukan olahraga ekstrem atau tanpa menggunakan perlengkapan pelindung.

Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang

Gejala cedera saraf tulang belakang tergantung pada tingkat keparahan cedera dan lokasinya di sumsum tulang belakang.

Umumnya, semakin tinggi tingkat cedera pada saraf tulang belakang, semakin parah gejalanya.

Tingkat cedera menentukan apakah sumsum atau saraf tulang belakang mengalami kerusakan seluruhnya (complete/lengkap) atau hanya sebagian (incomplete/lokal/tidak lengkap).

  • Gejala cedera tidak lengkap ditandai dengan berkurangnya kemampuan untuk bergerak atau merasakan sehingga gerakan tubuh pasien menjadi lemah.
  • Sedangkan cedera lengkap menyebabkan hilangnya fungsi sensorik dan kontrol motorik sehingga pasien mengalami kelumpuhan total. Pada cedera lengkap, kelumpuhan dapat terjadi di hampir seluruh tubuh (quadriplegia) atau bagian bawah tubuh (paraplegia).

Bahkan cedera saraf tulang belakang yang paling parah bisa memengaruhi sistem yang mengatur kontrol usus atau kandung kemih, pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Kebanyakan pasien juga mengalami nyeri kronis.

Sementara itu, lokasi cedera pada saraf tulang belakang menentukan bagian tubuh mana yang terpengaruh dan seberapa parah gejalanya.

Tepat setelah cedera tulang belakang, tulang belakang Anda mungkin mengalami syok. Hal ini menyebabkan hilangnya atau berkurangnya perasaan, gerakan otot, dan refleks.

Namun, saat pembengkakan mereda, gejala lain mungkin muncul tergantung pada lokasi cedera, yakni:

  • Tetraplegia atau juga dikenal sebagai quadriplegia. Kelumpuhan yang terjadi pada bagian atas dan bawah tubuh (termasuk kedua tangan dan kaki), tepatnya dari bagian leher hingga ke bawah. Kelemahan ini bisa memengaruhi otot dada sehingga pasien mengalami kesulitan bernapas dan membutuhkan alat bantu napas.
  • Paraplegia. Kelumpuhan yang memengaruhi anggota tubuh bagian bawah, termasuk tungkai bawah dan organ panggul.

Biasanya dokter akan melakukan serangkaian tes untuk menentukan tingkat neurologis dan kelengkapan cedera yang dialami oleh pasien.

Adapun berbagai gejala yang bisa muncul akibat cedera saraf tulang belakang meliputi:

  • Hilangnya kemampuan untuk bergerak
  • Kehilangan fungsi sensorik, termasuk kemampuan untuk merasakan panas, dingin, dan sentuhan
  • Kehilangan kontrol usus atau kandung kemih
  • Kejang otot
  • Perubahan fungsi seksual, penurunan gairah seksual, dan kemandulan
  • Rasa sakit atau sensasi menyengat akibat kerusakan pada serabut saraf di sumsum tulang belakang
  • Kesulitan bernapas, batuk, atau mengeluarkan lendir dari paru-paru.

Kapan Harus ke Dokter?

Siapa pun yang mengalami trauma pada kepala atau leher memerlukan evaluasi medis segera untuk melihat kemungkinan terjadinya cedera saraf  tulang belakang.

Bahkan akan lebih aman untuk menganggap bahwa korban trauma mengalami cedera saraf tulang belakang sampai kondisinya didiagnosa dengan jelas. Hal ini karena:

  • Cedera saraf tulang belakang yang serius tidak selalu langsung terlihat. Jika tidak segera terdiagnosis, kerusakan yang lebih parah bisa terjadi.
  • Mati rasa atau kelumpuhan bisa langsung dirasakan atau datang secara bertahap.
  • Jarak antara cedera dan pengobatan merupakan waktu yang sangat penting dalam menentukan tingkat keparahan komplikasi dan kemungkinan tingkat pemulihan pasien.

Jika Anda mencurigai seseorang mengalami cedera punggung atau leher, segera lakukan pertolongan pertama pada pasien:

  • Jangan pindahkan korban yang terluka untuk menghindari terjadinya kelumpuhan permanen dan komplikasi serius lainnya
  • Hubungi bantuan medis darurat
  • Periksa kondisi korban, termasuk pernapasan dan denyut nadinya
  • Letakkan handuk tebal di kedua sisi leher atau pegang kepala dan leher untuk mencegah korban bergerak sampai paramedis tiba
  • Berikan pertolongan pertama dasar, seperti menghentikan pendarahan dan membuat korban nyaman, tanpa menggerakkan kepala atau leher.

Pertolongan pertama pada korban kecelakaan sangat berarti guna menyelamatkan nyawa korban dan mencegah dampak yang lebih fatal.

Baca Juga: Cedera Saraf Tulang Belakang: Dampak, Pengobatan, dan Pencegahan

Sumber

Cleveland Clinic. (2020). Spinal Cord Injury. my.clevelandclinic.org

Healthline. (2018). Spinal Cord Injury. www.healthline.com 

Medical News Today. (2020). Spinal cord injuries: Types and recovery. www.medicalnewstoday.com

Mayo Clinic. (2021). Spinal cord injury. www.mayoclinic.org