Berbagai Macam Penyebab dan Cara Mengatasi Iritasi Vagina

Berbagai Macam Penyebab dan Cara Mengatasi Iritasi Vagina

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 28 April 2023

 

Iritasi vagina adalah masalah pada vagina yang ditandai dengan gejala seperti rasa gatal, terbakar, dan keluarnya cairan yang tampak tidak normal.

Kondisi ini bisa terjadi karena vagina merupakan organ tubuh wanita yang sangat sensitif dengan ketebalan kulit pelindung (stratum corneum) jauh lebih tipis daripada area kulit di bagian tubuh lain.

Menjaga kesehatan area vagina juga harus dilakukan dengan ekstra karena vagina memiliki kulit yang cenderung lebih lembap sehingga lebih rentan terhadap serangan kuman atau bakteri.

Anda semakin berisiko mengalami iritasi vagina apabila menggunakan berbagai produk yang bersentuhan dengan kulit di area vagina, seperti pembalut, produk pembersih, tekstur kain celana, dan alat kontrasepsi seperti kondom.

Baca Juga: Kentut dari Vagina, Berbahayakah?

Penyebab Iritasi Vagina

Berikut beberapa penyebab iritasi vagina:

1. Vaginosis Bakterialis

Penyebab iritasi vagina yang paling umum adalah vaginosis bakterialis, salah satu penyakit yang menyebabkan keputihan pada wanita usia produktif.

Pemicunya adalah perubahan keseimbangan susunan alami mikroorganisme di dalam vagina (infeksi) akibat adanya pertumbuhan berlebih dari jenis bakteri tertentu, yaitu bakteri gardnerella vaginalis atau bakteri-bakteri anaerob (bacteroides  dan peptococcus).

Kondisi ini dapat menyerang wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual maupun yang belum.

Berikut beberapa gejala vaginosis bakterialis:

  • Vagina gatal
  • Terasa seperti terbakar
  • Nyeri
  • Bau amis umumnya setelah berhubungan seksual
  • Sensasi terbakar saat buang air kecil

2. Paparan Terhadap Zat Iritan

Iritan merupakan zat penyebab iritasi yang dapat menimbulkan ruam kulit yang terasa gatal. Beberapa jenis zat iritan yang kerap menimbulkan iritasi pada vagina adalah:

  • Sabun
  • Krim
  • Salep
  • Pelembut kain
  • Vaginal douching (teknik membersihkan vagina)
  • Deterjen

3. Infeksi Jamur

Infeksi jamur merupakan jenis infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida yang secara alami ada pada vagina.

Kondisi yang juga sering disebut kandidiasis ini dapat menimbulkan beberapa gejala berikut ini:

  • Keputihan
  • Pembengkakan vulva
  • Rasa sakit saat berhubungan seksual
  • Kesulitan buang air kecil
  • Rasa tidak nyaman, gatal, dan perih di vagina

Penyebabnya sendiri beragam, mulai dari efek samping obat-obatan hingga penyakit tertentu. Kondisi ini memang tidak berbahaya, namun dapat menjadi semakin parah jika tidak diobati dengan benar.

4. Trikomoniasis 

Iritasi vagina juga bisa disebabkan oleh trikomoniasis, sebuah penyakit menular seksual karena parasit bernama trichomonas vaginalis.

Anda dapat mencegah penyakit ini dengan menerapkan perilaku seksual yang aman, yaitu tidak berganti-ganti pasangan seksual dan memakai kondom.

Penyakit ini umumnya tidak menimbulkan gejala tapi tetap bisa menular kepada orang lain. Namun, untuk beberapa kasus, trikomoniasis mungkin menyebabkan beberapa gejala berikut ini:

  • Peningkatan jumlah keputihan
  • Cairan berbau busuk yang berwarna abu-abu, hijau, atau kuning
  • Rasa terbakar atau gatal pada vulva dan vagina
  • Ketidaknyamanan atau rasa sakit saat buang air kecil dan berhubungan seks

5. Menopause

Menopause juga dapat menyebabkan iritasi vagina karena saat memasuki masa menopause, terjadi penurunan pada kadar hormon estrogen.

Kondisi ini dapat membuat kulit di sekitar vagina menjadi cenderung lebih tipis dan kering sehingga rentan mengalami iritasi.

Cara Mengatasi Iritasi Vagina 

Iritasi vagina dapat diatasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa di antaranya adalah:

1. Antibiotik

Antibiotik digunakan untuk mengobati vaginosis bakterialis yang berfungsi membunuh bakteri penyebab penyakit ini.

Anda biasanya akan disarankan mengonsumsi antibiotik oleh dokter apabila mengalami gejala yang terus berlangsung, muncul saat kehamilan, atau menjalani prosedur operasi pada daerah panggul, seperti histerektomi.

Meskipun pada beberapa kasus vaginosis bakterialis mungkin dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan, Anda perlu mengonsumsi antibiotik apabila gejalanya terus muncul.

Mengalami gejala tanpa segera ditangani akan berbahaya karena dapat menyebabkan organ reproduksi menjadi lebih rentan terhadap infeksi atau peradangan.

2. Mengurangi Paparan Terhadap Zat Iritan

Anda bisa mengurangi paparan terhadap zat iritan dengan menerapkan beberapa kebiasaan berikut ini:

  • Menggunakan sabun pembersih kewanitaan berbahan lembut yang alami dan mengandung hypoallergenic sehingga menurunkan risiko terjadinya alergi atau iritasi pada vagina.
  • Menghindari berbagai pemicu iritasi, seperti sabun mandi biasa dengan pH tinggi, parfum, hingga tisu toilet berwarna. Sebaiknya pakai tisu toilet tidak berwarna dan tanpa pewangi untuk membersihkan area organ intim.
  • Menjaga vagina tetap bersih dengan sering mengganti pembalut saat menstruasi. Anda juga bisa menggunakan produk pembersih kewanitaan untuk membantu membersihkan vagina jika dibutuhkan.

3. Penggunaan Obat-Obatan yang Tepat

Jika iritasi vagina yang Anda alami disebabkan oleh infeksi jamur, Anda dapat mengatasinya dengan konsumsi beberapa jenis obat-obatan berikut ini:

Untuk mengobati trikomoniasis, biasanya dokter akan meresepkan metronidazole. Obat antibiotik yang dikonsumsi untuk mengobati infeksi dan bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan berbagai bakteri dan parasit ini dapat diminum 2 kali sehari selama 5-7 hari.

Jika Anda menjalani pengobatan ini, Anda tidak boleh berhubungan seksual sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.

Biasanya, trikomoniasis sembuh dalam tujuh hari, namun pastikan Anda tetap memeriksakan diri ke dokter dalam 3 minggu hingga 3 bulan setelah pengobatan untuk memastikan infeksi tidak kembali.

Baca Juga: 10 Penyebab Vagina Bengkak yang Perlu Anda Pahami

Sumber

Medical News Today. (2020). What causes vaginal irritation?. www.medicalnewstoday.com

WebMD. (2020). Vaginal Itching, Burning, and Irritation. https://www.webmd.com/women/guide/vaginal-itching-burning-irritation

Cleveland Clinic. (2021). Vaginitis. my.clevelandclinic.org

Planned Parenthood. (2014). What is causing my vaginal irritation?. www.plannedparenthood.org