Penyebab dan Cara Mengatasi Alergi pada Bayi

Penyebab dan Cara Mengatasi Alergi pada Bayi

Penulis: Mustika | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Sama seperti orang dewasa, bayi juga bisa memiliki alergi terhadap makanan yang dimakan, barang yang disentuh, dan partikel tak terlihat yang dihirup saat berada di rumah atau di luar rumah. Meskipun terbilang umum, tetapi untuk mengetahui penyebab alergi pada bayi tidaklah mudah.

Bahkan tidak jelas mengapa beberapa bayi memiliki alergi tertentu, sedangkan bayi yang lain tidak. Hal ini karena banyak faktor berbeda yang dapat menyebabkan bayi terkena alergi. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan alergi pada bayi.

1. Alergi Makanan

Makanan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan alergi pada bayi. Alergi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh (imun) bayi Anda memiliki reaksi yang buruk terhadap beberapa makanan. Biasanya makanan yang menyebabkan alergi, seperti telur, susu, kedelai, gandum, ikan, atau makanan laut lainnya.

Jika bayi Anda alergi terhadap makanan tertentu, maka tubuh bayi akan bereaksi yang ditandai dengan beberapa gejala, seperti pembengkakan, ruam, atau kesulitan bernapas. Walaupun begitu, sebagian besar alergi tersebut akan menghilang saat bayi beranjak dewasa.

Baca Juga : Perbedaan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan

2. Alergi Terhadap Lingkungan

Selain alergi makanan, lingkungan yang tidak sehat juga bisa menjadi pemicu munculnya alergi pada bayi, seperti alergi debu, bulu hewan, kecoa, tungau, atau sengatan serangga lainnya. Oleh karena itu, Anda harus memperhatikan kebersihan lingkungan di mana Anda dan bayi Anda tinggal.

Umumnya, gejala alergi yang disebabkan oleh alergi lingkungan menyerang pada dada dan kepala. Sehingga bayi akan bersin-bersin, batuk, mata berwarna merah dan gatal, hingga demam.

3. Alergi Terhadap Musim

Gejala yang sering terjadi ketika bayi terkena alergi adalah bersin, batuk, hidung berair, atau mata gatal dan berair. Jika bayi Anda mengalami gejala tersebut hanya dalam waktu tertentu, hal itu menunjukkan bahwa bayi Anda memiliki alergi musim. Biasanya, alergi musim ini datang saat musim dingin atau musim pancaroba (peralihan musim panas ke musim dingin).

4. Alergi Bahan-bahan Kimia

Untuk merawat agar bayi Anda bersih dan wangi, biasanya Anda menggunakan beberapa produk yang menggunakan bahan kimia, seperti sabun, losion, sampo, hingga parfum. Tak jarang pula, bayi alergi terhadap bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Kondisi ini disebut dengan dermatitis kontak.

Akibatnya, kulit bayi akan ruam, kering, gatal, gelap atau bahkan terjadi pembengkakan terutama di daerah mata, wajah, dan selangkangan. Untuk itu, mintalah saran kepada dokter anak dalam memilih produk yang aman untuk bayi Anda.

Baca Juga : Ketahui Jenis Alergi pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Tips Mengatasi dan Mencegah Alergi pada Bayi

Setelah mengetahui penyebab alergi yang telah dipaparkan di atas, berikut ini merupakan penanganan dan pencegahan yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko bayi Anda terkena alergi.

  • Berikan ASI Eksklusif Selama 6 Bulan atau Hingga 2 Tahun. Air Susu Ibu (ASI) memiliki nutrisi ideal karena memiliki campuran protein, vitamin, dan lemak yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh kembang. Selain itu, ASI mengandung antibodi untuk melawan bakteri, virus dan alergi yang menyerang bayi.
  • Berikan MPASI setelah Berusia 6 Bulan. Ketika bayi Anda telah menginjak usia enam bulan, saatnya Anda mengenalkan beberapa makanan kepada bayi Anda. Hal ini berfungsi untuk mengurangi risiko alergi yang disebabkan oleh makanan tertentu, seperti telur, kacang, makanan laut, atau daging.
  • Jaga Kebersihan Lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan adalah hal mutlak yang harus Anda lakukan. Hal ini karena debu atau binatang kecil lainnya penyebab alergi bersarang di tempat-tempat yang kotor.
  • Rawat dan Bersihkan Hewan Peliharaan secara Teratur. Jika bayi Anda alergi terhadap binatang, jauhkan hewan peliharaan di luar sebanyak mungkin atau batasi di satu ruangan, yang idealnya tidak memiliki karpet. Jangan izinkan hewan peliharaan di kamar tidur bayi Anda.
  • Perhatikan Label Kemasan. Jika bayi Anda alergi terhadap makanan tertentu, periksa label kemasan untuk memastikan makanan tidak mengandung bahan pemicu alergi.
  • Gunakan Produk Rekomendasi Dokter. Sebaiknya, Anda jangan menggunakan produk yang sembarangan untuk merawat bayi. Hal ini karena kulit bayi sangat sensitif dan rentan alergi terhadap bahan-bahan kimia.
  • Gunakan Obat-obatan Tertentu. Cara ini dapat membantu mengobati gejala alergi bayi Anda dan membantunya merasa lebih baik. Misalnya, jika alergi bayi Anda menimbulkan kulit kering dan pecah-pecah, penggunaan krim dan losion kalamin dapat membantu menenangkan kulit bayi dan mengurangi rasa gatal. Namun, bicaralah dengan dokter untuk mengetahui obat apa yang tepat untuk bayi Anda.

Jika bayi Anda memiliki alergi parah dan perawatan di atas tidak membantu, bayi Anda mungkin memerlukan jenis perawatan yang dikenal sebagai imunoterapi atau desensitisasi. Perawatan ini secara rutin memaparkan bayi pada sejumlah kecil alergen selama beberapa tahun dalam pengawasan dokter. Dalam beberapa kasus, imunitas dapat membantu tubuh bayi Anda terbiasa dengan alergen dan mengurangi keparahan gejalanya.

Baca Juga : Perlukah Tes Alergi pada Si Kecil?

Sumber


Firstory. 2019. Baby Allergies: How to Handle Them.parenting.firstcry.com
Healthline. 2018. What to Expects When Your Baby Has Allergies. www.healthline.com
Mustela. Baby Hives: Cause, Symptoms and Treatments.www.mustelausa.com
Parents. Baby Allergies: Prevention and Treatment. www.parents.com
Web MD. 2019. Breastfeeding Overview. www.webmd.com