Penyakit Peyronie: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Penyakit Peyronie: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Penulis: Dita | Editor: Umi

Penyakit peyronie (peyronie disease) merupakan kondisi non-kanker yang dihasilkan dari jaringan parut fibrosa yang berkembang di penis. Kondisi ini menyebabkan ereksi menjadi melengkung dan terasa menyakitkan.

Penis pria pada dasarnya memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Memiliki bentuk penis yang melengkung saat ereksi tidak selalu menjadi perhatian. Namun, dalam kasus peyronie, penderita merasa lengkungan saat ereksi menyebabkan rasa sakit yang mengganggu.

Kondisi penis yang melengkung saat ereksi akan membuat Anda kesulitan dalam berhubungan seksual. Beberapa penderita mungkin sulit mendapatkan atau mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi). Selain penis yang membengkok, pemendekan penis adalah masalah umum lain yang dialami oleh pasien dengan masalah peyronie.

Penyakit ini jarang hilang dengan sendirinya. Pada kebanyakan kasus, penyakit peyronie bisa bertahan bahkan memburuk. Perawatan dini yang dilakukan sesegera mungkin bisa mencegah kondisi pasien memburuk bahkan mengurangi gejalanya.

Baca Juga: Ketahui Pengaruh Penis yang Tidak Disunat Terhadap Aktivitas Seks

Penyebab Penyakit Peyronie

Sampai saat ini, baik peneliti maupun tenaga medis belum menemukan secara pasti mengapa peyronie bisa terjadi.

Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa parut fibrosa yang terbentuk bisa terjadi akibat trauma yang menyebabkan perdarahan di penis. Penderita mungkin tidak memperhatikan cedera atau trauma yang menyebabkannya.

Pada beberapa kasus yang lain, faktor genetik juga bisa berpengaruh pada perkembangan peyronie. Beberapa obat juga mencantumkan peyronie sebagai kemungkinan efek samping. Namun, tidak ada bukti bahwa obat bisa menyebabkan kondisi tersebut.

Gejala Penyakit Peyronie

Penyakit peyronie memengaruhi jaringan penis dan menyebabkan bentuknya menjadi melengkung. Selain penis yang melengkung, peyronie juga menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual, kesulitan berhubungan seksual hingga depresi.

Biasanya, gejala penyakit peyronie hanya muncul ketika penis sedang ereksi penuh atau ereksi sebagian.

Gejala bisa berkembang perlahan atau muncul dalam satu malam. Ketika penis dalam keadaan normal (tidak ereksi), Anda mungkin tidak akan melihat adanya masalah.

Namun, dalam kasus yang parah, plak yang mengeras akan membuat kelenturan penis berkurang. Efeknya, akan muncul rasa sakit yang memaksa penis menjadi melengkung saat ereksi.

Dalam kebanyakan kasus, rasa sakit akan mereda seiring berjalannya waktu. Tapi lengkungan pada penis bisa memburuk. Beberapa pria dengan penyakit peyronie biasanya juga memiliki jaringan parut di tempat lain di bagian tubuhnya, seperti tangan atau kaki.

Baca Juga: Ketahui Anatomi pada Penis dan Bagaimana Proses Ereksi

Komplikasi dan Pengobatan Penyakit Peyronie

Kebanyakan komplikasi penyakit peyronie sifatnya psikologis. Stres dan depresi karena ketidakmampuan secara seksual akan lebih mengganggu penderita dibanding rasa sakit yang ditimbulkan.

Untuk mengatasinya, pasien bisa menghubungi terapis dan berkonsultasi tentang bagaimana reaksi psikologis terkait penyakit yang dialami. Mampu menerima keadaan kemungkinan besar akan membantu Anda merasa lebih baik dan bisa meningkatkan fungsi seksual.

Lalu, apakah ada terapi pengobatan yang tersedia untuk mengatasi kondisi ini? Jika memang Anda memerlukan pengobatan, dokter akan menyarankan pembedahan atau meresepkan obat.

Pertama, dokter mungkin akan meresepkan pil, seperti pentoxifylline atau potassium para-aminobenzoate (Potaba).

Jika itu tidak berhasil, Anda mungkin mendapatkan suntikan verapamil atau kolagenase (Xiaflex) ke dalam jaringan parut penis. Jika pemberian obat-obatan tidak ada yang berhasil, dokter Anda mungkin mempertimbangkan operasi.

Perlu Anda ketahui bahwa prosedur pembedahan hanya dianjurkan untuk mereka yang sama sekali tidak dapat berhubungan seksual karena peyronie yang mereka alami. Ada 2 jenis pembedahan yang umumnya dilakukan oleh dokter yakni:

  • Membuang plak atau parut dan mencangkokkan jaringan baru di tempat tersebut
  • Membuang atau mengubah jaringan di sisi penis yang berlawanan untuk melawan efek pembengkokan.

Sayangnya, kedua prosedur ini bukanlah solusi yang pasti menyembuhkan. Dengan prosedur pertama, Anda bisa mengalami masalah ereksi. Sementara metode kedua yang disebut prosedur Nesbit akan membuat penis menjadi lebih pendek saat ereksi.

Kebanyakan terapi dan pengobatan hanya bisa efektif jika dilakukan di fase awal perkembangan penyakit. Jika Anda mengalami nyeri saat ereksi, ada baiknya Anda segera membuat janji temu dengan urologis untuk memperoleh penanganan.

Baca Juga: Pahami Ciri-Ciri Penis Sehat Berikut Ini!

Sumber

Healthline. (2021). Understanding ED: Peyronie’s Disease. www.healthline.com

Verywell Health. (2021). Symptoms of Peyronie’s Disease. www.verywellhealth.com

Mayo Clinic. (2021). Peyronie’s Disease. www.mayoclinic.org

Webmd. (2019). What Is Peyronie’s Disease. www.webmd.com