Mengenal Lebih Jauh tentang Atelektasis

Mengenal Lebih Jauh tentang Atelektasis

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 25 Desember 2022

 

Atelektasis adalah sebuah kondisi di mana seluruh atau sebagian paru-paru atau area lobus paru-paru mengalami kolaps. Kondisi ini terjadi ketika kantung udara kecil (alveoli) di dalam paru-paru mengempis dan mungkin terisi dengan cairan alveolar.

Atelektasis merupakan salah satu komplikasi pernapasan yang paling umum terjadi pasca operasi.

Atelektasis juga merupakan kemungkinan komplikasi dari masalah pernapasan lainnya, termasuk cystic fibrosis, tumor paru-paru, cedera dada, cairan di paru-paru, dan kelemahan pernapasan. Anda bisa mengalami atelektasis jika menghirup benda asing.

Baca Juga: Memahami Spirometri (Tes Fungsi Paru)

Gejala Atelektasis

Jika sebagian kecil paru-paru atau saluran udara yang terdampak, atelektasis mungkin tidak akan menyebabkan gejala yang jelas.

Namun, jika kondisi sudah memengaruhi sebagian besar paru-paru atau saluran udara, beberapa gejala yang mungkin muncul berupa:

  • Pernapasan menjadi pendek/dangkal
  • Batuk
  • Mengi atau kesulitan bernapas
  • Demam
  • Suara napas berkurang atau tidak ada
  • Terdengar suara derak saat bernapas
  • Muncul dahak atau lendir berlebih
  • Nyeri dada saat Anda menarik napas.

Atelektasis juga bisa menyebabkan syok bila bagian paru-paru yang rusak semakin meluas.

Jenis-jenis dan Penyebab Atelektasis

Atelektasis sendiri terdiri dari 2 macam, yakni obstruktif dan non-obstruktif. Atelektasis obstruktif terjadi dari jalan napas yang tersumbat, sementara atelektasis non-obstruktif terjadi akibat tekanan dari luar paru-paru.

Anestesi umum merupakan penyebab atelektasis yang paling sering terjadi. Tindakan anestesi umum mengubah pola pernapasan Anda yang teratur dan memengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kantung udara atau alveoli mengempis.

Hampir semua orang yang menjalani operasi besar mengalami atelektasis. Kondisi ini lebih sering terjadi setelah operasi bypass jantung.

Atelektasis obstruktif bisa disebabkan oleh banyak hal antara lain:

  • Sumbatan lendir. Sumbatan lendir adalah penumpukan lendir pada saluran pernapasan. Hal ini biasanya terjadi selama atau setelah operasi karena Anda tidak bisa batuk. Obat-obatan yang dokter berikan selama operasi cenderung membuat Anda bernapas kurang dalam sehingga sekresi normal terkumpul di saluran udara.
  • Menghirup benda asing. Atelektasis sering terjadi pada anak-anak yang menghirup benda asing, seperti serpihan kacang atau mainan ke dalam paru-paru.
  • Tumor dalam saluran napas. Pertumbuhan sel abnormal pada saluran napas bisa mempersempit jalan napas dan menyebabkan atelektasis.

Baca Juga: Kenali Berbagai Jenis Penyakit Paru-paru

Sementara itu, atelektasis non-obstruktif bisa terjadi karena beberapa penyebab yakni:

  • Cedera. Trauma dada yang terjadi ketika jatuh atau mengalami kecelakaan mobil misalnya, bisa menyebabkan Anda menghindari menarik napas dalam (mungkin karena rasa sakit). Ini bisa mengakibatkan kompresi paru-paru dan memicu atelektasis.
  • Efusi pleura. Kondisi ini melibatkan penumpukan cairan antara jaringan (pleura) yang melapisi paru-paru dan bagian dalam dinding dada.
  • Radang paru-paru. Berbagai jenis pneumonia dan infeksi paru-paru bisa menyebabkan atelektasis.
  • Pneumotoraks. Kebocoran udara ke ruang antara paru-paru dengan dinding dada secara tidak langsung bisa menyebabkan sebagian atau seluruh paru-paru mengalami kolaps.
  • Jaringan parut pada paru-paru. Jaringan parut pada paru-paru bisa disebabkan oleh cedera, penyakit paru-paru atau bekas pembedahan.
  • Tumor. Tumor besar bisa menekan dan mengempiskan paru-paru. Kondisi ini dapat mengganggu jalan napas.

Diagnosis Atelektasis

Biasanya dokter akan melakukan diagnosis atelektasis dengan menanyakan gejala yang dialami oleh pasien, kondisi yang mendasarinya, dan riwayat kesehatannya. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung.

Dokter akan menggunakan data pemeriksaan dari rontgen dada atau pencitraan dada lainnya, termasuk computed tomography atau ultrasound scan.

Pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan menggunakan bronkoskopi. Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan tabung kecil dengan kamera dan cahaya melalui tenggorokan, bronkus, dan bronkiolus untuk melihat kondisi di dalam saluran udara  paru-paru.

Pengobatan Terhadap Atelektasis

Pengobatan atelektasis difokuskan pada perluasan kembali paru-paru ke ukuran normal. Perawatan bisa bervariasi, tergantung pada penyebabnya.

Dalam kebanyakan kasus, fisioterapi mungkin dibutuhkan. Perawatan umum untuk atelektasis antara lain:

  • Latihan batuk dan pernapasan dalam
  • Penyedotan jalan napas untuk membersihkan lendir
  • Perkusi dada untuk mengeluarkan secret yang kental sehingga bisa dibatukkan
  • Drainase postural yakni dengan cara duduk atau berbaring di posisi yang berbeda untuk membantu mengeluarkan lendir dan sekresi dari paru-paru
  • Terapi pernapasan tekanan positif di mana tekanan udara bisa digunakan untuk membuka kembali alveoli.

Dokter mungkin akan menyarankan penanganan dengan cara berbeda, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab atelektasis yang Anda alami.

Jika Anda mengalami masalah kesulitan bernapas, pastikan untuk segera meminta pertolongan medis. Beberapa kondisi kesulitan bernapas lain bisa disebabkan oleh masalah selain atelektasis.

Atelektasis pada area yang kecil umumnya bisa disembuhkan. Namun, jika tidak segera mendapatkan penanganan, atelektasis yang parah bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti hipoksemia (kadar oksigen dalam darah terlalu rendah), pneumonia, dan kegagalan napas.

Baca Juga: Latihan dan Olahraga Pernapasan untuk Meningkatkan Fungsi Paru-Paru

 

Sumber

Mayo Clinic. (2018). Atelectasis. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2020). What to Know About Atelectasis. www.medicalnewstoday.com

Verywell Health. (2021). What is Atelectasis? www.verywellhealth.com

WebMD. (2020). Atelectasis. www.webmd.com