Ketahui Lebih Lanjut Seputar Penyakit Arteri Perifer

Ketahui Lebih Lanjut Seputar Penyakit Arteri Perifer

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 27 Juni 2023

 

Penyakit arteri perifer (PAP) merupakan kondisi ketika terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah perifer. Penyempitan ini umumnya akibat penumpukan lemak di arteri (aterosklerosis). Akibatnya, aliran darah dan pasokan oksigen menuju kaki (bahkan lengan) terhambat.

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut penyakit ini, seperti penyakit pembuluh darah perifer dan penyakit sirkulasi darah yang buruk. Oleh karenanya, kondisi ini termasuk dalam penyakit pembuluh darah yang terletak di luar jantung dan otak.

Salah satu gejala seseorang mengalami PAP yakni kram kaki saat berjalan, yang akan mereda saat istirahat. Meski penyakit arteri perifer umumnya terjadi di kaki, PAP juga bisa terjadi pada organ tubuh lain, seperti lengan, kepala, perut, bahkan ginjal.

Jika tidak mendapatkan perawatan, Anda bisa lebih mungkin mengalami serangan jantung atau stroke. Pada kondisi yang paling buruk, penderita PAP memiliki risiko untuk diamputasi pada bagian yang terkena penyakit.

Baca Juga: Penyempitan Pembuluh Darah: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penyebab Penyakit Arteri Perifer

Penyumbatan arteri akibat penumpukan plak menjadi penyebab umum PAP. Plak biasanya terbentuk dalam waktu lama, sehingga keberadaannya sering tidak dirasakan hingga timbul gejala. Seiring berjalannya waktu, penumpukan plak membuat arteri lebih keras dan sempit.

Umumnya, penyakit arteri perifer disebabkan oleh pembekuan darah di arteri. Namun, jika Anda tidak memiliki aterosklerosis, dokter mungkin akan memeriksa apakah ada kemungkinan penyebab lain, seperti:

  • Infeksi atau radang pada pembuluh darah
  • Paparan radiasi
  • Cedera pada lengan atau kaki
  • Bentuk otot atau ligamen tidak beraturan.

Faktor Risiko PAP

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang mengalami PAP. Biasanya, hal ini berkaitan dengan gaya hidup yang dapat dikontrol, seperti merokok, obesitas, hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.

Selain itu, ada faktor yang tidak berkaitan dengan gaya hidup yaitu usia di atas 60 tahun. Ras juga memengaruhi risiko seseorang mengalami PAP, terutama orang Afrika-Amerika.

Gejala PAP

Karena umumnya PAP terjadi pada kaki, gejala yang sering dirasakan adalah nyeri kaki terutama saat melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan. Gejala ini disebut klaudikasio intermiten.

Namun, jika mengacu pada data yang diterbitkan oleh American Heart Association, 4 dari 10 penderita PAP ternyata tidak mengalami nyeri kaki. Rasa nyeri atau kram juga bisa terjadi pada area pinggul, bokong, paha, dan betis.

Para ahli menyebutkan, banyak orang dengan PAP tidak merasakan gejala sehingga baru mengetahuinya saat kondisi sudah lebih buruk. Adapun tanda-tanda fisik yang dapat dirasakan jika seseorang mengalami PAP antara lain:

  • Atrofi otot (kelemahan kaki)
  • Rambut rontok
  • Denyut nadi pada kaki menurun atau tidak ada
  • Luka atau borok di kaki yang tidak kunjung sembuh
  • Kulit terasa dingin saat disentuh
  • Kulit kaki menjadi mengkilat, pucat, atau kebiruan
  • Jari kaki terasa dingin atau mati rasa
  • Kuku kaki tumbuh perlahan
  • Disfungsi ereksi (impotensi pada pria).

Gejala-gejala tersebut muncul akibat aliran darah yang memasok oksigen dan nutrisi ke daerah kaki terhambat dan berkurang. Tanpa nutrisi dan oksigen yang cukup, fungsi otot kaki tidak berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Ketahui Penyumbatan Jantung, Penyebab dan Gejalanya

Diagnosa

Jika Anda memiliki gejala PAP, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes untuk memastikan kondisi pasien. Beberapa pemeriksaan yang dapat dokter lakukan meliputi:

1. Ankle Brachial Pressure Index (ABPI)

Disebut indeks pergelangan kaki-brachial, merupakan tes non-invasif paling umum untuk PAP. Tes ini dilakukan dengan membandingkan tekanan darah di pergelangan kaki dengan tekanan darah di kedua lengan saat istirahat dan olahraga.

Jika Anda memiliki aterosklerosis pada arteri kaki Anda, kemungkinan ada tekanan darah yang lebih rendah di kaki Anda.

2. Computed tomographic angiography (CT)

Tes ini menggambarkan arteri perut, panggul, dan kaki pasien. Skrining ini sangat berguna pada pasien dengan alat pacu jantung atau stent.

3. Magnetic Resonance Angiography (MRA)

Pemeriksaan ini memberikan informasi serupa dengan yang dihasilkan oleh CT scan, tetapi tanpa memerlukan sinar-X.

4. Pemindaian ultrasound, angiografi, dan tes darah

Dokter bisa merekomendasikan ketiga tes tersebut untuk memeriksa kadar kolesterol, homosistein, dan protein C-reaktif, serta menemukan sumbatan arteri.

5. Pencitraan doppler dan ultrasound (duplex)

Pemeriksaan yang memvisualisasikan arteri dengan gelombang suara dan mengukur aliran darah di arteri untuk mengetahui bila ada penyumbatan atau penyempitan, yang bisa menyebabkan aterosklerosis di arteri.

Penanganan Penyakit Arteri Perifer

Untuk mengelola gejala penyakit arteri perifer, dokter mungkin akan meminta Anda untuk mengelola penyakit faktor risiko. Hal ini karena beberapa faktor risiko PAP merupakan penyakit yang dapat dikontrol.

Misalnya dengan mengendalikan kolesterol dan tekanan darah Anda, mengontrol kadar gula darah, terutama dengan diabetes, konsumsi makanan sehat, olahraga, dan tidak merokok.

Adapun perawatan medis yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan PAP yaitu prosedur angioplasti dan pemberian obat-obatan.

Angioplasti merupakan prosedur memasukkan balon kecil ataupun tabung jala (stent) ke dalam arteri. Tujuannya untuk memperlebar arteri sehingga aliran darah menjadi lancar kembali.

Sementara pemberian obat, seperti cilostazol, pentoxifylline, aspirin, dan obat anti koagulasi atau obat anti pembekuan darah mungkin diberikan. Anda juga mungkin akan mendapat resep obat penurun kolesterol, hipertensi, maupun gula darah.

Jika perlu, dokter bisa memberikan perawatan dengan melakukan operasi cangkok bypass. Prosedur ini bertujuan mengarahkan aliran darah yang tersumbat di arteri.

Baca Juga: 6 Perbedaan Pembuluh Arteri dan Vena yang Perlu Anda Ketahui

Sumber

Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Peripheral Arterial Disease. www.cdc.gov

Mayo Clinic. (2021). Peripheral Artery Disease. www.mayoclinic.com

Medical News Today. (2018). Peripheral Artery Disease: Symptoms, Treatments, and Causes. www.medicalnewstoday.com

WebMD. (2021). What Is Peripheral Artery Disease? www.webmd.com