Pentingnya Vaksin Kanker Serviks

Pentingnya Vaksin Kanker Serviks

Penulis: Mustika | Editor: Umi

Berdasarkan data WHO, 2 dari 10.000 wanita di Indonesia menderita kanker serviks. Bahkan diperkirakan 26 wanita meninggal setiap harinya karena kanker ini. Kanker serviks sendiri umumnya disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual yaitu human papillomavirus (HPV).

Oleh karena itu, salah satu cara untuk menekan risiko terkena kanker serviks adalah dengan pemberian vaksin HPV atau biasa dikenal dengan vaksin kanker serviks. Vaksin HPV adalah vaksin yang aman dan efektif yang dapat melindungi anak-anak dan orang dewasa dari penyakit terkait HPV.

Selain melindungi tubuh Anda dari risiko kanker serviks, vaksin ini juga akan mencegah Anda dari jenis virus HPV yang menyebabkan kutil kelamin, kanker vulva (area di sekitar pembukaan vagina), kanker vagina, dan kanker orofaring (area belakang tenggorokan termasuk pangkal lidah dan amandel).

Bagaimana Cara Kerja Vaksin HPV?

Seperti imunisasi lain yang melindungi dari infeksi virus, vaksin HPV juga merangsang tubuh Anda untuk menghasilkan antibodi, yang jika suatu saat bertemu dengan virus HPV, maka vaksin akan bereaksi dengan mencegah virus menginfeksi sel tubuh Anda menjadi kanker serviks.

Vaksin HPV saat ini dibuat dari partikel mirip virus (VLP) yang menyerupai komponen permukaan HPV. Ini membuat vaksin sangat efektif karena VLP telah terbukti dapat merangsang respon imunitas, terutama dalam menghasilkan antibodi tingkat tinggi untuk tubuh Anda.

Baca Juga : Pentingnya Vaksin Imunisasi bagi Anak

Siapa yang Harus Mendapatkan Vaksin HPV?

Umumnya, pemberian vaksin kanker serviks di Indonesia lebih disarankan untuk anak perempuan. Meski begitu, diharapkan agar anak laki-laki juga bisa mendapatkan vaksin HPV. Ini karena pemberian vaksin HPV pada perempuan ataupun laki-laki, dapat melindungi dan mencegah penyebaran virus HPV sebelum melakukan kontak seksual dengan pasangannya di kemudian hari.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sendiri merekomendasikan untuk memberikan vaksinasi HPV kepada:

  • Anak-anak dan orang dewasa berusia 9 hingga 26 tahun. Vaksinasi HPV secara rutin direkomendasikan pada usia 11 atau 12 tahun, di mana vaksinasi dapat dimulai sejak usia 9 tahun. Vaksinasi HPV direkomendasikan untuk semua orang hingga usia 26 tahun yang belum mendapatkan cukup vaksinasi sebelumnya.
  • Dewasa berusia 27 hingga 45 tahun. Meskipun begitu, vaksinasi HPV tidak dianjurkan untuk semua orang dewasa berusia 27 hingga 45 tahun. Ini karena vaksinasi HPV dalam rentang usia ini memberikan manfaat yang lebih sedikit karena lebih banyak orang telah terpapar virus. Sehingga Anda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar dokter bisa mempertimbangkan vaksinasi HPV yang tepat untuk Anda.
  • Ibu hamil. Namun, meski tidak ada bukti bahwa vaksin akan memengaruhi kehamilan atau membahayakan janin, tetapi vaksinasi HPV harus ditunda sampai Anda melahirkan. Ini karena data vaksinasi selama kehamilan sangat terbatas sehingga membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga : Vaksin untuk Kehamilan dan Manfaatnya

Seberapa Amankah Vaksin HPV?

Vaksin HPV atau vaksin kanker serviks telah direkomendasikan oleh Food and Drug Administration (FDA). Bahkan CDC telah menyetujui vaksin ini aman dan efektif untuk diberikan karena vaksin HPV telah dipelajari pada ribuan orang di seluruh dunia, dan banyak penelitian juga tidak menunjukkan masalah yang serius.

Misalnya pada penelitian besar yang diterbitkan National Center for Biotechnology Information tahun 2016 tentang vaksinasi HPV menunjukkan bahwa vaksin ini sama amannya dengan vaksin lainnya.

Berbagai penelitian besar lainnya juga mendukung bahwa orang-orang yang menerima vaksin HPV tidak mendapatkan masalah serius bila dibandingkan dengan menerima vaksin lain, baik setelah vaksinasi atau dalam jangka panjang di masa depan.

Sejumlah penelitian hanya melaporkan beberapa efek samping ringan hingga sedang, meliputi rasa sakit di area suntikan diberikan, sedikit demam, pusing, dan mual. Namun, jika Anda mendapatkan vaksin dan memiliki efek samping atau gejala tidak biasa lainnya, atau jika gejalanya menetap, Anda harus berbicara dengan dokter Anda.

Selain itu, beberapa orang khawatir bahwa vaksinasi HPV mungkin memiliki efek samping yang serius pada kesuburan. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin HPV menyebabkan kemandulan. Justru vaksin HPV dapat meningkatkan kesuburan pada beberapa wanita yang pernah terpapar infeksi menular seks (IMS).

Selain itu, kekurangan dari vaksin HPV adalah bahwa vaksin ini terbatas dalam hal, seperti:

  • Vaksin tidak mencegah semua kanker terkait HPV, hanya beberapa. Karena itu, sangat penting bagi wanita untuk menjalani tes Pap secara rutin agar bisa memeriksa tanda-tanda kanker serviks.
  • Vaksin tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual (IMS) lainnya atau mengobati penyakit atau infeksi terkait HPV yang ada. Anda masih perlu menggunakan kondom atau metode penghalang lain selama berhubungan seks untuk membantu mencegah tertular atau menularkan IMS.

Jika Anda memiliki pertanyaan tentang vaksin HPV, termasuk pro atau kontra, bicarakan dengan dokter. Dokter dapat memberitahu Anda lebih banyak mengenai vaksin, serta memberitahu Anda apakah vaksin kanker serviks ini tepat untuk Anda atau anak Anda.

Baca Juga : Ingin Melakukan Pap Smear? Ketahui Dulu Tahapannya

Sumber
Centers for Disease Control and Prevention. 2016. HPV Vaccine Information For Young Women. www.cdc.gov
Healthline. 2019. What Are the Pros and Cons of the HPV Vaccine?. www.healthline.com
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Kendalikan Kanker Serviks Sejak Dini dengan Imunisasi. www.kemkes.go.id
National Cancer Institute. 2019. Human Papillomavirus (HPV) Vaccines. www.cancer.gov
National Center for Biotechnology Information. 2016. HPV vaccine safety review and safety monitoring. www.ncbi.nlm.nih.gov