Ketahui Penyebab dan Gejala Tifus

Ketahui Penyebab dan Gejala Tifus

Penulis: Marizka | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 30 Mei 2020

 

Selama ratusan tahun, tifus dan tipes telah menjangkiti dunia. Kedua penyakit tersebut bahkan memengaruhi jutaan orang setiap tahun. Sayangnya, banyak orang tidak tahu perbedaan antara kedua penyakit ini.

Kedua penyakit ini disebabkan oleh berbagai jenis bakteri yang menyebar dengan cara yang berbeda. Tipes atau demam tifoid disebabkan oleh jenis bakteri yang disebut Salmonella typhi. Sedangkan tifus disebabkan oleh satu atau lebih bakteri Rickettsia typhi. Bakteri ini dibawa oleh kutu, tungau, dan caplak (sejenis kutu penghisap darah yang biasanya banyak ditemukan di hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing).

Di mana ketika serangga tersebut membawa bakteri Rickettsia typhi menggigit Anda, maka akan menyebabkan penyakit tifus. Penyakit tifus ini ada tiga jenis , yaitu epidemic typhus, endemic typhus, dan scrub typhus. Lantas, apa penyebab dan gejala penyakit tifus? Simak ulasan berikut ini:

Penyebab Tifus

Tifus tidak ditularkan dari orang ke orang seperti pilek atau flu. Terdapat tiga jenis tifus yang berbeda. Masing-masing jenis tifus disebabkan oleh berbagai bakteri dan ditularkan oleh arthropoda yang berbeda.

1. Epidemic Typhus

Tifus epidemik disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazekii, yang ditularkan melalui gigitan kutu pada tubuh manusia. Penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Jenis tifus ini dapat ditemukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

2. Endemic Typhus

Tifus endemik atau tifus murine disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi, yang ditularkan oleh kutu tikus atau kutu kucing. Sama halnya dengan penyakit tifus epidemik, tifus jenis ini juga dapat ditemukan di seluruh dunia. Namun, jenis tifus ini tidak sampai menyebabkan kematian pada penderitanya.

3. Scrub Typhus

Jenis ini disebabkan oleh bakteri Orientia tsutsugamushi, yang dibawa oleh larva tungau. Jenis tifus ini banyak ditemukan di Asia, Australia, Papua Nugini, dan Kepulauan Pasifik.

Ada banyak cara yang dapat membuat Anda terinfeksi penyakit tifus, seperti melalui gigitan atau kotoran tungau dan kutu. Jika Anda menggaruk kulit yang digigit oleh kutu atau tungau, maka bakteri penyebab tifus dengan mudah dapat masuk ke dalam aliran darah melalui luka yang Anda garuk.

Pada dasarnya, kutu, tungau atau caplak akan tumbuh di tempat-tempat yang kotor. Oleh sebab itu sangat penting bagi Anda untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, jika memiliki binatang peliharaan, pastikan untuk memberi produk anti kutu kepada binatang peliharaan Anda.

Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Cegah Demam Berdarah dengan 6 Langkah Berikut

Gejala Tifus

Gejala tifus tidak muncul secara langsung setelah Anda terpapar, melainkan 1-2 minggu setelah Anda terinfeksi bakteri Rickettsia typhi. Beberapa gejala tifus, meliputi:

  • sakit kepala
  • batuk
  • ruam
  • mual dan muntah
  • gejala mirip flu (seperti demam, kedinginan, dan nyeri otot)
  • kebingungan
  • pernapasan yang cepat

Berbagai jenis tifus juga menyebabkan gejala spesifik. Jika seseorang mengalami tifus scrub, kemungkinan akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening. Sedangkan jika seseorang mengalami tifus endemik atau murine, kemungkinan dapat mengalami kehilangan nafsu makan, diare, dan batuk kering.

Begitu pula dengan seseorang yang mengalami tifus epidemik akan mengalami gejala spesifik, seperti demam tinggi, tekanan darah rendah, nyeri otot yang parah, pembengkakan kelenjar getah bening, dan sensitivitas mata terhadap cahaya terang.

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas setelah terpapar oleh kutu, tungau, atau caplak, maka segera periksa ke dokter. Hal itu, agar dokter dapat mendiagnosis gejala sakit yang Anda alami. Sehingga Anda akan mendapat perawatan yang tepat.

Faktor Risiko

Di bawah ini merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan Anda terpapar oleh penyakit tifus:

  • Tidak menjaga kebersihan.
  • Sering menghabiskan waktu dengan binatang.
  • Bersentuhan dengan kutu, baik melalui hewan peliharaan maupun hewan liar.
  • Memiliki kutu pada tubuh.
  • Melakukan perjalanan ke daerah di mana infeksi tifus lebih sering terjadi.
  • Mendaki atau berkemah di daerah yang memiliki semak belukar tinggi di mana kutu, tungau, atau caplak dapat hidup.

Jika Anda mengalami gejala dan memiliki salah satu atau lebih faktor risiko, maka Anda harus segera pergi ke dokter. Selain itu, Anda juga harus menyampaikan faktor risiko dan gejala agar dokter tidak salah mendiagnosis penyakit Anda. Pasalnya, tifus memiliki gejala yang sama dengan flu.

Selain itu, jangan menggaruk bekas gigitan pada kulit Anda karena tindakan ini akan semakin membuka kulit dan memungkinkan bakteri masuk ke dalam aliran darah. Begitu masuk dalam aliran darah Anda, bakteri dapat terus bereproduksi dan tumbuh.

Baca Juga : Waspada Penyakit Akibat Banjir

Sumber
Center for Diseases and Control Prevention. 2019. Information for Health Care Providers. www.cdc.gov
Forbes. 2018. What’s The Difference Between Typhus And Typhoid? forbes.com
Healthline. 2017. Typhus. www.healthline.com
Medical News Today. 2020. What to know about typhus. www.medicalnewstoday.com
Patient. 2019. Typhus. patient.info
Web MD. 2018. California Typhus Outbreak Continues to Grow. www.webmd.com