Pengobatan Tifus dan Pencegahannya

Pengobatan Tifus dan Pencegahannya

Penulis: Elisa | Editor: Umi

Jika Anda mengalami gejala, seperti flu, demam, sakit perut, ruam kulit, dan kebingungan, kondisi ini bisa jadi indikasi bahwa Anda mungkin tengah menderita tifus.

Banyak orang, mungkin termasuk Anda, sering menganggap bahwa penyakit tifus dan tipes itu sama. Walaupun gejala penyakit terlihat hampir serupa karena adanya infeksi bakteri, ternyata penyakit tifus dan tipes itu memiliki perbedaan.

Penyakit tifus atau demam tifoid disebabkan oleh adanya bakteri bernama Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Sementara itu, penyakit tifus (typhus) terjadi karena adanya bakteri Rickettsia typhi atau R. prowazekii yang berasal dari tikus atau kutu tubuh yang berada dekat manusia.

Terdapat dua tipe penyakit tifus yang kerap menyerang manusia, yaitu tifus endemik (murine typhus), tifus epidemik (louse typhus), dan scrub typhus (bush typhus). 

Sebelum seseorang mendapatkan pengobatan dari penyakit tifus, biasanya dokter atau perawat akan melakukan tes kesehatan pasien.

Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Gejala Tifus

Pemeriksaan Penyakit Tifus

Berikut adalah pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi adanya penyakit tifus pada tubuh:

  • Biopsi pada kulit (mengambil sedikit sampel kulit untuk membuat diagnosis mikroskopis).
  • Tes imunofluoresensi (tes menggunakan pewarna fluoresen untuk melihat antigen tertentu di dalam darah).
  • Tes serologi (specimen seperti uji darah untuk mengecek antibodi).
  • Test PCR (pengujian darah, jaringan, atau plasma untuk mendeteksi keberadaan patogen).

Setelah pemeriksaan kesehatan dilakukan, dokter akan menyarankan pasien untuk segera memulai penyembuhan penyakit tifus.

Pengobatan Penyakit Tifus

Dalam proses penyembuhan penyakit tifus, dokter akan memberikan rekomendasi obat-obatan antibiotik pada pasien. Obat-obatan antibiotik yang kerap digunakan untuk memulihkan demam tifus seperti:

1. Tetracycline

Antibiotik ini berfungsi untuk membasmi pertumbuhan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Dosis tetracycline untuk orang dewasa biasanya berkisar 1-2 gram per hari yang terbagi menjadi 2 atau 4 dosis.

Tetracycline dapat bekerja baik bila penderita mengonsumsinya saat 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan untuk 7 sampai 14 hari. Konsumsi setiap dosisnya dengan segelas air sesuai saran dokter.

2. Doxycycline 

Antibiotik yang termasuk kelompok antibiotik tetracycline berperan untuk mengatasi infeksi bakteri pada tubuh. Dosis doxycycline untuk orang dewasa biasanya berkisar 100 sampai 200 mg per hari sebagai satu atau beberapa dosis.

Pasien disarankan untuk mengonsumsi obat dalam keadaan perut kosong, setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

Pada setiap dosisnya, penderita juga sebaiknya mengonsumsi obat dengan satu gelas air sebanyak 1-2 kali setiap harinya untuk 7 sampai 14 hari. Setidaknya, penderita jangan langsung berbaring atau tertidur selama 10 setelah konsumsi obat.

3. Azithromycin

Antibiotik ini digunakan untuk membantu menyembuhkan infeksi bakteri pada tubuh. Dosis azithromycin untuk orang dewasa berkisar 500 hingga 2000 mg dalam beberapa atau hanya satu dosis.

Obat ini dapat dikonsumsi baik dengan atau tanpa makanan sebanyak 1 kali per hari untuk 1 sampai 5 hari. Biasanya, pasien bisa mengonsumsi satu dosis antibiotik ini dalam keadaan perut kosong setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

4. Chloramphenicol

Antibiotik ini berperan untuk memperlambat pertumbuhan bakteri Rickettsia. 

Dosis dari penggunaan chloramphenicol untuk orang dewasa adalah 50 mg/kgBB per harinya dan dibagi dalam 4 dosis. Pada infeksi berat, dosis dapat ditambahkan hingga 100 mg/kgBB per harinya.

Sementara, dosis penggunaan untuk anak-anak adalah 25-50 mg/kgBB per harinya dibagi dalam 4 dosis. Pada infeksi berat, dosis dapat ditambahkan hingga 100 mg/kgBB per hari. 

Obat ini sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan perut kosong setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

Baca Juga: Mengenal Jenis Antibiotik Chloramphenicol

Perlu diperhatikan bahwa dosis antibiotik yang tertera merupakan dosis antibiotik yang biasanya digunakan untuk menyembuhkan penyakit tifus. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter untuk pengobatan yang tepat sebelum Anda mengonsumsinya.

Upaya Pencegahan Penyakit Tifus

Sayangnya, hingga saat ini tidak ada vaksin yang dapat melindungi Anda dari penyakit tifus. Agar tidak kembali terserang penyakit tifus, berikut ada beberapa rekomendasi pencegahan dan penyebaran penyakit tifus, meliputi:

  • Jaga rumah dan tempat kerja Anda dari hewan pengerat (tikus).
  • Tata sapu, tumpukan batu, sampah-sampah, kayu bakar, dan persediaan makanan hewan agar tidak berantakan dan mengundang kedatangan hewan asing.
  • Tutup rapi loteng rumah, pangkas rumput liar pada halaman, dan tutup rapat tempat sampah di rumah Anda.
  • Jaga kebersihan hewan peliharaan Anda agar terbebas dari kutu.
  • Gunakan pengusir serangga untuk mengusir kutu.
  • Hindari membelai atau memberi makan hewan liar dengan kontak langsung.

Sumber

Cedars Sinai. (2019). Typhus: What You Need to Know. www.cedars-sinai.org

Forbes. (2019). What’s The Differe doxycycline (Vibramycin, Doryx)nce Between Typhus And Typhoid?. www.forbes.com

Medicine Net. azithromycin (Zithromax): Potential COVID-19 Combo Drug. www.medicinenet.com

Medicine Net. doxycycline (Vibramycin, Doryx). www.medicinenet.com

Medicine Net. tetracycline (Sumycin). www.medicinenet.com

Medicine Net. Typhus. www.medicinenet.com

Medline Plus. (2020). Azithromycin. www.medlineplus.gov

MIMS Indonesia. (2020). Chloramphenicol. www.mims.com

VeryWell Health. (2021). What Is Typhus?. www.verywellhealth.com

WebmD. Doxycycline Capsule. www.webmd.com

WebMD. Tetracycline HCL. www.webmd.com

WebMD. Typhus. www.webmd.com