Cedera Saraf Tulang Belakang: Dampak, Pengobatan, dan Pencegahan

Cedera Saraf Tulang Belakang: Dampak, Pengobatan, dan Pencegahan

Penulis: Dea | Editor: Umi

Tulang belakang sangat rentan terhadap cedera. Kecelakaan saat berkendara atau berolahraga merupakan penyebab potensial cedera saraf tulang belakang.

Karena perannya dalam menopang tubuh, kerusakan pada bagian mana pun dari tulang belakang bisa menyebabkan efek permanen pada fungsi tubuh penderitanya. Itulah sebabnya, pasien dengan kondisi ini membutuhkan perawatan jangka panjang.

Pemulihan dari cedera saraf tulang belakang biasanya dimulai di rumah sakit, segera setelah cedera terjadi. Tingkat pemulihan akan tergantung pada seberapa parah cederanya.

Baca Juga: Waspadai Penyebab dan Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang

Komplikasi Cedera Saraf Tulang Belakang

Cedera saraf tulang belakang dapat menyebabkan komplikasi dan perubahan fungsi sehari-hari meliputi:

  • Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus
  • Jaringan otot menyusut (atrofi otot)
  • Otot terasa kaku dan tegang yang tidak terkontrol (spastisitas)
  • Kejang otot
  • Rasa nyeri yang tidak kunjung hilang
  • Ulkus dekubitus (luka tekan) akibat tidak bisa bergerak
  • Masalah paru-paru, seperti pneumonia
  • Ketidakmampuan untuk mengatur tekanan darah atau suhu tubuh
  • Pembekuan darah
  • Stroke dan serangan jantung
  • Risiko obesitas karena aktivitas yang sangat terbatas
  • Perubahan fungsi seksual, termasuk kemandulan dan disfungsi seksual
  • Depresi

Cedera saraf tulang belakang dapat menyebabkan komplikasi seumur hidup. Oleh karena itu, pasien perlu menjalani rehabilitasi untuk mengelola komplikasi yang mungkin muncul.

Diagnosis Cedera Saraf Tulang Belakang

Cedera saraf tulang belakang merupakan keadaan darurat medis. Evaluasi darurat diperlukan setiap kali ada dugaan cedera pada saraf tulang belakang.

Untuk mendiagnosis cedera saraf tulang belakang, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes diagnostik. Selama pemeriksaan, dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan, keluhan yang dirasakan oleh pasien, serta menanyakan bagaimana cedera itu terjadi.

Selanjutnya, dokter akan menilai seberapa baik saraf pasien bekerja dengan memeriksa fungsi motorik dan sensorik tubuh pasien.

Namun, jika korban yang terluka tidak sepenuhnya sadar atau memiliki tanda-tanda kelemahan neurologis, tes diagnostik darurat mungkin diperlukan. Tes ini dapat mencakup:

  • Tes darah
  • Rontgen atau sinar X untuk mengidentifikasi kerusakan pada tulang belakang (seperti patah tulang belakang atau perubahan degeneratif pada tulang belakang.
  • CT-scan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas daripada rontgen, termasuk tulang, otot, dan jaringan lunak.
  • MRI untuk melihat saraf tulang belakang dan mengidentifikasi cakram hernia, gumpalan darah, atau tumor yang mungkin menekan sumsum tulang belakang.

Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Sindrom Piriformis

Pengobatan Cedera Saraf Tulang Belakang

Perawatan cedera saraf tulang belakang bertujuan untuk mencegah terjadinya cedera yang lebih serius dan membantu pasien agar bisa tetap hidup produktif.

Perawatan dan waktu pemulihan tergantung pada jenis cedera saraf tulang belakang. Untuk menangani cedera akibat nontraumatis, dokter akan melakukan perawatan sesuai dengan kondisi yang mendasarinya.

Sedangkan pada cedera yang terjadi akibat kecelakaan, pasien perlu segera mendapatkan penanganan medis berupa penyangga leher setelah kecelakaan berlangsung. Cara ini bertujuan untuk mencegah komplikasi cedera akibat gerakan pada tulang belakang.

Selanjutnya, tenaga medis akan membawa pasien ke IGD. Di ruang gawat darurat, dokter akan langsung melakukan tindakan untuk:

  • Mempertahankan kemampuan pasien untuk bernapas
  • Mencegah syok
  • Menstabilkan tulang belakang.

Setelah pulih, pasien mungkin memerlukan perawatan berupa:

  • Pemberian obat-obatan, seperti kortikosteroid (untuk meningkatkan aliran darah dan mengurangi peradangan pada sumsum tulang belakang).
  • Pemasangan traksi untuk mengurangi tekanan pada tulang belakang dan memperbaiki tulang belakang ke posisi normal.
  • Pembedahan. Operasi darurat diperlukan jika ada trauma pada area tubuh lain. Pembedahan dapat mengatasi kerusakan sumsum tulang belakang akibat patah tulang, pembekuan darah, atau jaringan yang rusak.
  • Rehabilitasi medis (termasuk terapi fisik dan fisioterapi), untuk memperbaiki postur, meningkatkan kekuatan otot, serta membantu pasien menjalani kehidupannya seoptimal mungkin.
  • Konseling dan psikoterapi dapat membantu mengatasi trauma emosional setelah mengalami cedera saraf tulang belakang.

Umumnya, pasien cedera saraf tulang belakang membutuhkan rawat inap dan rehabilitasi jangka panjang selama proses pemulihan. Pasien mungkin juga memerlukan perawatan pendukung, seperti:

Pencegahan Cedera Saraf Tulang Belakang

Karena cedera saraf tulang belakang sering kali disebabkan oleh kejadian yang tidak terduga, cara terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mengurangi risiko cedera. Berikut ini tindakan pencegahan untuk mengurangi  risiko cedera:

  • Jangan mengemudi saat Anda berada di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan.
  • Selalu memakai sabuk pengaman saat berada di dalam mobil
  • Gunakan alat pelindung keselamatan saat olahraga
  • Kenakan helm saat mengendarai motor atau sepeda
  • Periksa kedalaman air sebelum menyelam. Jangan menyelam ke dalam air jika Anda tidak tahu seberapa dalamnya
  • Selalu berhati-hati saat beraktivitas dengan memperhatikan keadaan sekitar, terutama ketika berada di kamar mandi atau tangga
  • Pastikan anak-anak Anda mengenakan sabuk pengaman atau menggunakan kursi pengaman anak yang sesuai dengan usia dan berat badan. Untuk melindungi mereka dari cedera kantung udara, anak-anak di bawah usia 12 tahun harus selalu duduk di kursi belakang.

Cedera saraf tulang belakang bisa memiliki efek mendalam pada hidup Anda. Jika Anda mengalami kondisi ini, penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan dukungan dari tim medis, teman, dan keluarga, pasien dengan cedera saraf tulang belakang bisa tetap produktif dan menjalani kehidupan yang bermanfaat.

Baca Juga: Cedera Kepala dan Risikonya

Sumber

John Hopkins Medicine. Acute Spinal Cord Injury. www.hopkinsmedicine.org

Mayo Clinic. (2021). Spinal cord injury. www.mayoclinic.org 

Medical News Today. (2020). What is involved in spinal cord injury recovery?. www.medicalnewstoday.com

Shepherd Center. Types and Levels of Spinal Cord Injuries. www.shepherd.org