Pengertian Tuna Rungu dan Masalah Pendengaran
Pengertian Tuna Rungu dan Masalah Pendengaran
Penulis: Shania | Editor: Ratna
Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD
Terakhir ditinjau: 16 Januari 2023
Telinga merupakan salah satu panca indera manusia, yang berfungsi untuk mendengar. Akan tetapi, terdapat beberapa orang yang memiliki ketidakmampuan untuk menggunakan indera ini sejak lahir atau pada fase kehidupan tertentu. Orang-orang dengan gangguan pendengaran disebut juga dengan tuna rungu. Gangguan pendengaran ini mengacu pada ketidakmampuan total atau sebagian untuk mendengar suara.
Gejala dapat muncul dalam berbagai tingkat, terkadang muncul gejala ringan, sedang, berat, atau mungkin gawat. Seringkali, penderita dari lahir atau usia anak-anak akan disertai dengan gangguan untuk berbicara. Anda mungkin akan mendapat bantuan dengan alat bantu dengar, akan tetapi penderita mungkin tetap mendapatkan kesulitan pada area-area yang bising. Dalam keseharian orang-orang tuna rungu mengandalkan kemampuan mereka dalam membaca gerakan bibir untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Baca Juga: 6 Tips Merawat Telinga Demi Pendengaran yang Tetap Sehat
Penyebab Tuna Rungu
Tuna rungu dapat karena bawaan lahir, atau terjadi saat proses pertumbuhan. Telinga pada bagian dalam merupakan area rawan yang memiliki berbagai susunan tulang-tulang halus, kerusakan pada gendang telinga dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan tuli. Penyebab gangguan telinga dapat bermacam-macam, seperti:
- Cacar air yang tidak tertangani
- Sitomegalovirus (virus herpes yang parah)
- Penyakit gondok
- Meningitis (peradangan selaput otak)
- Penyakit sel sabit (kelainan sel darah merah)
- Sipilis
- Penyakit Lyme (infeksi bakteri akibat luka pada kuku)
- Pengobatan untuk tuberkulosis
- Hipotiroidisme
- Radang sendi
- Paparan asap rokok
- Kanker
Jenis
Gangguan pendengaran dikelompokan menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat kerusakannya. Berikut adalah empat jenis tersebut, antara lain:
1. Ringan
Pada kondisi ini, penderita tuna rungu hanya dapat mendeteksi suara antara 25 dan 29 desibel (dB). Mereka akan merasa kesulitan untuk memahami kata-kata yang diucapkan orang lain, terutama jika ada banyak kebisingan pada latar belakang.
2. Sedang
Telinga pada penderita tuna rungu sedang, hanya dapat mendeteksi suara antara 40 dan 69 dB. Mengikuti percakapan menggunakan pendengaran saja sangat sulit tanpa menggunakan alat bantu dengar.
3. Parah
Pada kondisi tuna rungu yang parah, orang hanya mendengar suara di atas 70 hingga 89 dB. Mereka akan kesulitan mendengar suara, meskipun telah menggunakan alat bantu dengar. Cara mereka berkomunikasi adalah dengan menggunakan bahasa isyarat atau melihat gerakan bibir dari lawan bicaranya.
4. Sangat dalam
Hal ini dapat terjadi kepada orang yang tidak dapat mendengar suara di bawah 90 dB. Mereka akan kesulitan mendengar suara apapun, alat bantu dengar juga tidak dapat membantu tuna rungu dalam keadaan ini.
Metode Perawatan Tuna Rungu
Dalam keseharian, tuna rungu membutuhkan perawatan atau bantuan untuk melakukan aktivitas. Perawatan dan bantuan yang dibutuhkan bermacam-macam bergantung pada tingkat keparahan yang dialami. Berikut adalah perawatan atau bantuan yang dapat diberikan kepada penderita, antara lain:
1. Alat Bantu Dengar
Alat bantu dengar merupakan alat yang dapat meningkatkan kualitas pendengaran dari tuna rungu. Terdapat beberapa jenis alat bantu dengar, seperti alat bantu dengar pada belakang telinga (BTE), alat bantu dengar in the canal (ITC), alat bantu dengar sepenuhnya (CIC), dan alat bantu dengar dengan konduksi tulang.
2. Implan koklea
Implan koklea dapat dilakukan jika gendang telinga dan area telinga tengah berfungsi dengan baik dan benar. Pada proses implan koklea, elektroda tipis akan dimasukkan ke dalam koklea dan ditempatkan pada bagian bawah kulit di belakang telinga. Implan koklea akan membantu pasien mengatasi tuna rungu yang disebabkan oleh kerusakan sel rambut di koklea. Implan koklea dengan inovasi terbaru, bahkan menawarkan bantuan kepada pasien untuk menikmati musik, memahami pembicaraan dengan lebih baik bahkan dengan kebisingan latar belakang, dan menggunakan prosesor mereka saat mereka berenang.
Metode Pencegahan Tuna Rungu
Kesehatan pendengaran telinga tentu menjadi harapan semua orang, oleh karena itu Anda perlu menjaganya dengan hal-hal sebagai berikut:
- Tidak mendengarkan TV, radio, pemutar musik, dan mainan dengan suara terlalu nyaring. Hal ini perlu dilakukan sedari Anda masih kecil. Anak-anak memiliki sensitifitas suara lebih tinggi, sehingga Anda lebih baik menjaganya.
- Penggunaan headphone yang berlebihan.
- Rajin membersihkan kotoran telinga.
- Tidak memasukan benda tajam pada telinga.
Baca Juga: Teknik Membersihkan Telinga oleh Dokter THT
Healthline. (2018). Hearing Loss. www.healthline.com
Medlineplus. (2021). Hearing Disorders and Deafness. www.medlineplus.gov
Medical News Today. (2020). What’s to know about deafness and hearing loss?. www.medicalnewstoday.com
NHS. Hearing loss. www.nhs.uk