Pahami Berbagai Fakta tentang Pemeriksaan Feses

Pahami Berbagai Fakta tentang Pemeriksaan Feses

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 20 Februari 2023

 

Pemeriksaan feses dapat mendeteksi banyak hal penting mengenai kesehatan. Mulai dari infeksi parasit hingga tanda-tanda kanker, ragi atau pertumbuhan bakteri yang berlebihan, hingga bakteri patogen seperti C. difficile, Campylobacter, dan jenis E. coli tertentu.

Jika ditemukan adanya darah dalam pemeriksaan feses, itu dapat berarti Anda mengalami kelainan gastrointestinal, seperti kanker usus besar atau lambung, penyakit radang usus, wasir, fisura anus atau infeksi.

Ada dua jenis utama pemeriksaan feses yang bisa dipilih, yakni fecal occult blood test (FOBT) untuk mendeteksi adanya darah dalam feses dan tes DNA feses yang mendeteksi ada tidaknya materi genetik dari polip dan tumor kanker.

Baca Juga: Ketahui Tujuan Pemeriksaan Kolonoskopi dan Prosedurnya

Pemeriksaan Feses FOBT

FOBT dipakai untuk memeriksa darah pada feses yang mungkin berasal dari polip atau kanker usus.

Tes ini bisa mendeteksi sejumlah kecil darah yang tidak tampak dengan mata telanjang.

Jika ada darah pada feses, seseorang perlu menjalani tes lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya.

FOBT menggunakan reaksi kimia untuk memeriksa keberadaan darah pada feses.

Guaiac FOBTs (gFOBTs) adalah jenis tes feses yang sudah ada sejak lama, namun paling tidak akurat dan paling murah untuk dibeli tanpa resep dokter.

FOBT imunokimia (iFOBTs), juga dikenal sebagai tes imunokimia feses (FITs), adalah opsi yang lebih baru dan lebih sensitif untuk mendeteksi darah dalam feses.

Namun, harganya lebih mahal jika tes tidak ditanggung oleh asuransi.

Tes feses iFOBT mendeteksi keberadaan hemoglobin, protein yang ditemukan dalam darah.

Tes DNA Feses

Bukan mencari darah tersembunyi, tes DNA feses, juga dikenal sebagai tes FIT-DNA, mencari jejak DNA (materi genetik) yang ditumpahkan oleh polip atau tumor kolorektal. Ini adalah tes feses yang paling sensitif dan mahal saat ini.

Penting untuk dicatat, tes feses merupakan pilihan skrining kanker usus besar yang efektif hanya jika digunakan dengan kombinasi metode lain.

Jika hasil tes feses Anda menunjukkan adanya masalah, langkah selanjutnya yang perlu Anda ambil adalah membuat janji dengan dokter yang mungkin akan melakukan kolonoskopi atau tes serupa.

Cara Mengumpulkan Sampel untuk Pemeriksaan Feses

Sampel feses untuk FOBT mudah dikumpulkan, bisa Anda ambil sendiri.

Pastikan saja Anda menjaga tangan Anda tetap bersih untuk menghindari penularan infeksi. Anda juga perlu memastikan bahwa Anda tidak mengotori sampel dengan urine atau kertas toilet.

Kumpulkan sampel Anda dalam botol steril, yang akan diberikan oleh dokter.

Simpan sampel di lemari es, jauh dari makanan, lalu bawa ke dokter atau laboratorium patologi sesegera mungkin. Jika Anda perlu menunda penyerahan sampel, bicarakan hal tersebut dengan dokter.

Baca Juga: Pahami Prosedur Pemeriksaan Protein Urine

Kondisi yang Bisa Dideteksi dari Pemeriksaan Feses

Sampel feses biasanya dikumpulkan di laboratorium tempat teknisi melakukan pemeriksaaan.

Beberapa kondisi dapat dideteksi tanpa mikroskop, misalnya beberapa spesies cacing yang sangat jelas terlihat tanpa teknologi apapun.

Jika spesies cacing lain berukuran lebih kecil dan lebih sulit untuk dilihat, maka ada berbagai kondisi yang bisa dideteksi dari pemeriksaan feses. Berikut ADALAH beberapa di antaranya:

  • Kanker usus besar

Dua jenis tes feses digunakan sebagai alat skrining untuk kanker kolorektal, atau sel prakanker yang dapat menyebabkan kanker.

Tes FOBT menemukan darah tersembunyi di feses, sedangkan tes DNA feses memeriksa DNA dalam feses untuk untuk mencari bukti adanya kanker kolorektal.

Meskipun hasilnya positif, Anda masih butuh kolonoskopi untuk menemukan dan menghilangkan lesi prakanker atau kanker.

  • Penyakit radang usus

Tes awal yang umum untuk kondisi ini mengukur kadar calprotectin dalam feses.

Calprotectin adalah protein yang ditemukan dalam sel darah putih dan memiliki sifat antibakteri dan antijamur yang kuat.

Calprotectin meningkat saat peradangan terjadi (apa pun penyebabnya).

Konsentrasi calprotectin berhubungan langsung dengan tingkat keparahan peradangan, sehingga semakin parah penyakit radang usus Anda, maka akan semakin tinggi pula kadar calprotectin Anda.

  • Malabsorbsi lemak

Pemeriksaan feses dapat mendeteksi jumlah lemak yang sangat tinggi, yang merupakan tanda bahwa Anda tidak mencerna dan menyerap lemak dalam makanan dengan benar.

Tak hanya kondisi di atas saja, masih banyak kondisi lain yang juga bisa dideteksi dengan pemeriksaan feses.

Arti Hasil Pemeriksaan Feses

Sekitar 1 dari setiap 14 orang memiliki hasil tes FOBT positif, artinya darah ditemukan pada feses.

Hasil positif tidak selalu berarti Anda menderita kanker usus. Kondisi lain seperti polip, wasir atau peradangan dapat memberikan hasil positif.

Namun, jika Anda memiliki hasil positif, Anda harus menghubungi dokter yang mungkin akan merekomendasikan tes lain seperti kolonoskopi.

Meskipun hasil FOBT Anda bagus, bukan berarti Anda tidak akan pernah terkena kanker usus.

Jika Anda berusia di atas 50 tahun, Anda harus melakukan pemeriksaan rutin setiap 2 tahun.

Jika Anda melakukan tes DNA feses dan hasilnya positif, temui dokter karena Anda mungkin memerlukan perawatan.

Baca Juga: Ketahui Lebih Detail tentang MCV dalam Pemeriksaan Darah Lengkap

Sumber

Verywell Health. (2022). Stool Test Options. www.healthline.com

Healthpath. (2021). What Does A Stool Test Show?. healthpath.com

Health Direct. (2020). Stool tests. www.healthdirect.gov.au

Healthline. (2017). Fecal Culture. www.healthline.com