Paraplegia, Kelumpuhan Tubuh di Bagian Bawah

Paraplegia, Kelumpuhan Tubuh di Bagian Bawah

Penulis: Silvia | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 30 Desember 2022

 

Paraplegia merupakan salah satu jenis kelumpuhan, khususnya yang menyerang bagian bawah tubuh sehingga menghilangkan kemampuan penderitanya untuk berjalan.

Karena tidak mampu untuk melakukan mobilisasi layaknya orang normal lainnya, penderita paraplegia pun membutuhkan bantuan, seperti kursi roda sehingga bisa beraktivitas.

Selain itu, penderita paraplegia juga membutuhkan obat-obatan sebagai bagian dari perawatannya untuk mengurangi gejala dan komplikasi.

Baca Juga: 9 Gejala Kerusakan Saraf yang Perlu Diwaspadai

Gejala Paraplegia

Gejala paraplegia bisa bervariasi tergantung pada penderitanya dan tingkat keparahannya. Adapun gejala umum yang menunjukkan paraplegia, meliputi:

  • Nyeri punggung yang ekstrem atau tekanan di leher, kepala, atau punggung
  • Kelemahan, inkoordinasi, atau kelumpuhan di bagian tubuh mana pun
  • Mati rasa pada tubuh bagian bawah
  • Masalah kandung kemih dan usus sehingga buang air kecil dan buang air besar tidak terkontrol
  • Kesulitan berjalan dan berdiri
  • Kesulitan seksual, misalnya tidak bisa ereksi
  • Sulit bernapas

Jika Anda memiliki salah satu dari gejala ini, terutama usai mengalami trauma pada kepala dan leher, sebaiknya segera ke dokter untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh karena bisa jadi menderita cedera tulang belakang.

Penyebab Paraplegia

Lantas, apakah yang menjadi penyebab paraplegia? Umumnya, paraplegia ini disebabkan oleh cedera pada bagian sumsum tulang belakang atau otak sehingga menghentikan sinyal menuju bagian tubuh Anda.

Saat otak tidak bisa mengirim sinyal ke bagian bawah tubuh, Anda pun mengalami kelumpuhan.

Sebagian besar cedera tulang belakang dan cedera otak bersifat traumatis, yang berarti cedera diakibatkan oleh pukulan tiba-tiba pada area tersebut.

Cedera tersebut biasanya terjadi akibat dari kecelakaan, seperti jatuh, kecelakaan mobil, kecelakaan saat olahraga, atau menjadi korban kekerasan.

Namun, beberapa cedera tidak bersifat traumatis, dan biasanya disebabkan oleh penyakit atau kelainan genetik. Jadi, paraplegia juga bisa disebabkan oleh berbagai penyakit lain, seperti:

  • Kanker atau tumor saraf tulang belakang
  • Multiple sclerosis
  • Stroke
  • Gangguan saraf tulang belakang
  • Penyakit saraf motorik
  • Infeksi tulang belakang, seperti tropical spastic paraparesis dan polio
  • Penyakit dekompresi
  • Kelainan genetik
  • Gangguan autoimun
  • Kekurangan oksigen ke otak atau sumsum tulang belakang karena tersedak, komplikasi persalinan, dan cedera lainnya.

Jenis-jenis Paraplegia

Paraplegia dibagi menjadi 2 jenis, yakni paraplegia sebagian dan paraplegia menyeluruh. Berikut penjelasannya:

1. Paraplegia Sebagian

Kondisi ini merupakan kelumpuhan yang hanya memengaruhi satu bagian saja. Misalnya, hanya lumpuh di salah satu bagian kaki.

Jadi, mungkin kaki kiri lumpuh total sementara kaki bagian kanan masih bisa bergerak secara terbatas atau bahkan dalam kondisi normal.

2. Paraplegia Menyeluruh

Sementara itu, paraplegia menyeluruh merupakan kelumpuhan yang terjadi pada seluruh bagian tubuh bawah (lumpuh total).

Pada paraplegia menyeluruh, kedua kaki Anda tidak bisa digerakkan sama sekali. Anda juga tidak bisa merasakan tubuh bagian bawah.

Sering kali, penderita paraplegia menyeluruh ini tidak hanya sulit atau tidak bisa untuk berjalan, tetapi juga mungkin kehilangan kontrol pada kandung kemih dan usus mereka.

Baca Juga: Mengenal Sistem Gerak pada Manusia dan Gangguannya

Diagnosis Paraplegia

Seseorang yang didiagnosis menderita paraplegia biasanya telah melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh. Termasuk, menanyakan riwayat kecelakaan atau penyakit.

Selain itu, dokter juga akan menganjurkan Anda untuk melakukan tes pencitraan untuk meyakinkan diagnosis.

Misalnya, dengan tes MRI, X-ray, CT scan, hingga pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur bagaimana tubuh Anda merespons ketika otot-otot yang terkena dirangsang (elektromiografi).

Dokter pun akan merekomendasikan pemeriksaan darah dan fungsi lumbal untuk memeriksa infeksi.

Cara Mengatasi Paraplegia

Karena setiap penderita paraplegia memiliki gejala dan tingkat keparahan yang berbeda, maka perawatannya pun tidak sama.

Pada tahap awal, perawatan berfokus pada pengobatan dan traksi untuk imobilisasi. Pembedahan atau perawatan eksperimental juga dapat dilakukan.

Misalnya, pembedahan untuk mengatasi pembengkakan pada bagian tubuh yang cedera, menghilangkan lesi, atau mengangkat objek yang menyebabkan kerusakan. Bisa juga meliputi operasi penyelarasan tulang belakang.

Selain operasi, pasien paraplegia akan diberi obat-obatan untuk mencegah infeksi dan masalah lain yang dapat memperburuk kondisi.

Pasien paraplegia pun akan dianjurkan untuk melakukan terapi, seperti fisioterapi dan latihan sehingga kondisi fisiknya membaik sekaligus mengurangi rasa sakit.

Dokter juga mungkin akan menyarankan para penderitanya untuk psikoterapi agar mereka memiliki keterampilan merawat dan mengelola cedera diri sendiri.

Baca Juga: Penyebab Gangguan Gerakan Tubuh Ataksia dan Perawatannya

 

Sumber

Healthline. (2021). Understanding Paraplegia. healthline.com

Medical News Today. (2020). Everything you need to know about paraplegia. medicalnewstoday.com

Mayo Clinic. Spinal cord injury. mayoclinic.org

Spinal Cord. (2021). Living with Paraplegia: Cures, Therapies, Exercises, and More. spinalcord.com