Pahami Demensia pada Orang Lanjut Usia

Pahami Demensia pada Orang Lanjut Usia

Penulis: Emy | Editor: Atsa

Ditinjau oleh: dr. Putri Purnamasari 

Terakhir ditinjau: 14 Oktober 2022

Demensia adalah penyakit yang menyebabkan menurunnya fungsi otak, termasuk fungsi kognitif seperti seperti daya ingat, berbahasa, dan kemampuan berpikir lainnya yang cukup parah sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Alzheimer adalah jenis demensia yang paling banyak ditemui. Jadi, demensia bukanlah penyakit tunggal; demensia mencakup berbagai kondisi medis tertentu, salah satunya penyakit Alzheimer.

Gejala Umum

Tanda-tanda demensia bisa sangat bervariasi. Berikut gejala-gejala yang paling sering terjadi:

  • Masalah dengan memori jangka pendek
  • Sering lupa
  • Sulit fokus
  • Sulit untuk untuk merencanakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari, karena kebingungan
  • Disorientasi merupakan gejala yang paling kerap ditunjukan. Mereka kerap bingung dimana mereka berada, karena itu ODD harus selalu diawasi agar tidak bepergian ke luar lingkungan sendiri
  • Gangguan komunikasi
  • Menaruh barang tidak pada tempatnya
  • Perubahan perilaku atau kepribadian
  • Perubahan suasana hati / mood
  • Pasif / penarikan diri

Banyak kondisi yang bersifat progresif, yang berarti tanda-tanda demensia muncul secara perlahan-lahan dan semakin memburuk. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami kesulitan memori atau perubahan lain dalam fungsi kognitif, jangan abaikan mereka. Segera temui dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Penyebab

Demensia disebabkan oleh kerusakan sel otak. Kerusakan ini mengganggu kemampuan sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain. Ketika sel-sel otak tidak dapat berkomunikasi secara normal, pikiran, perilaku dan perasaan dapat terpengaruh.

Otak memiliki banyak wilayah berbeda, yang masing-masing bertanggung jawab atas fungsi yang berbeda (misalnya, ingatan, penilaian, dan gerakan). Ketika sel-sel di daerah tertentu rusak, maka daerah itu tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal.

Berbagai jenis demensia dikaitkan dengan jenis kerusakan sel otak tertentu di wilayah otak tertentu. Misalnya, pada penyakit Alzheimer, tingginya tingkat protein tertentu di dalam dan di luar sel otak membuat sel otak sulit untuk tetap sehat dan berkomunikasi satu sama lain. Wilayah otak yang disebut hipokampus adalah pusat pembelajaran dan memori di otak, dan sel-sel otak di wilayah ini sering kali menjadi yang pertama mengalami kerusakan. Itulah mengapa kehilangan ingatan seringkali menjadi salah satu gejala awal Alzheimer.

Faktor Risiko

Meskipun pertambahan usia adalah faktor risiko terkuat penyebab demensia, hali ini bukanlah konsekuensi dari risiko penuaan yang tak dapat terhindarkan. Lebih lanjut, studi menunjukkan bahwa orang dapat mengurangi risiko demensia dengan berolahraga teratur, tidak merokok, menghindari penggunaan alkohol yang berbahaya, mengontrol berat badan, makan makanan yang sehat, dan menjaga tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah yang sehat. Faktor risiko tambahan termasuk depresi, isolasi sosial, dan ketidakaktifan kognitif.

Diagnosa Demensia

Tidak ada satu tes pun untuk menentukan apakah seseorang menderita demensia. Dokter mendiagnosis Alzheimer dan jenis demensia lainnya berdasarkan riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan karakteristik perubahan dalam berpikir, fungsi sehari-hari, dan perilaku yang terkait dengan setiap jenis. 

Dokter dapat menentukan bahwa seseorang menderita demensia dengan tingkat kepastian yang tinggi. Tetapi lebih sulit untuk menentukan jenis demensia yang tepat karena gejala dan perubahan otak dari berbagai demensia dapat tumpang tindih. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin mendiagnosis “demensia” dan tidak menentukan jenisnya.

 

Sumber

Alzheimer’s Association. What is Dementia?. www.alz.org

Alzheimer’s Indonesia. 10 gejala awal Demensia Alzheimer. www.alz.or.id

WHO. Dementia. www.who.int