Pahami Dampak Broken Home bagi Anak

Pahami Dampak Broken Home bagi Anak

Penulis: Gradita | Editor: Alhasbi

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 28 Oktober 2022

 

Broken home merupakan mimpi buruk bagi semua orang. Tidak hanya pasangan yang ditinggalkan, broken home juga berpengaruh terhadap anak.

Umumnya, broken home terjadi karena perceraian. Namun perlu Anda ketahui, broken home juga bisa terjadi karena salah satu orang tua anak meninggal. Ketika hal ini terjadi, tentunya akan memengaruhi perkembangan anak.

Melalui sudut pandang psikologi, anak dapat merasakan broken home walau berada dalam keluarga yang utuh sekalipun. Ini terjadi karena kebutuhan afeksi seorang anak tidak terpenuhi karena salah satu orang tua meninggalkan rumah dan tidak memberikan kasih sayang yang utuh untuk pasangan dan anaknya.

Idealnya, keluarga merupakan tempat untuk anak bertumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat, baik secara mental maupun fisik.

Ciri-ciri broken home

Terdapat ciri-ciri yang menandakan keluarga mengalami broken home, meliputi:

  • Hubungan orang tua sudah tidak baik lagi.
  • Otoriter terhadap anak.
  • Suasana rumah tidak harmonis.
  • Orang tua sering meninggalkan rumah tanpa sebab yang pasti.
  • Salah satu orang tua meninggal dunia.
  • Terdapat masalah yang tidak dapat terselesaikan dengan baik.
  • Salah satu atau kedua orang tua selalu mengancam.
  • Sering terjadi pertengkaran hebat.
  • Adanya kekerasan fisik.
  • Salah satu atau kedua orang tua melakukan eksploitasi terhadap anak.
  • Adanya orang ketiga.
  • Perceraian dan perpisahan orang tua.
  • Tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tua.

Perlu Anda ketahui, walau tidak berpisah, pertengkaran orang tua dapat melukai hati anak. Orang tua cenderung tidak memikirkan hal tersebut, hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja.

Jika kondisi ini terjadi terlalu lama, maka akan memunculkan berbagai reaksi dan dampak yang akan memengaruhi hubungan anak dengan orang tua.

Dampak broken home bagi Anak

Broken home dapat berdampak yang buruk, terutama pada kesehatan mental anak. Berikut dampak pada anak yang perlu Anda ketahui.

1. Mudah sedih dan kehilangan motivasi

Perpisahan orang tua menyisakan luka yang mendalam bagi anak. Hal ini membuat anak mudah sedih dan kehilangan motivasi untuk menjadi penyemangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

2. Terlalu larut dalam kesedihan

Ketika anak mudah sedih dan kehilangan motivasi, tidak jarang akan menimbulkan dampak lain yang berkepanjangan, yaitu terlalu larut dalam kesedihan.

Anak akan menyadari bahwa apa yang sudah dilalui oleh keluarganya akan hilang begitu saja, hanya meninggalkan kenangan indah yang tidak dapat terulang kembali.

3. Menjadi lebih posesif

Adanya kecenderungan untuk menjadi individu yang lebih posesif pada anak yang mengalami broken home dalam lingkungan atau percintaannya.

Sifat posesif bisa muncul karena haus kasih sayang yang tidak didapat dari keluarganya. Adapun kecenderungan memiliki rasa cemburu yang berlebihan kepada orang di sekitarnya.

Baca Juga : Pentingnya Melatih Kemampuan Motorik Anak

4. Rasa cemas berlebih (anxiety disorder)

Anak broken home juga akan cenderung memiliki rasa cemas berlebih, sehingga membuat mereka sulit untuk melakukan interaksi sosial yang aktif dan positif.

5. Kehilangan kasih sayang orang tua

Saat terjadinya perceraian orang tua, anak akan merasa kehilangan kasih sayang orang tua karena kasih sayang tersebut tidak dapat kembali seperti sediakala.

Anak broken home juga akan merasa tidak ada sosok yang tepat menggantikan peran orang tua, di mana mereka mendapatkan kasih sayang yang utuh.

6. Tidak memiliki identitas diri

Mental anak broken home akan cenderung lemah dan menganggap hidupnya tidak seberuntung orang lain. Hal tersebut menyebabkan anak tidak memiliki identitas diri yang kuat dan perasaan berharga.

7. Trauma memiliki hubungan dengan orang lain

Salah satu dampak yang cukup parah adalah ketika anak broken home merasa trauma saat memiliki hubungan dengan orang lain. Hal ini mungkin didasari oleh pengalaman buruk dalam keluarga, sehingga takut untuk membuka diri dan memiliki hubungan dengan orang lain.

8. Sulit mempercayai orang lain

Anak broken home akan lebih sulit percaya dengan orang lain dan menganggap orang lain sedang berbohong kepadanya.

Timbulnya perasaan sulit menaruh kepercayaan kepada orang lain ini dapat menyebabkan anak lebih mudah putus asa dan sering berkecil hari ketika berhubungan dengan orang lain.

9. Perubahan peran anak

Perceraian orang tua akan membuat perubahan peran anak. Misalnya, anak sulung mengambil peran orang tua untuk adik-adiknya, baik untuk melakukan pekerjaan rumah ataupun dalam urusan mencari nafkah.

10. Menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab perceraian orang tua

Tidak jarang anak broken home merasa bahwa dirinya adalah penyebab dari perceraian orang tuanya. Padahal hal tersebut belum tentu benar adanya. Jika kondisi ini terus menerus terjadi maka kesehatan mental akan menjadi taruhannya.

Cara mencegah dampak broken home pada anak

Terdapat beberapa cara untuk mencegah dampak broken home pada anak yang dapat dilakukan orang tua, meliputi:

  • Menjaga keharmonisan keluarga.
  • Menghindari pertengkaran hebat di depan anak.
  • Selalu memberikan kasih sayang kepada anak.
  • Luangkan waktu untuk mendengarkan curahan hati anak.
  • Selalu menyebarkan energi positif.

Baca Juga : Efek Negatif dan Positif Gadget pada Anak

Sumber

Brown University. (2021). Understanding Dysfunctional Relationship Patterns in Your Family. www.brown.edu

Healthline. (2020). 10 Effects of Divorce on Children — and Helping Them Cope. www.healthline.com

NCBI. (2014). The impact of family structure on the health of children: Effects of divorce*. www.ncbi.nlm.nih.gov

The News International. (2015). The effect of a broken family. www.thenews.com.pk

Verywell Health. (2021). The Psychological Effects of Divorce on Children. www.verywellfamily.com