Ketahui Berbagai Macam Obat TBC dan Efek Sampingnya

Ketahui Berbagai Macam Obat TBC dan Efek Sampingnya

Penulis: Anggita | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 22 Juni 2023

 

Pasalnya, ada beragam obat yang bisa Anda gunakan untuk mengobati TBC.

Bakteri Mycobacterium tuberculosis adalah biang keladi dari penyakit tuberkulosis atau TBC. Biasanya, bakteri ini menyerang paru-paru, namun tak jarang pula menyerang organ tubuh lainnya.

Untungnya, infeksi TBC bisa terobati jika Anda mengikuti aturan pengobatan dari dokter.

Baca Juga: Tips Konsumsi Obat TBC agar Selalu Tepat Jadwal

Jenis-jenis Obat TBC

Obat TBC merupakan gabungan beberapa obat yang berfungsi untuk mematikan bakteri di tubuh Anda. Penggunaan obat tersebut pun tak sebentar, yakni dari 6-9 bulan, tergantung jenis TBC yang Anda idap serta tingkat resistensi Anda.

Berikut adalah berbagai obat yang wajib Anda konsumsi saat pengobatan TBC.

1. Isoniazid

Untuk mengobati TBC aktif, jenis obat pertama yang akan dokter berikan adalah isoniazid.

Selain bersifat mengobati, obat ini juga bisa mencegah TBC aktif ketika Anda terinfeksi oleh bakteri tersebut.

Cara kerja isoniazid adalah menghentikan pertumbuhan bakteri TBC.

Anda bisa minum obat ini 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, tergantung bagaimana arahan yang diberikan oleh dokter Anda.

Isoniazid bukanlah satu-satunya obat yang harus Anda minum, sebab ketika pengobatan TBC dimulai, Anda akan mengonsumsi kombinasi obat tertentu.

Efek samping yang mungkin timbul saat Anda menggunakan obat ini adalah:

  • Mual dan muntah
  • Nyeri sendi
  • Mati rasa di tangan atau kaki
  • Perubahan perasaan
  • Lebih sering buang air kecil

2. Rifampicin

Obat berikutnya yang akan diresepkan oleh dokter adalah rifampicin atau rifampin. Rifampicin bisa mengobati, serta mencegah penularan infeksi pada orang lain.

Sebelum menggunakannya, ketahui terlebih dahulu apakah Anda memiliki alergi pada obat-obat serupa, seperti rifabutin atau rifamycin.

Jika Anda baik-baik saja menggunakannya, maka Anda boleh mengonsumsi rifampicin.

Efek samping yang mungkin muncul:

  • Nyeri ulu hati
  • Sakit perut
  • Nafsu makan menurun
  • Demam
  • Lelah
  • Otot melemah
  • Perubahan warna gigi, urin, hingga air mata

Peringatan

Karena obat ini bisa mengubah warna air mata Anda, sebaiknya Anda tidak menggunakan lensa kontak terlebih dahulu selama pengobatan berlangsung. Sebab, kontak lensa bisa membekas secara permanen.

Baca Juga : Jenis Obat untuk Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

3. Ethambutol

Obat selanjutnya adalah Ethambutol, di mana Anda perlu menjelaskan riwayat penyakit sebelum mengonsumsinya.

Ethambutol bisa memperparah beberapa kondisi kesehatan, seperti penyakit ginjal, atau kerusakan saraf di mata Anda.

Bukan cuma itu, jelaskan pula jika Anda memiliki alergi obat, serta alergi pada makanan atau bahan tertentu.

Beberapa efek samping yang bisa akan Anda rasakan pasca mengonsumsi obat ini adalah:

  • Kedinginan
  • Nyeri sendi
  • Kulit terasa panas
  • Masalah penglihatan

Apabila fungsi penglihatan Anda menjadi terganggu, maka Anda perlu berhenti untuk mengonsumsi ethambutol. Karenanya, cobalah untuk rutin berkonsultasi dengan dokter Anda.

Selain itu, hindari penggunaan obat antasida karena akan membuat tubuh sulit untuk menyerap ethambutol.

4. Pyrazinamide

Agar bakteri tidak menjadi resisten di tubuh, maka pyrazinamide seharusnya diminum bersamaan dengan obat TBC lainnya.

Selain itu, penggunaan obat ini juga perlu Anda hindari apabila mengidap penyakit hati serta asam urat.

Efek samping yang umum terjadi adalah sebagai berikut:

  • Demam
  • Nyeri sendi
  • Lebih mudah berdarah atau memar
  • Muncul gejala asam urat
  • Urin menjadi gelap
  • Gatal
  • Sakit perut
  • Nafsu makan menurun
  • Lelah

Dosis dan Cara Minum Obat TBC

Untuk mengobati TBC, dokter akan memberikan dosis obat yang sesuai dengan fase pengobatan Anda. Terdapat 2 jenis fase, yaitu:

1. Fase intensif

Pada fase intensif, semua obat TBC perlu diminum setiap hari dalam waktu 2 bulan.

Obat yang diminum pun harus pada waktu yang sama setiap harinya, untuk menghindari bakteri menjadi kebal dan sulit untuk disembuhkan.

2. Fase lanjutan

Pada fase lanjutan, dosis obat yang diberikan berkurang dan waktu meminumnya pun tidak lagi setiap hari.

Walaupun begitu, fase lanjutan berlangsung lebih lama dari fase intensif, yakni bisa selama 4-7 bulan.

Apabila Anda sudah kebal terhadap bakteri TBC, maka Anda perlu melakukan pengobatan khusus.

Jika Anda tak mengikuti aturan penggunaan, maka pengobatan bisa membahayakan Anda.

Pengobatan TBC paru serta TBC ekstra paru menggunakan kombinasi obat yang sama, namun pengobatan TBC ekstra paru bisa berlangsung lebih lama.

Selain itu, Anda juga mungkin akan diresepkan obat kortikosteroid untuk beberapa minggu, untuk meredakan pembengkakan di bagian yang terinfeksi.

Baca Juga: Apakah Kita Bisa Sembuh Total dari Penyakit TBC?

Sumber