Metamizole: Pahami Dosis dan Efek Sampingnya

Metamizole: Pahami Dosis dan Efek Sampingnya

Penulis: Novi | Editor: Handa

Metamizole adalah salah satu jenis obat generik yang memiliki sifat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas) dan anti-inflamasi (anti peradangan). Metamizole juga dikenal sebagai dipiron dan sulpirin. Metamizole hanya dapat digunakan dengan resep yang diberikan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter.  Obat ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu tablet dan suntik.

Metamizole dapat digunakan oleh orang dewasa maupun anak-anak. Hanya saja, penggunaan metamizole menyebabkan efek samping pada janin sehingga ibu hamil perlu waspada. Begitu pula dengan ibu menyusui, sebab metamizole dapat menyerap dalam ASI. Dengan demikian, penggunaan obat jenis ini perlu dikonsultasikan kepada dokter, terlebih untuk ibu hamil dan menyusui.

Peringatan Metamizole

Metamizole termasuk jenis obat yang tidak dapat digunakan secara sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan metamizole, yaitu:

  • Tinggalkan kebiasaan konsumsi alkohol selama penggunaan metamizole.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk suplemen dan obat herbal.
  • Jika memiliki riwayat alergi, Anda perlu memberi tahu dokter sebab penggunaan metamizole mungkin dapat menimbulkan reaksi alergi.
  • Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi ataupun overdosis.
  • Anda perlu memberi tahu dokter jika Anda memiliki sedang ataupun pernah menderita beberapa penyakit tertentu, seperti tukak lambung, ulkus duodenum, asma, gangguan kesehatan akibat penumpukan porifin dalam tubuh (porfiria), defisiensi G6PD (kekurangan enzim G6PD), gangguan ginjal, gangguan hati, dan penyakit jantung.
  • Jika Anda merencanakan kehamilan, sedang hamil, atau menyusui, Anda harus menginformasikannya kepada dokter. Sebab penggunaan metamizole dapat memberikan efek pada janin.

Dosis dan Aturan Pakai

Pemberian resep metamizole akan disesuaikan dengan usia, kondisi pasien, dan bentuk sediaan obat. Sebab, setiap pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam menggunakan metamizole. Dosis metamizole tablet secara umum adalah sebagai berikut.

  • Anak usia ≥3 bulan. Pada anak usia ≥3 bulan, dosis penggunaan metamizole bervariasi sesuai dengan berat badan. Dosis anjuran adalah 8-16 mg/kgBB dalam satu kali penggunaan. Penggunaannya dapat dilakukan secara berulang, hingga 3 atau 4 kali sehari.
  • Dewasa. Pada orang dewasa, metamizole dapat digunakan dengan dosis 0,5-1 gram dalam satu kali penggunaan dan dapat diulangi hingga 3-4 kali sehari. Maksimal penggunaan metamizole adalah 4 gram per hari dengan durasi penobatan maksimal selama 3-5 hari.

Sedangkan dosis metamizole suntik atau injeksi adalah sebagai berikut:

  • Anak usia ≥3 bulan. Sama halnya dengan penggunaan metamizole tablet, dosis penggunaan metamizole suntik pada anak usia di bawah 3 bulan pun bervariasi dan disesuaikan dengan berat badan. Penggunaannya pun dilakukan oleh petugas medis di bawah pengawasan dokter.
  • Dewasa. Penggunaan metamizole injeksi dilakukan dengan menyuntikkannya melalui pembuluh darah vena (intravena) atau melalui suntikan pada otot (intramuskular). Dosis penggunaan metamizole adalah 1 gram dalam sekali suntik. Penyuntikan metamizole dapat diulang hingga 4 kali sehari. Dosis pun disesuaikan dengan tingkat keparahan dan respon pasien. Maksimal penggunaan metamizole injeksi adalah 5 gram per hari. Penggunaan metamizole injeksi pada orang dewasa pun harus dilakukan oleh tenaga medis di bawah pengawasan dokter.

Cara Mengonsumsi Metamizole yang Tepat

Metamizole dalam bentuk tablet dikonsumsi dengan cara ditelan secara langsung. Jangan mengonsumsi metamizole dengan cara menggigit, mengunyah, menghancurkan, maupun membelah tablet sebab dapat meningkatkan risiko efek samping. Konsumsi atau penggunaan metamizole pun sebaiknya dilakukan setelah makan agar tidak menyebabkan sakit maag.

Jika Anda lupa mengonsumsi metamizole, Anda dapat segera meminumnya setelah ingat. Hanya saja, jika Anda mengingatnya pada waktu yang berdekatan dengan jadwal konsumsi selanjutnya, sebaiknya Anda lewatkan saja jadwal yang terlewat tersebut dan meminumnya pada jadwal selanjutnya. Hindari mengonsumsi metamizole tablet dalam dosis ganda, terkecuali dengan anjuran dokter.

Cara penyimpanan metamizole pun perlu diperhatikan agar tidak merusak manfaat dari obat tersebut. Metamizole sendiri dapat disimpan pada suhu ruangan (di bawah 25oC) dan dalam wadah yang tertutup. Hindarkan dari paparan matahari langsung dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Efek Samping Penggunaan Metamizole

Penggunaan metamizole memang dapat mengurangi rasa nyeri, terutama pada penderita nyeri sendi. Namun, penggunaan metamizole pun dapat menimbulkan efek samping, seperti:

  • Pusing
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut.
  • Penurunan konsentrasi
  • Nyeri dada
  • Demam dan menggigil
  • Ruam dan sensasi terbakar.
  • Hipotensi atau tekanan darah rendah

Efek samping tersebut dapat mereda pada waktu tertentu. Namun, Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter jika efek tersebut tidak kunjung reda. Selain efek samping tersebut, penggunaan metamizole pun dapat menyebabkan efek lain yang lebih fatal, seperti:

  • Anemia
  • Syok anafilaksis
  • Sindrom Lyell
  • Sindrom Stevens-Johnson
  • Agranulocytosis (rendahnya salah satu jumlah sel darah putih)
  • Trombositopenia (rendahnya jumlah trombosit)
  • Pansitopenia (pengurangan jumlah salah satu jenis darah, baik berupa eritrosit, leukosit, maupun trombosit, secara signifikan)

Interaksi Metamizole

Penggunaan metamizole dapat menyebabkan efek interaksi jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain. Salah satu efek interaksi metamizole yang dapat terjadi adalah:

  • Penggunaan metamizole bersamaan dengan pil KB, allopurinol, asam trikloroasetat, atau obat golongan MAOI, dapat meningkatkan efek toksik.
  • Penggunaan yang dilakukan bersamaan dengan antikoagulan, dapat meningkatkan risiko trombositopenia (rendahnya jumlah trombosit).
  • Menambah resiko terjadinya hipotermiai jika digunakan bersama dengan fenotiazin atau chlorpromazine.
  • Menyebabkan berkurangnya efektivitas obat jika digunakan bersama fenilbutazon, barbiturate, atau glutethimide.
  • Menyebabkan efek risiko yang tinggi pada kerusakan sel darah jika digunakan bersama methotrexate.
  • Menyebabkan penurunan kadar bupropion dan siklosporin dalam darah.
  • Meningkatkan efektivitas obat antidiabetik oral, fenitoin, sulfonamide.
  • Meningkatkan efek hematotoksisitas metotreksat.

Anda perlu waspada dan mengikuti aturan pakai yang sesuai dengan anjuran dokter agar dapat menghindari dampak negatif dari penggunaan metamizole. Dengan begitu. Anda akan dapat merasakan manfaat metamizole secara maksimal.

Baca Juga : Cara Mengatasi Saraf Kejepit di Rumah dan Pencegahannya

Sumber

American College of Clinical Pharmacology (ACCP). (2019). Metamizole (Dipyrone) and the Liver: A Review of the Literature. accp1.onlinelibrary.wiley.com
Drug Discrimination Database. Metamizole. www.dd-database.org
MIMS. Metamizole. www.mims.com
NCBI NIH. (2017). Metamizole (Dipyrone) as an Alternative Agent in Postoperative Analgesia in Patients with Contraindications for Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov
ScienceDirect. (2016). Metamizole (Dipyrone). www.sciencedirect.com