Kenali Gejala, Penyebab, dan Faktor Risiko Angina Pektoris

Kenali Gejala, Penyebab, dan Faktor Risiko Angina Pektoris

Penulis: Dea | Editor: Handa

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 25 Desember 2022

 

Angina pektoris merupakan istilah medis dari nyeri dada yang terjadi akibat penyumbatan arteri koroner. Apabila Anda mengalami angina pektoris, dada Anda terasa, seperti tertekan, berat, dan nyeri. Angina pektoris adalah kondisi yang umum terjadi dan hanya berlangsung sementara.

Terdapat 4 jenis angina pektoris, yaitu, stable angina (angina stabil), unstable angina (angina tidak stabil), prinzmetal’s angina, dan microvascular angina. Angina pektoris sendiri bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah gejala dari berbagai jenis penyakit jantung yang mengancam nyawa Anda.

Baca Juga: Apa Peran dari Dokter Spesialis Jantung?

Gejala Angina Pektoris

Gejala utama angina pektoris adalah nyeri dada yang dideskripsikan, seperti tertekan, tertindih, berat, ketat, dan terbakar. Anda juga bisa mengalami nyeri pada lengan, leher, rahang, bahu, atau punggung.

Durasi gejala-gejala tersebut bergantung dengan jenis angina yang Anda alami. Gejala lainnya yang mungkin Anda alami adalah:

  • Pusing
  • Kelelahan
  • Mual
  • Sesak napas
  • Berkeringat
  • Gangguan pencernaan
  • Kram

Gejala angina pektoris yang dialami perempuan berbeda dengan yang dialami pria. Selain nyeri dada, gejala umum lainnya para perempuan adalah mual, sesak napas, sakit perut, rasa  ketidaknyamanan di leher, rahang, punggung, dan nyeri yang menusuk.

Penyebab Angina Pektoris

Penyebab utama terjadinya angina pektoris adalah kurangnya aliran darah ke otot jantung. Darah Anda berfungsi membawa oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung untuk bertahan hidup. Apabila otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup, hal ini menyebabkan munculnya kondisi yang disebut iskemia.

Umumnya, berkurangnya suplai aliran darah disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Penyakit ini disebabkan oleh penyempitan arteri koroner akibat adanya timbunan lemak yang disebut plak. Kondisi ini dinamakan dengan aterosklerosis. Kondisi lainnya yang juga dapat menyebabkan angina pektoris,yaitu:

  • Emboli Paru (penyumbatan di arteri utama paru-paru)
  • Stenosis Aorta (penyempitan katup jantung)
  • Kardiomiopati Hipertrofi (jantung membesar)
  • Perikarditis (pembengkakan selaput jantung)
  • Diseksi Aorta (sobeknya dinding aorta).

Baca Juga: Apa itu Penyakit Katup Jantung?

Faktor Risiko Angina Pektoris

Selain penyebab yang telah disebutkan di atas, berikut faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang terpapar angina pektoris, yaitu:

1. Memiliki Kolesterol Tinggi

Kolesterol dihasilkan dari tubuh dan juga dari makanan yang Anda konsumsi. Tubuh Anda membutuhkan kolesterol untuk membentuk sel, membuat vitamin, serta hormon lainnya.

Sebenarnya kolesterol tidaklah buruk, tetapi bila terlalu tinggi bisa meningkatkan risiko angina pektoris. Pasalnya, kolesterol tinggi berkontribusi dalam pembentukan plak didalam arteri Anda.

2. Memiliki Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi di mana kekuatan darah yang mengalir melalui arteri Anda terlalu tinggi. Hal tersebut mengakibatkan jantung Anda lebih sulit untuk memompa darah ke tubuh Anda.

Saat jantung Anda bekerja lebih keras, jantung akan membutuhkan lebih banyak oksigen, yang dapat meningkatkan risiko angina pektoris.

3. Merokok

Bahan kimia dalam asap tembakau dapat merusak bagian dalam arteri Anda. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan lapisan arteri menjadi bengkak dan menyempit.

Merokok dapat membahayakan kesehatan jantung dan berkontribusi pada perkembangan plak pada arteri koroner Anda.

4. Diabetes

Diabetes merupakan penyakit yang berkembang karena adanya kadar gula atau glukosa di dalam darah Anda yang terlalu tinggi. Seiring berjalannya waktu gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah yang berakibat pada meningkatnya risiko terkena angina pektoris.

5. Obesitas

Obesitas sering dikaitkan dengan kadar kolesterol darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes yang dapat meningkatkan risiko angina pektoris dan penyakit jantung. Bila Anda mengalami obesitas, jantung Anda akan bekerja lebih keras untuk menyuplai darah ke tubuh. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko angina pektoris.

6. Stres

Stres dapat meningkatkan risiko angina pektoris dan serangan jantung. Kondisi ini dapat terjadi karena ketika Anda mengalami stres, terjadi lonjakan hormon yang dapat mempersempit arteri dan memperberat angina pektoris.

7. Mengonsumsi Makanan yang Tidak Sehat

Makanan yang mengandung banyak lemak dan gula dapat meningkatkan risiko angina pektoris, penyakit jantung, dan obesitas. Untuk menangani risiko tersebut, Anda bisa menggantinya dengan makanan yang baik untuk jantung, seperti buah, sayuran segar, ikan, unggas, dan kacang-kacangan.

8. Usia Tua

Tidak hanya mengidap penyakit, pria berusia di atas 45 tahun dan perempuan berusia di atas 55 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami angina pektoris dibandingkan dengan orang dewasa yang berusia lebih muda.

9. Riwayat Keluarga

Apabila salah satu anggota keluarga Anda ada yang menderita jantung koroner atau serangan jantung, maka Anda berisiko tinggi mengalami angina pektoris.

10. Kurang Berolahraga

Olahraga teratur dapat mengurangi berat badan dan tekanan darah tinggi. Manfaat lainnya adalah membuat jantung menjadi lebih kuat dan efisien. Jarang berolahraga dapat meningkatkan risiko Angina Pektoris.

Baca Juga: 11 Rekomendasi Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Jantung Bengkak

 

Sumber

Health Grades. (2019). 10 Risk Factors for Angina. www.healthgrades.com
Medical News Today. (2020). Everything You Need to Know About Angina. www.medicalnewstoday.com
Mayo Clinic. (2020). Angina. www.mayoclinic.org
Medlife. (2020). Angina Pectoris: Causes, Symptoms, and Treatment. www.medlife.com
Heart. (2020). What is Cholesterol?. www.heart.org