Mengenal Infeksi MRSA (Methicilin-Resistant Staphylococcus Aureus)

Mengenal Infeksi MRSA (Methicilin-Resistant Staphylococcus Aureus)

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 2 Juni 2023

 

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri staph yang resisten atau kebal terhadap antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi staph biasa. Sebagian besar infeksi MRSA terjadi pada mereka yang pernah dirawat di rumah sakit atau pusat kesehatan lainnya, seperti pusat dialisis atau panti jompo. Infeksi yang terjadi karena kontak dengan pusat kesehatan disebut dengan HA-MRSA (health care-associated MRSA).

HA-MRSA umumnya berhubungan dengan prosedur atau perangkat invasif seperti operasi, selang infus, dan lain sebagainya. HA-MRSA bisa menyebar melalui petugas kesehatan yang menyentuh tangan orang lain atau permukaan yang tidak bersih.

Jenis infeksi MRSA lainnya adalah infeksi yang terjadi di sebuah komunitas di antara orang-orang yang sehat. Penularan MRSA yang terjadi di dalam komunitas disebut dengan community-associated MRSA (CA-MRSA). Umumnya penyebarannya terjadi melalui kontak kulit ke kulit.

Populasi yang berisiko mengalami CA-MRSA adalah anak-anak sekolah yang aktif melakukan kegiatan fisik, seperti olahraga gulat (yang melibatkan sentuhan atau kontak kulit ke kulit), pekerja di penitipan anak, dan masyarakat yang tinggal di lingkungan padat penduduk.

Baca Juga: Waspadai Infeksi Bakteri Penyebab Pes atau Sampar

Penyebab MRSA

Staphylococcus aureus atau lebih dikenal dengan sebutan bakteri staph memiliki beberapa jenis berbeda. Bakteri staph umumnya ditemukan di kulit atau di hidung.

Bakteri ini umumnya tidak berbahaya kecuali masuk ke dalam tubuh melalui luka sayatan atau luka lainnya. Itu pun hanya menyebabkan reaksi berupa masalah kulit ringan pada orang yang sehat.

Pada kasus yang jarang terjadi, staph juga bisa menyebabkan masalah serius, seperti luka yang terinfeksi atau pneumonia.

MRSA merupakan bakteri staph yang seiring dengan paparan antibiotik dari waktu ke waktu, mengalami mutasi. Efeknya, bakteri ini menjadi kuat dan sangat resisten. Meski banyak orang yang terinfeksi Staphylococcus aureus (sekitar 33% dari populasi), hanya sekitar 1% yang diserang oleh MRSA.

Siapa pun bisa terinfeksi atau menjadi carrier (pembawa) MRSA. Namun, umumnya risiko Anda tertular akan semakin besar jika Anda sering berada di tempat yang dihuni oleh banyak orang, seperti pusat kesehatan, pusat penitipan anak, fasilitas olahraga, barak militer, penjara, dan lain sebagainya.

Jika ada salah satu dari anggota keluarga Anda yang menderita MRSA, biasanya akan menyebar ke anggota keluarga yang lain. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan potensi Anda terinfeksi MRSA antara lain:

  • Pernah menggunakan antibiotik sebelumnya
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Berbagi jarum suntik atau pisau cukur
  • Memiliki riwayat penggunaan narkoba suntikan.

Di dalam rumah sakit, ada beberapa faktor risiko tambahan yang akan membuat Anda berpotensi mengalami HA-MRSA, seperti:

  • Memiliki luka yang terbuka
  • Menggunakan kateter atau alat bantu pernapasan
  • Tinggal di rumah sakit dalam waktu lama
  • Tinggal di pusat kesehatan atau perawatan dalam waktu lama
  • Baru saja menjalani prosedur pembedahan
  • Melakukan prosedur dialisis secara rutin.

Baca Juga: Apa Bedanya? Infeksi Virus Vs Bakteri

Gejala Infeksi MRSA

Gejala infeksi MRSA tergantung pada bagian tubuh yang terinfeksi. Misalnya, orang dengan infeksi kulit MRSA akan mengalami pembengkakan, rasa hangat, kemerahan dan nyeri di bagian kulit yang terinfeksi.

Dalam kebanyakan kasus, sulit untuk mengetahui apakah infeksi disebabkan oleh MRSA atau jenis bakteri lainnya. Dokter memerlukan pemeriksaan laboratorium tambahan untuk memastikannya.

Beberapa gejala infeksi kulit MRSA memiliki tampilan yang khas yang menyerupai gigitan laba-laba. Kecuali Anda benar-benar melihat laba-laba di sekeliling Anda, jika Anda menemukan gigitan mirip dengan sengatan laba-laba kemungkinan besar itu adalah infeksi MRSA.

Sebagian besar infeksi kulit akibat S. aureus termasuk MRSA, umumnya menimbulkan benjolan pada area yang terinfeksi. Kulit akan terlihat bengkak, sakit, hangat saat disentuh, bernanah, dan kadang disertai demam.

Pengobatan Infeksi MRSA

Pengobatan utama untuk infeksi MRSA adalah dengan mengonsumsi antibiotik. Tapi karena bakteri ini cerdas, ada beberapa antibiotik yang mungkin tidak akan berfungsi. Dokter mungkin akan memberikan lebih dari satu jenis obat untuk benar-benar menyingkirkan infeksinya.

Antibiotik yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi MRSA meliputi:

  • Septra atau Bactrim (trimetoprim-sulfametoxazol)
  • Klindamisin
  • Zyvox (linezolid)
  • Tetrasiklin
  • Dynacin atau Minocin (minocycline)
  • Vibramycin atau Doryx (doksisiklin)
  • Vancocin (vankomisin).

Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik tergantung pada tingkat keparahan penyakit Anda serta pola resistensi bakteri yang menyerang.

Baca Juga: Ketahui Fungsi dari Obat Carbamazepine dan Efek Sampingnya

Sumber

CDC. (2019). Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). www.cdc.gov

Mayo Clinic. (2020). MRSA Infection. www.mayoclinic.org

NHS. (2020). MRSA. www.nhs.uk

Verywell Health. (2020). What Is MRSA? www.verywellhealth.com

Webmd. (2021). Understanding MRSA Infection-the Basics. www.webmd.com