Penggunaan dan Efek Samping Moxifloxacin

Penggunaan dan Efek Samping Moxifloxacin

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 26 Januari 2023

 

Moxifloxacin dipakai untuk mengobati berbagai infeksi bakteri. Obat antibiotik yang juga dapat dipakai untuk mengobati dan mencegah penyakit pes (penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yersinia pestis) ini termasuk dalam kelas obat yang disebut antibiotik kuinolon.

Moxifloxacin menghentikan pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat enzim topoisomerase IV dan DNA gyrase yang bakteri butuhkan untuk berkembang biak.

Perlu dicatat bahwa moxifloxacin hanya mengobati infeksi bakteri. Jadi, obat ini tidak akan mengobati infeksi virus, seperti pilek atau flu.

Baca Juga: Mengatasi Infeksi Bakteri dengan Garamycin

Penggunaan Moxifloxacin

Seperti yang disebutkan sebelumnya, moksifloksasin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.

Beberapa jenis infeksi bakteri yang bisa diobati dengan moxifloxacin, termasuk:

  • Infeksi sinus dan paru-paru – Infeksi sinus terjadi karena adanya penumpukan cairan di kantong berisi udara di wajah (sinus).

Penumpukan cairan ini memungkinkan kuman untuk tumbuh. Sedangkan, infeksi paru-paru dapat disebabkan oleh virus, bakteri, dan terkadang bahkan jamur.

  • Pneumonia – Pneumonia adalah satu jenis infeksi paru-paru. Kondisi yang memengaruhi kantong udara kecil di paru-paru ini paling sering disebabkan oleh bakteri menular, namun juga bisa disebabkan oleh virus.
  • Infeksi kulit – Ini adalah infeksi yang dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus atau parasit dengan gejalanya yang bervariasi dari ringan hingga serius.
  • Infeksi perut – Infeksi perut bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit.

Apa pun penyebabnya, gejalanya bisa berupa diare, kram perut, dan mual.

Sebagian besar infeksi akan sembuh dengan sendirinya, tapi mungkin butuh bantuan medis jika memiliki gejala dehidrasi atau komplikasi lain.

  • Wabah – Wabah merupakan jenis penyakit yang menyerang manusia dan mamalia lainnya.

Penyebabnya adalah bakteri Yersinia pestis. Biasanya, manusia mendapatkan wabah setelah digigit oleh kutu tikus yang membawa bakteri wabah atau saat kontak dengan hewan yang terinfeksi wabah.

Baca Juga: 5 Macam Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri beserta Gejalanya

Efek Samping Moxifloxacin

Ada sejumlah efek samping yang disebabkan oleh moxifloxacin, mulai dari yang ringan hingga serius.

Berikut adalah informasi beberapa efek samping utama yang mungkin terjadi saat Anda menggunakan moxifloxacin.

Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut tentang kemungkinan efek samping moxifloxacin atau tips mengatasi efek samping yang mengganggu, bicarakan dengan dokter.

  • Efek Samping Ringan

Berikut adalah sejumlah efek samping ringan moxifloxacin:

Umumnya, efek samping ringan ini mungkin hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu.

Jika efek samping ringan yang Anda alami menjadi lebih parah atau tidak hilang, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan.

  • Efek Samping Serius

Segera hubungi dokter jika Anda memiliki efek samping yang serius berikut ini:

    • Gagal hati – Gagal hati dapat terjadi baik secara tiba-tiba (akut) atau secara bertahap (kronis).

Beberapa penyebabnya termasuk penggunaan acetaminophen atau parasetamol dosis tinggi, reaksi terhadap pengobatan, infeksi hepatitis, dan penyalahgunaan alkohol.

Gejalanya meliputi menguningnya kulit atau bagian putih mata, rasa sakit di bagian kanan atas perut, serta mual dan muntah.

Gejalanya bervariasi, mulai dari ruam, demam, luka di dalam atau di sekitar mulut, hidung, mata, atau alat kelamin, hingga kulit mengelupas.

Kondisi ini membuat ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring limbah dari darah.

Beberapa gejalanya termasuk urine lebih sedikit dari biasanya, pembengkakan kaki, tungkai, dan lengan, nyeri dada atau tekanan

    • Kejang – Kejang merupakan gangguan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terkendali di otak.

Kejang dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku, gerakan atau perasaan, dan dalam tingkat kesadaran.

Gejalanya meliputi kebingungan sementara, gerakan menyentak tak terkendali dari lengan dan kaki, dan kehilangan kesadaran

    • Neuropati perifer – Kondisi ini merupakan akibat kerusakan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang (saraf perifer).

Gejalanya bisa meliputi perasaan geli, rasa terbakar, rasa sakit, mati rasa, kelemahan, dan kepekaan terhadap sentuhan.

    • Diare parah – Diare parah berarti buang air besar encer lebih dari 10 kali dalam sehari (24 jam).

Gejala diare parah meliputi feses berair atau berdarah, kram perut, demam, kehilangan selera makan, dan mual.

    • Masalah irama jantung seperti torsades de pointes (irama jantung tidak teratur) – Moxifloxacin dapat mengubah detak jantung yang mengancam jiwa.

Gejala dari kondisi ini meliputi palpitasi (merasa seperti jantung berdetak kencang), detak jantung cepat dan tidak teratur, pusing, pingsan, dan kejang.

    • Ruptur tendon – Tendon Achilles adalah bagian tubuh yang paling mungkin pecah.

Gejala pecahnya tendon Achilles di antaranya adalah sakit parah secara tiba-tiba, pembengkakan, kemerahan dan rasa hangat di sekitar area tersebut, kesulitan berjalan, hingga tidak bisa berdiri berjinjit di atas kaki yang terluka.

    • Nyeri sendi dan otot – Infeksi virus, ruam, atau demam dapat menyebabkan nyeri sendi dan otot.

Cedera, seperti patah tulang atau keseleo, juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Baca Juga: Pahami Kegunaan Sulfonamide yang Dikenal Sebagai Obat Infeksi Bakteri

Sumber

MedlinePlus. (2019). Moxifloxacin. medlineplus.gov

Healthline. (2018). Moxifloxacin, Oral Tablet. www.healthline.com

Drugs.com. (2022). Moxifloxacin (Oral). www.drugs.com

Medscape. (2015). FDA Expands Indication of Moxifloxacin (Avelox) for Plague. www.medscape.com