Mitos Tentang Squirting Pada Wanita

Mitos Tentang Squirting Pada Wanita

Penulis: Silvia | Editor: Alhasbi

Tahukah Anda, puncak orgasme atau ejakulasi yang umum pada pria juga bisa terjadi pada wanita. Akan tetapi, kondisi ini lebih terkenal sebagai squirting. Berikut ini beberapa mitos tentang squirting pada wanita.

Ketika hal ini terjadi, cairan akan keluar dari uretra dengan menyemprot secara kencang dan cepat. Layaknya kencing sehingga cairannya langsung keluar dalam jumlah banyak dan deras.

Sayangnya, tidak semua wanita bisa melakukan dan menyadari bahwa dirinya berejakulasi (squirting) setelah orgasme ketika terangsang secara seksual.

Selain itu, ada beberapa mitos tentang squirting pada wanita yang seringkali dianggap benar. Padahal tidak demikian, berikut ini penjelasan tentang mitos squirting pada wanita.

Berikut ini beberapa mitos tentang squirting pada wanita beserta penjelasannya yang cukup banyak beredar di masyarakat.

1. Semua Wanita Bisa Squirting

Banyak yang menganggap bahwa semua wanita pasti bisa squirting, padahal hal itu tidak seluruhnya benar.

Sebuah penelitian dari The Journal of Sexual Medicine menyebutkan, hanya 7 dari 300 wanita yang melaporkan bahwa dirinya mengalami ejakulasi setelah orgasme.

Para ahli pun menyatakan bahwa setiap orang berbeda sehingga wajar jika hanya beberapa wanita yang bisa mengalami squirting.

Semua wanita memang mengalami ejakulasi, akan tetapi mereka tidak selalu menyadarinya dan tidak seluruhnya mengeluarkan cairan squirting.

Jadi apabila pasangan Anda tidak squirting usai orgasme selama hubungan seksual, jangan menyalahkan dan membuat mereka merasa buruk akan dirinya sendiri.

2. Cairan Squirting Sama dengan Urine

Mitos tentang squirting selanjutnya ialah anggapan bahwa cairan squirting sama dengan urine. Ini karena cairan squirting sama encernya dengan air kencing sehingga seringkali dianggap sebagai sesuatu yang sama. Padahal, keduanya memiliki beberapa perbedaan.

Cairan ejakulasi ini berasal dari kelenjar di dinding anterior vagina yang dikenal sebagai kelenjar Skene, yang berada di dekat uretra.

Jadi, cairan squirting juga mungkin saja bercampur dengan sedikit urine karena tempat keluarnya kedua cairan memang cukup berdekatan.

Ketika wanita orgasme, otot-otot panggulnya akan menjadi lebih rileks sehingga cairan ejakulasi dari kelenjar Skene berbalik mengalir ke dalam kandung kemih, kemudian keluar bersama urine.

Baca Juga : Squirting: Cara Mencapai Ejakulasi Wanita

3. Squirting Sama dengan Orgasme

Beberapa orang juga menganggap bahwa squirting sama dengan orgasme. Padahal, ini merupakan mitos sehingga pernyataannya perlu diluruskan.

Meskipun squirting dan orgasme sering terjadi bersamaan, akan tetapi keduanya tidak selalu sama. Terkadang wanita hanya squirting tanpa mengalami orgasme. Tidak semua orgasme yang terjadi pada wanita juga membuatnya squirting.

Beberapa wanita mungkin hanya mengalami squirting selama satu kali selama hidup. Sementara sebagian yang lainnya bisa mengalaminya secara rutin setiap kali mendapatkan rangsangan seksual.

4. Squirting Hanya Bisa Terjadi saat Stimulasi G-spot

Selama ini, banyak yang menganggap bahwa squirting pada wanita hanya dapat terjadi ketika Anda melakukan stimulasi G-spot. Hal ini karena area tersebut memiliki letak di depan vagina dan terhubung dengan uretra.

Jadi ketika G-spot dirangsang, akan menyebabkan wanita merasakan kenikmatan sekaligus memiliki hasrat untuk buang air kecil dan terjadilah squirting. Nyatanya, squirting pada wanita tidak hanya bisa terjadi karena stimulasi G-spot.

Beberapa wanita bahkan bisa tetap squirting meski mereka hanya mendapatkan stimulasi pada bagian klitoris.

Bentuk stimulasi apapun yang dilakukan pada vagina, baik itu G-spot, klitoris, anal, atau gabungan keseluruhan stimulasi, bisa memberikan kenikmatan seksual yang intens bagi wanita.

Beberapa hal tersebut membuat mereka mengalami orgasme dan ejakulasi, atau mungkin tidak berujung pada ejakulasi sama sekali.

5. Cairan Squirting Selalu Banyak

Nyatanya, volume cairan yang keluar saat squirting tidak selalu banyak. Hal ini hanya bisa Anda temukan pada film-film porno. Itu pun kemungkinan hasil dari bintang film porno yang menggunakan douche sebelum syuting adegan squirting.

Nyatanya, cairan squirting biasanya tidak akan sebanyak ketika wanita buang air kecil meskipun ini berasal dari kandung kemih.

Umumnya, wanita hanya akan mengeluarkan cairan squirting sekitar setengah cangkir kopi. Tidak seperti banjir yang biasa terlihat dalam film-film porno.

Baca Juga : Kiat-Kiat Menjaga Kesehatan Reproduksi Wanita

Sumber