Menilai Status Gizi Anak: Mengukur dan Hasilnya

Menilai Status Gizi Anak: Mengukur dan Hasilnya

Penulis: Gradita | Editor: Alhasbi

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 28 Desember 2022

 

Menilai status gizi anak sangatlah penting. Pasalnya tumbuh kembang Si Kecil tergantung dari kecukupan asupan gizi. Adapun kecukupan gizi dapat Anda lihat dengan menilai status gizi anak.

Kira-kira bagaimana cara mengukur dan membaca hasilnya agar pertumbuhan anak terpantau secara optimal? Simak penjelasan berikut!

Indikator menghitung status gizi anak

Tubuh masih akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan pada rentang usia mulai dari 0-18 tahun, termasuk di masa perkembangan anak 6-9 tahun. Rentang usia tersebut yang merupakan masa-masa penting karena pertumbuhan tubuh berlangsung secara pesat.

Berat badan, tinggi badan, hingga ukuran tubuh ideal anak secara keseluruhan saat usia 6-9 tahun akan terus mengalami perubahan. Selain itu, perkembangan kognitif, sosial, emosi, terutama perkembangan fisik anak juga akan dipengaruhi oleh status gizinya.

Mengetahui status gizi anak memiliki tujuan untuk mempersiapkan tubuh sebelum memasuki usia dewasa yang sesungguhnya, di mana tubuh anak diharapkan sudah berkembang dengan baik.

Perlu Anda pahami, secara fisik tubuh anak-anak akan terus berkembang, sehingga cara menghitung gizi anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh sebab itu, pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang menjadi tolak ukur status gizi orang dewasa tidak bisa Anda gunakan pada anak karena pengukuran IMT kurang efektif dalam mengukur gizi anak.

Status gizi anak dapat diukur melalui beberapa indikator tertentu, meliputi:

1. Usia

Faktor usia sangat penting untuk menentukan dan melihat status gizi Si Kecil. Hal ini akan memudahkan orang tua untuk mengetahui apakah Si kecil mengalami pertumbuhan yang normal sesuai dengan anak-anak seusianya.

Meski demikian, setiap anak akan mengalami tumbuh kembang yang berbeda-beda, walau memiliki rentang usia yang sama.

2. Jenis kelamin

Anak laki-laki dan anak perempuan memiliki penilaian status gizi yang berbeda karena tumbuh kembang keduanya berbeda. Biasanya, perempuan tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, sehingga cara menghitung status gizi harus disesuaikan dengan jenis kelaminnya.

3. Berat badan

Faktor berat badan anak juga dapat memberikan gambaran mengenai kecukupan asupan zat gizi makro dan mikro yang ada di dalam tubuh.

4. Tinggi badan

Faktor tinggi badan sering menjadi indikator untuk mengetahui masalah gizi kronis pada anak atau masalah nutrisi yang sudah berlangsung sejak lama.

5. Lingkar kepala

Lingkar kepala anak juga dapat memberi gambaran bagaimana ukuran dan tumbuh kembang otak anak apakah sudah sesuai usianya atau belum.

Baca Juga : Kenali Penyebab Anak Kurang Gizi dan Gejala Awal yang Timbul

Terdapat beberapa kategori yang bisa Anda gunakan untuk menilai status gizi anak. Umumnya menggunakan GPA atau grafik pertumbuhan anak yaitu sebagai berikut.

Cara menghitung status gizi balita (0-5 tahun)

Grafik yang umum untuk mengukur status gizi anak balita adalah menggunakan grafik WHO 2006 (cut off z score) yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

1. Berat badan berdasarkan umur (BB/U)

Penilaian BB/U digunakan untuk mengetahui kemungkinan seorang anak mengalami berat badan kurang, sangat kurang, atau lebih.

Adapun status gizi anak berdasarkan BB/U, yaitu:

  • Sangat kurang ketika kurang dari -3 SD (<-3 SD)
  • Kurang ketika berada antara -3 hingga -2 SD
  • Berat badan normal ketika ada di -2 hingga +1 SD
  • Risiko berat badan berlebih ketika ada di angka lebih dari >+1 SD

Anak yang memiliki risiko berat badan berlebih kemungkinan memiliki masalah tumbuh kembang. Ada baiknya Anda selalu memeriksa ulang menggunakan indikator BB/TB atau IMT/U.

2. Tinggi badan berdasarkan umur (TB/U)

Penilaian TB/U berguna untuk mengidentifikasi penyebab anak memiliki tubuh pendek. Namun, indikator TB/U hanya bisa Anda gunakan pada anak usia 2-18 tahun dengan posisi berdiri.

Apabila usianya masih di bawah 2 tahun, pengukurannya menggunakan indikator panjang badan atau PB/U dengan posisi berbaring.

Jika anak berusia di atas 2 tahun diukur tinggi badannya dengan posisi berbaring, maka nilai TB harus dikurangi dengan 0,7 sentimeter (cm).

Status gizi anak berdasarkan TB/U, yaitu:

  • Sangat pendek (severe stunting) ketika kurang dari -3 SD
  • Pendek (stunting) antara -3 hingga -2 SD
  • Badan normal antara -2 hingga +3 SD
  • Tinggi lebih dari +3 SD

3. Berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB)

Pengukuran ini yang umumnya berguna untuk mengelompokkan status gizi anak dengan acuan BB/TB. Adapun klasifikasi hasil status gizi yaitu:

  • Severely wasted atau gizi buruk ketika kurang dari -3 SD
  • Wasted atau gizi kurang antara -3 hingga -2 SD
  • Gizi baik atau normal antara -2 hingga +1 SD
  • Risiko gizi lebih antara +1 hingga +2 SD
  • Overweight atau gizi lebih antara +2 hingga +3 SD
  • Obesitas ketika lebih dari +3 SD

Cara menghitung status gizi anak usia 5-18 tahun

Berbeda dengan balita, pengukuran gizi anak usia di atas 5 tahun bisa menggunakan aturan CDC 2000 (ukuran persentil). Persentil dapat berguna sebagai gambaran berapa nilai IMT anak.

Kategori penilaian IMT anak di atas usia 5 tahun, yaitu:

  • Thinness atau gizi kurang antara -3 hingga <-2 SD
  • Gizi baik (normal) antara -2 hingga +1 SD
  • Overweight atau gizi lebih antara +1 hingga +2 SD
  • Obesitas ketika lebih dari +2 SD

Agar pengukuran perkembangan status gizi anak lebih akurat, sebaiknya Anda melakukan pengukuran rutin ke dokter gizi, bidan, atau kader posyandu.

Baca Juga : 6 Sarapan Sehat Anak Rekomendasi Ahli Gizi

Sumber

BPPSDMK KEMENKES. (2017). Penilaian Status Gizi. www.bppsdmk.kemkes.go.id

CDC. (2021). About Child & Teen BMI. www.cdc.gov

NCBI. (2018). Nutritional status of children ages 0–5 and 5–10 years old in households headed by fisherfolks in the Philippines. www.ncbi.nlm.nih.gov

Peraturan Menteri Kesehatan RI. (2020). Standar Antropometri Anak. www.hukor.kemkes.go.id