Mengenal Obat Pereda Nyeri dan Cara Kerjanya

Mengenal Obat Pereda Nyeri dan Cara Kerjanya

Penulis: Dewi | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 8 Februari 2023

 

Sesuai namanya, obat penghilang rasa sakit merupakan obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri atau rasa sakit. Terdapat banyak obat penghilang rasa sakit yang tersedia dalam berbagai nama merek berbeda.

Obat penghilang rasa sakit juga tersedia dalam berbagai bentuk yang bisa dikonsumsi melalui mulut (sebagai cairan, tablet, atau kapsul), dengan injeksi, dan melalui bagian belakang (rektum) sebagai supositoria.

Beberapa obat penghilang rasa sakit juga tersedia dalam bentuk krim, salep, atau gel. Berikut jenis-jenis obat penghilang rasa sakit dan cara kerjanya:

Baca Juga: Dosis Paracetamol Untuk Anak

1. Parasetamol

Parasetamol atau juga disebut acetaminophen merupakan salah satu obat anti-inflamasi. Obat pereda nyeri ini biasanya digunakan untuk mengobati sakit kepala dan sebagian besar nyeri non-saraf. Dosis yang aman dalam penggunaan paracetamol untuk orang dewasa adalah 24 tablet 500 mg sehari.

Obat ini bekerja dengan memblokir pembawa pesan kimiawi di otak yang memberitahu tubuh bahwa Anda mengalami rasa sakit. Parasetamol juga mengurangi demam dengan memengaruhi pembawa pesan kimiawi di area otak yang mengatur suhu tubuh.

Parasetamol membutuhkan waktu hingga satu jam untuk bekerja. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang serius. Salah satunya adalah kerusakan hati. Segera konsultasikan ke dokter jika rasa sakit tidak hilang setelah 3 hari penggunaan.

2. Obat Antiinflamasi Non Steroid (NSAID)

Obat NSAID, seperti aspirin, ibuprofen, diklofenak, dan naproxen mungkin lebih efektif daripada acetaminophen untuk kondisi tertentu karena dapat mengurangi peradangan serta meredakan nyeri.

NSAID bekerja dengan mengurangi hormon penyebab nyeri dan bengkak di tubuh. Namun, obat pereda nyeri ini memiliki berbagai efek samping.

NSAID juga meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau dalam jangka waktu yang lama. Maka dari itu, penting untuk mendiskusikan risiko kesehatan Anda dengan dokter saat mempertimbangkan penggunaan jangka panjang untuk kondisi kronis, seperti osteoartritis.

3. Opioid

Opioid merupakan obat golongan narkotika yang penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter.

Obat ini bekerja dengan berinteraksi pada reseptor opioid di sel otak. Ketika obat opioid berjalan melalui darah Anda dan menempel pada reseptor opioid di sel otak Anda, sel melepaskan sinyal yang meredam persepsi Anda tentang rasa sakit dan meningkatkan perasaan senang.

Namun, keefektivitasan obat opioid dalam mengobati rasa sakit juga bisa membuatnya berbahaya. Pada dosis yang lebih rendah, opioid bisa mengakibatkan kantuk, bahkan dosis yang lebih tinggi dapat memperlambat pernapasan dan detak jantung, yang bisa menyebabkan kematian.

Selain itu, perasaan senang yang diakibatkan oleh penggunaan opioid dapat membuat Anda ingin terus mengalami perasaan tersebut, sehingga menyebabkan kecanduan. Karena itu, penting untuk mengikuti petunjuk dokter dengan hati-hati selama penggunaan opioid.

Baca Juga: Hati-hati, Konsumsi Ibuprofen Berlebihan Dapat Merusak Kesehatan Hati

Obat Penghilang Rasa Sakit Lainnya

Selain obat penghilang rasa sakit yang telah disebutkan di atas, beberapa obat antidepresan dan antiepilepsi dapat digunakan untuk mengobati nyeri saraf.

Amitriptyline

Umumnya amitriptyline digunakan untuk mengatasi depresi. Obat ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk menghilangkan nyeri akibat kepekaan saraf atau kerusakan saraf, seperti herpes zoster, diabetes, nyeri saraf, dan pegal linu.

Penggunaan amitriptyline sebaiknya dikonsumsi pada malam hari karena bisa menyebabkan kantuk. Anda mungkin akan merasa lebih baik setelah 12 minggu pemakaian. Namun, perlu setidaknya 6 minggu untuk dapat berfungsi sebagai obat penghilang rasa sakit.

Gabapentin

Gabapentin merupakan obat yang biasa digunakan untuk epilepsi dan gangguan saraf yang diakibatkan oleh berbagai penyakit. Obat ini juga diresepkan untuk meredakan rasa sakit berkelanjutan akibat kerusakan saraf, seperti yang dialami pada penderita cacar api dan diabetes.

Efek samping dari gabapentin meliputi kantuk, lelah, dan pusing. Agar gabapentin berfungsi dengan baik, Anda perlu menunggu beberapa minggu.

Morfin

Morfin merupakan salah satu obat penghilang rasa sakit yang paling kuat diantara obat pereda nyeri lainnya. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter. Jenis obat ini dapat diresepkan sebagai obat tunggal maupun kombinasi dengan obat pereda nyeri lainnya.

Penggunaan dosis morfin dan respons tubuh Anda terhadap obat ini akan dipantau ketat oleh dokter. Hal ini karena morfin hanya digunakan sebagai bagian dari pengobatan jangka panjang untuk mengatasi rasa sakit.

Baca Juga: Ketahui Beragam Jenis Salep untuk Luka

 

Sumber

Healthline. (2018). Pain Relief Basics. www.healthline.com

Mayo Clinic. What are opioids and why are they dangerous?. www.mayoclinic.org

National Health Service. (2019). Which Painkiller?. www.nhs.uk

Patient. (2018). Painkillers. patient.info

Verywell Mind. (2021). The 10 Most Addictive PainKillers. www.verywellmind.com