Mengenal Kebotakan: Gejala, Penyebab dan Pencegahannya

Mengenal Kebotakan: Gejala, Penyebab dan Pencegahannya

Penulis: Dita | Editor: Umi

Memiliki beberapa helai rambut yang rontok setiap hari adalah hal yang wajar. Rambut memiliki siklus pertumbuhan, peralihan, dan siklus istirahat. Orang dewasa rata-rata mengalami rambut rontok sebanyak 50 sampai 100 helai setiap harinya. Kondisi ini sangat normal dan tidak perlu dicemaskan. Lalu, bagaimana dengan kebotakan?

Kebotakan merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kerontokan rambut yang sangat parah. Istilah botak dalam dunia medis disebut dengan androgenetic alopecia. Kebotakan semacam ini bisa terjadi baik pada pria maupun wanita.

Baca Juga: Perawatan dan Pengobatan untuk Alopecia Areata

Fase Siklus Pertumbuhan Rambut

Siklus pertumbuhan rambut kita biasanya mencakup 3 fase yakni:

  • Fase anagen. Fase anagen atau fase tumbuh biasanya berlangsung antara 2 sampai 4 tahun. Sekitar 90% dari rambut yang ada di kepala kita berada dalam fase ini
  • Fase katagen. Selama fase katagen, folikel rambut menyusut selama 2 sampai 3 minggu. Tahapan ini disebut juga dengan fase transisi
  • Fase telogen. Fase telogen atau fase istirahat di mana rambut rontok setelah 3 sampai 4 bulan.

Saat rambut mengalami kerontokan di akhir fase telogen, rambut baru akan tumbuh. Tapi ketika jumlah rambut yang rontok lebih banyak daripada yang tumbuh, di sinilah kebotakan terjadi.

Gejala Kebotakan

Karena istilah kebotakan secara umum merujuk secara eksklusif untuk androgenetic alopecia, maka gejala yang paling umum yang mungkin Anda temukan meliputi:

  • Penipisan rambut di puncak kepala
  • Garis rambut menyusut pada pria
  • Pelebaran bagian rambut pada wanita.

Meski bisa terjadi pada pria atau wanita, studi menunjukkan bahwa kebotakan cenderung lebih rentan terjadi pada pria. Hal ini karena terdapat gen pemicu folikel rambut yang sensitif terhadap DHT (dihydrotestosterone).

Hormon yang merupakan turunan dari testosteron ini diproduksi dengan bantuan enzim di kelenjar minyak yang ada pada folikel rambut.

Penyebab Kebotakan

Androgenetic alopecia merupakan penyebab utama kebotakan. Menurut data dari American Hair Loss Council, androgenetic alopecia bertanggung jawab pada 95% kasus kerontokan rambut permanen.

Jenis kebotakan semacam ini belum tentu terjadi karena penyakit. Ini adalah kondisi yang terkait dengan beberapa faktor, seperti:

  • Genetik. Artinya, kebotakan itu bisa diwariskan
  • Proses penuaan normal
  • Hormon androgen pada pria (seperti yang dijelaskan pada pembahasan gejala kebotakan).

Pada pria maupun wanita, androgenetic alopecia biasanya terjadi secara bertahap. Pada pria, kebotakan menyebabkan garis rambut berkurang dan bagian atas kepala menipis. Hal ini adalah ciri khas kebotakan pada pria.

Sementara wanita tidak mengalami pengurangan garis rambut, tetapi mengalami penipisan di seluruh bagian atas kulit kepala. Ini membuat rambut terlihat jarang-jarang. Ini adalah tipikal kebotakan yang biasa dikenali pada wanita.

Baca Juga: Kulit Kepala Bersisik? Waspadai Gejala Tinea Capitis

Penanganan Terhadap Kebotakan

Beberapa jenis pengobatan yang sering disarankan untuk mengatasi kebotakan antara lain:

  • Minoxidil. Minoxidil adalah jenis obat topikal yang bisa digunakan oleh pria maupun wanita. Butuh waktu sampai 6 bulan sampai rambut tumbuh kembali.
  • Finasteride. Obat ini bisa digunakan untuk mengobati kerontokan pada pria. Pada kebanyakan kasus, Finasteride bisa menumbuhkan rambut kembali atau menghambat kebotakan.
  • Spironolakton. Obat ini sering diresepkan untuk mengatasi kebotakan pada wanita. Obat ini mampu mengurangi produksi hormon androgen dan menghalangi efek DHT, hormon yang bisa meningkatkan kerontokan rambut.
  • Terapi hormon. Selama menopause, terapi estrogen dan progesteron bisa membantu memperlambat kerontokan rambut pada wanita.

Pencegahan Kebotakan

Pencegahan terhadap kebotakan sangat bergantung pada apa yang menjadi penyebabnya. Karena itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui bagaimana penanganan yang terbaik.

Namun, kalau Anda ingin mencegah kebotakan sebelum tanda-tandanya muncul, ada beberapa cara yang bisa dilakukan yakni:

1. Mengubah gaya rambut

Jika Anda sering menata rambut yang membuatnya tertarik kencang, seperti kepang, kuncir kuda, atau menggunakan rol rambut, kebiasaan ini bisa menyebabkan jenis kerontokan yang disebut dengan traction alopecia.

Traction alopecia sebenarnya dapat diketahui lebih awal, tetapi jika dibiarkan bisa menyebabkan kerusakan berkepanjangan

2. Berhenti merokok atau vaping

Berdasarkan ulasan tahun 2020 yang diterbitkan dalam Journal of Cosmetic Dermatology menyebutkan bahwa orang yang merokok lebih berisiko mengalami androgenetic alopecia daripada non-perokok.

Dimitar Marinov, MD, PhD, Associate Professor Epidemiologi, merekomendasikan menghindari nikotin sepenuhnya untuk mencegah rambut rontok.

3. Makan makanan yang sehat dan bervariasi

Menurut American Academy of Dermatology, Anda mungkin akan mulai menyadari adanya kerontokan jika nutrisi penting termasuk biotin, zat besi, protein dan seng tidak terpenuhi.

Makanan yang sehat dengan variasi jenis dapat membantu memastikan Anda memiliki nutrisi yang cukup. Tidak hanya untuk melindungi kesehatan rambut, tapi juga tubuh secara menyeluruh.

4. Merawat rambut dan kulit kepala

Terlalu sering mewarnai, mengeriting, dan melakukan berbagai tindakan lain pada rambut bisa menyebabkan kerontokan seiring dengan berjalannya waktu. Batasi semua perawatan ini untuk menjaga rambut tetap sehat dan mengurangi kerusakan.

Rambut rontok adalah hal yang lumrah terjadi seiring berjalannya waktu. Dengan pencegahan lebih awal, Anda bisa mencegah kebotakan yang membuat berkurangnya rasa percaya diri.

Baca Juga: 5 Manfaat Minyak Zaitun untuk Rambut

Sumber

Healthline. (2019). What Is Balding and How You Can Treat It?. www.healthline.com

Mayo Clinic. (2019). Hair Loss. www.mayoclinic.org

WebMD. (2021). How to Prevent Balding Before It Starts. www.webmd.com

WebMD. (2020). Understanding Hair Loss-The Basics. www.webmd.com