Memahami Lebih Jauh Tentang Deja Vu

Memahami Lebih Jauh Tentang Deja Vu

Penulis: Dea | Editor: Umi

Deja vu merupakan istilah dalam bahasa Prancis yang berarti “pernah terlihat”. Istilah tersebut mendeskripsikan suatu pengalaman yang mungkin Anda rasakan, tetapi Anda belum pernah mengalaminya.

Misalnya, ketika Anda sedang mengunjungi suatu kota baru untuk pertama kalinya, tetapi Anda merasa pernah mengunjungi kota tersebut. Padahal Anda sendiri belum pernah mengunjunginya.

Pengalaman deja vu sering digambarkan sebagai pengalaman yang tidak biasa, tetapi keren yang dapat memberitahukan banyak hal kepada Anda mengenai bagaimana cara kerja pikiran Anda, terutama ingatan Anda. Seseorang yang sering bepergian, yang memiliki pendidikan lebih tinggi, dan sering mengingat impian adalah kelompok orang yang rentan mengalami deja vu.

Baca Juga: Anda Pernah Mengalami Lucid Dream? Berikut Penjelasannya!

Siapa yang Paling Rentan Mengalami Deja Vu?

Deja vu sebagian besar dialami oleh kaum muda. Ada beberapa orang yang memperoleh pengalaman deja vu ketika mereka berusia 6 tahun, tetapi lebih banyak mereka yang memperoleh pengalaman deja vu sebelum berusia 10 tahun. Alasannya adalah mereka harus bisa mengetahui terlebih dahulu apakah perasaan keakraban yang mereka miliki benar-benar lebih kuat dari yang semestinya.

Bagi anak yang berusia lebih muda, hal tersebut masih sulit untuk mereka lakukan. Ketika seseorang berusia antara 15 dan 25 tahun, Anda mungkin akan merasakan deja vu lebih sering. Pengalaman deja vu biasanya menurun setelah seseorang berusia 25 tahun.

Apa yang Menyebabkan Deja Vu?

Para peneliti mengalami kesulitan untuk mengenali deja vu, karena sebagian besar deja vu terjadi tanpa peringatan, dan sering muncul pada orang yang tidak memiliki riwayat masalah kesehatan.

Para ahli juga mengusulkan berbagai penyebab deja vu yang lain berdasarkan teori yang telah diterima secara luas, seperti:

1. Persepsi Terpecah

Teori persepsi terpecah mengatakan deja vu muncul saat Anda melihat sesuatu pada dua waktu yang berbeda. Ketika pertama kali Anda melihat sesuatu, mungkin Anda melihatnya dari luar sudut mata Anda atau ketika perhatiannya sedang terpecah.

Otak Anda bisa mulai membuat ingatan mengenai apa yang Anda lihat, meskipun dengan informasi terbatas yang Anda dapatkan dari pandangan singkat yang tidak lengkap. Bisa dibilang Anda benar-benar memperoleh lebih dari yang Anda sadari.

Bila pandangan pertama Anda mengenai suatu objek, misalnya pemandangan dari lereng bukit yang tidak menyertakan perhatian Anda seluruhnya. Mungkin Anda akan percaya bahwa Anda baru pertama kali melihatnya.

Dengan kata lain, karena Anda tidak memberikan perhatian sepenuhnya pada pengalaman ketika pertama kali memasuki persepsi Anda akan terasa seperti terjadi dua peristiwa yang berbeda. Namun, itu hanya satu persepsi lanjutan dari peristiwa yang sama.

2. Kerusakan Sirkuit Otak Minor

Teori lainnya menyatakan bahwa deja vu muncul akibat adanya gangguan pada otak Anda, misalnya pada penyakit epilepsi lobus temporal.

Epilepsi lobus temporal merupakan jenis epilepsi yang menyerang lobus temporal, yaitu bagian otak yang berada di dalam dari atas telinga yang berfungsi untuk membuat ingatan.

Epilepsi memicu sel-sel otak mengirimkan sinyal listrik yang tidak terkendali dan menyerang semua sel otak di sekitarnya, dan terkadang bahkan semua sel yang ada di seluruh otak. Sinyal-sinyal tersebut bisa bergerak melalui sel-sel di otak menyerupai kartu domino, yaitu masing-masing menjatuhkan sel-sel di sebelahnya.

Kondisi tersebut disebut dengan “kejang” yang mengakibatkan hilangnya kendali atas pikiran atau gerakan dalam waktu singkat pada penderita epilepsi. Orang yang mengalami epilepsi lobus temporal sering kali melaporkan bahwa deja vu terjadi sebelum mereka mengalami kejang.

3. Ingatan yang Ditarik Kembali

Para ahli percaya bahwa deja vu saling terkait dengan bagaimana cara Anda memproses dan mengingat kembali suatu ingatan. Penelitian tersebut dilakukan oleh Anne Cleary, yaitu seorang peneliti deja vu dan profesor psikologi di Colorado State University.

Melalui penelitiannya, Anne mendapatkan bukti yang memperlihatkan bahwa deja vu juga muncul sebagai tanggapan dari suatu peristiwa yang serupa dengan sesuatu yang pernah Anda alami, tetapi Anda tidak mengingatnya.

Mungkin ingatan tersebut terjadi saat Anda masih berada pada masa kanak-kanak, atau Anda tidak dapat mengingatnya kembali karena suatu alasan. Oleh karena itu, ingatan tersebut tidak dapat Anda akses, tetapi otak Anda masih mengetahui bahwa Anda pernah mengalami situasi yang sama.

Apa yang Terjadi di Otak Anda saat Anda Mengalami Deja Vu?

Berikut ini adalah beberapa hal yang coba dikatakan oleh otak Anda ketika Anda mengalami deja vu:

  • Anda tidak memperhatikan sesuatu
  • Pengalaman yang sebenarnya terjadi
  • Anda memiliki mata dominan
  • Anda harus tidur lebih banyak
  • Ingatan Anda memperbaikinya sendiri
  • Anda berada di jalan yang benar.

Ketika Deja Vu Menjadi Pertanda Suatu Masalah

Deja Vu menandakan gangguan saraf ketika:

  • Terjadi lebih sering, yaitu dalam sebulan bisa terjadi beberapa kali
  • Mengalami halusinasi
  • Mengalami kehilangan kesadaran atau gejala mengunyah secara tidak sadar, jantung berdetak dengan kencang, atau takut
  • Berkedut atau kehilangan kendali otot
  • Mengalami luapan emosi secara tiba-tiba.

Baca Juga: Ketahui Durasi dan Kapasitas Memori Jangka Pendek

Sumber

Bustle. (2018). What Happens In Your Brain When You Get Déjà Vu. www.bustle.com 

Cleveland Clinic. (2017). Deja Vu: What It Is, When It May Be Cause for Concern.

www.health.clevelandclinic.org

Frontiers from Young Minds. (2015). What is Déjà vu?. www.kids.frontiersin.org

Healthline. (2020). What Causes Déjà vu?. www.healthline.com