Berbagai Kondisi Kesehatan yang Bisa Dideteksi oleh Lumbal Pungsi 

Berbagai Kondisi Kesehatan yang Bisa Dideteksi oleh Lumbal Pungsi 

Penulis: Heldania | Editor: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 23 Januari 2023

 

Lumbal pungsi (lumbar puncture) adalah prosedur yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum tipis ke celah tulang belakang pada punggung bagian bawah.

Prosedur ini dilakukan di rumah sakit oleh dokter untuk mengambil cairan tulang belakang dan otak (serebrospinal).

Cairan serebrospinal merupakan cairan yang mengelilingi sumsum tulang belakang dan otak, serta dapat diuji di laboratorium untuk mengetahui tanda-tanda kondisi medis dan infeksi tertentu.

Prosedur ini dilakukan untuk memeriksa penyakit otak seperti meningitis dan penyakit saraf tulang belakang seperti multiple sclerosis (gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang).

Baca Juga: Pahami Berbagai Hal tentang Meningitis pada Anak, Bisakah Diobati di Rumah?

Manfaat Lumbal Pungsi

Prosedur lumbal pungsi bermanfaat untuk membantu dokter mendiagnosis kondisi medis secara akurat, termasuk beberapa penyakit yang mengancam jiwa.

Semakin cepat diagnosis dibuat, maka akan semakin cepat Anda dapat membuat pilihan pengobatan untuk kondisi Anda.

Beberapa penyakit, seperti meningitis bakteri, dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

Prosedur lumbal pungsi juga bermanfaat membantu dokter menentukan beberapa jenis obat yang cocok Anda konsumsi.

Risiko Lumbal Pungsi

Lumbal pungsi adalah prosedur yang umumnya dianggap aman, namun tetap memiliki beberapa risiko.

Setelah menjalani prosedur ini, sekitar 10% orang mengalami sakit kepala.

Sakit kepala mungkin muncul dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah prosedur dilakukan. Selain sakit kepala, risiko potensial lainnya, termasuk:

  • Nyeri pada punggung bawah
  • Pendarahan di dekat lokasi tusukan
  • Rasa sakit dan mati rasa yang menjalar ke kaki
  • Dalam kasus yang jarang terjadi, lumbal pungsi juga bisa berisiko menyebabkan herniasi otak (pergerakan jaringan otak dari posisi normalnya di tengkorak)

Berbagai Kondisi Kesehatan yang Bisa Dideteksi oleh Lumbal Pungsi 

Dokter mungkin melakukan prosedur lumbal pungsi karena beberapa alasan. Seperti disebutkan sebelumnya, lumbal pungsi dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda kondisi medis tertentu.

Berikut adalah sejumlah penyakit yang bisa diperiksa menggunakan prosedur lumbal pungsi:

1. Meningitis

Meningitis merupakan kondisi peradangan pada cairan dan selaput (meninges) yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Biasanya, pembengkakan akibat meningitis memicu beberapa gejala umum, seperti sakit kepala, demam, dan leher kaku.

Penyebabnya adalah infeksi bakteri atau virus pada cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Cedera, kanker, konsumsi obat-obatan tertentu, dan jenis infeksi lain juga dapat menyebabkan meningitis.

2. Demensia

Demensia merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan kondisi rusaknya memori, cara berpikir, dan kemampuan sosial yang cukup parah sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan atau hilangnya sel saraf dan koneksinya di otak. Tergantung pada area otak yang rusak, gejalanya bisa bervariasi.

Walaupun begitu, gejala awal demensia biasanya mencakup hilang ingatan, sulit berkonsentrasi, dan bingung tentang waktu dan tempat.

Baca Juga: Penyebab Penyakit Autoimun dan Gejalanya

3. Radang sumsum tulang belakang (mielitis) 

Mielitis adalah peradangan pada sumsum tulang belakang yang bisa mengganggu respons normal dari otak ke seluruh tubuh dan sebaliknya.

Penyebabnya bisa karena infeksi virus, bakteri, dan jamur pada sumsum tulang belakang.

Salah satu gejala awalnya adalah nyeri pada punggung bagian bawah.

4. Radang jaringan otak (ensefalitis)

Ensefalitis adalah peradangan otak yang bisa disebabkan oleh infeksi virus, peradangan autoimun, infeksi bakteri, gigitan serangga, dan lain-lain. Penyakit ini bisa juga terjadi tanpa diketahui penyebabnya.

Pengobatan yang paling tepat dan peluang pemulihan tergantung pada virus penyebabnya dan tingkat keparahan peradangan.

5. Penyakit demielinasi, seperti multiple sclerosis

Penyakit demielinasi adalah setiap kondisi yang menyebabkan kerusakan pada lapisan pelindung (selubung mielin) yang mengelilingi serabut saraf di otak, saraf yang menuju ke mata (saraf optik), dan sumsum tulang belakang.

Contohnya adalah multiple sclerosis, penyakit yang berpotensi melumpuhkan otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat).

6. Kondisi autoimun

Kondisi autoimun merupakan hasil dari sistem kekebalan yang bukannya melindungi tubuh, tapi justru secara tidak sengaja menyerang tubuh.

Tidak ada penyebab jelas mengapa sistem kekebalan tubuh melakukan kesalahan ini.

Beberapa kondisi autoimun yang umum termasuk lupus, rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, dan kolitis ulseratif.

7. Kanker

Kanker yang dapat memengaruhi sumsum tulang belakang, otak, atau darah, seperti leukemia.

Leukemia merupakan jenis kanker pada jaringan pembentuk darah tubuh, termasuk sumsum tulang dan sistem limfatik.

Penyakit ini dipicu oleh tubuh secara abnormal terlalu banyak memproduksi sel darah putih.

8. Perdarahan subarachnoid (pendarahan di sekitar otak)

Perdarahan subarachnoid terjadi di ruang antara otak dan membran di sekitarnya (ruang subarachnoid).

Gejala utamanya mencakup sakit kepala parah yang tiba-tiba, mual, muntah, dan kehilangan kesadaran singkat.

Baca Juga: Ketahui, Macam-Macam Demensia dan Gejalanya

Sumber

NHS. (2021). Lumbar puncture. www.nhs.uk

Healthline. (2022). Lumbar Puncture. www.healthline.com

WebMD. (2022). Epilepsy and the Spinal Tap. www.webmd.com

Mayo Clinic. (2022). Lumbar puncture (spinal tap). www.mayoclinic.org