Leukosit Tinggi (Leukositosis): Penyebab dan Gejalanya

Leukosit Tinggi (Leukositosis): Penyebab dan Gejalanya

Penulis: Dita | Editor: Umi

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 24 September 2022

 

Leukosit atau sel darah putih memegang peranan penting dalam mengatur imunitas tubuh kita. Leukosit juga bertugas mengenali sekaligus menghancurkan berbagai partikel asing yang masuk ke tubuh sebelum keberadaannya memicu masalah kesehatan. Partikel-partikel asing ini termasuk virus, bakteri, dan jamur.

Terdapat beberapa macam tipe leukosit dan masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Ada sel darah putih yang langsung menghancurkan bakteri asing. Ada pula yang menyerang sel tubuh yang sudah terinfeksi virus. Beberapa jenis leukosit lainnya berperan dalam memberikan reaksi tubuh terhadap alergi.

Karena perannya dalam mempertahankan daya tahan tubuh, banyak orang yang beranggapan tingginya leukosit dalam darah adalah pertanda baik. Tingginya produksi sel darah putih memang bukan salah satu jenis penyakit, tetapi bisa menjadi tanda adanya masalah pada kesehatan Anda. Karena itu, kenaikan jumlah sel darah putih yang melebihi ambang batas sebaiknya diperiksakan lebih lanjut untuk diketahui penyebab dan penanganannya.

Baca Juga: Kenali Berbagai Jenis Penyakit Kelainan Darah

Penyebab Tingginya Leukosit dalam Darah

Peningkatan sel darah putih dalam istilah medis dikenal sebagai leukositosis. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah leukosit dalam darah, antara lain:

1. Infeksi

Ketika bakteri atau virus penyebab infeksi berkembang biak di dalam darah, sumsum tulang belakang Anda memproduksi lebih banyak sel darah putih untuk melawannya.

Infeksi juga dapat menyebabkan peradangan yang pada akhirnya juga meningkatkan jumlah sel darah putih di tubuh.

2. Merokok dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

PPOK merupakan jenis penyakit yang menyerang paru dan saluran pernapasan yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh kebiasaan merokok yang menyebabkan peradangan di paru-paru dan saluran pernapasan.

Semakin banyak peradangan yang muncul di paru-paru, semakin banyak pula produksi sel darah putih yang dihasilkan tubuh untuk melawannya.

3. Leukemia

Leukimia merupakan salah satu jenis kanker yang membuat produksi sel darah putih meningkat secara drastis. Jika biasanya sel darah putih dapat melawan infeksi, pada pasien leukemia yang terjadi justru sebaliknya. Sel darah putih tidak berfungsi dan risiko infeksi justru akan semakin meningkat.

4. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh

Beberapa gangguan kesehatan yang berhubungan dengan kekebalan tubuh (seperti penyakit Crohn atau penyakit Graves) bisa menyebabkan naiknya produksi leukosit. Jika Anda memiliki salah satu dari kondisi ini, Anda harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada sel darah putih dalam tubuh Anda.

5. Stres

Tidak hanya kondisi fisik, kondisi emosional juga bisa memicu naiknya jumlah leukosit dalam darah. Untungnya, ketika stres hilang, jumlahnya akan kembali normal dengan sendirinya.

Dalam beberapa kasus, leukositosis bisa memengaruhi semua sel darah putih. Namun, beberapa orang dapat memiliki penyakit tertentu, di mana peningkatan hanya terjadi pada satu jenis sel darah putih.

Jika peningkatan hanya terjadi pada satu jenis sel darah putih, ini mungkin disebabkan oleh pemicu tertentu, seperti:

  • Monosit : Tingkat monosit yang tinggi dapat menunjukkan adanya infeksi kronis, kelainan autoimun atau darah, kanker, atau kondisi medis lainnya.
  • Limfosit : Peningkatan kadar limfosit dikenal sebagai leukositosis limfositik. Kondisi ini mungkin terjadi akibat virus atau infeksi (seperti tuberkulosis) atau terkait dengan limfoma dan leukemia tertentu.
  • Neutrofil : Peningkatan kadar neutrofil dalam tubuh dapat menyebabkan keadaan fisik yang dikenal sebagai leukositosis neutrofil. Kondisi ini merupakan respons imun normal tubuh terhadap kondisi, seperti infeksi, cedera, pembengkakan, beberapa obat, dan jenis leukemia tertentu.
  • Basofil : Kadar basofil yang meningkat dapat terjadi pada orang dengan riwayat penyakit tiroid yang kurang aktif (yang dikenal sebagai hipotiroidisme) atau sebagai akibat dari kondisi medis tertentu lainnya.
  • Eosinofil : Jika seseorang memiliki tingkat eosinofil yang tinggi, tubuh Anda mungkin bereaksi terhadap infeksi parasit, alergen, atau asma.

Selain berbagai penyebab di atas, dalam beberapa kasus ada pula kenaikan leukosit yang tidak bisa diidentifikasikan penyebabnya. Kondisi ini disebut dengan sindrom hiper-eosinofilik idiopatik.

Sindrom hiper-eosinofilik idiopatik bisa menyebabkan komplikasi serius termasuk kerusakan pada jantung, paru-paru, hati, kulit hingga sistem saraf. Gejalanya berupa kehilangan berat badan, demam, berkeringat dingin di malam hari, kelelahan, batuk, sakit dada dan lain sebagainya.

Baca Juga: Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Gejala Leukosit Tinggi

Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah leukosit dalam darah Anda terlalu tinggi atau tidak adalah dengan melakukan pemeriksaan darah. Orang yang memiliki kadar leukosit tinggi (disebut dengan leukositosis) umumnya tidak menunjukkan gejala apa pun.

Karena tingginya leukosit biasanya disebabkan oleh masalah kesehatan lain, gejala yang muncul juga bisa berbeda-beda tergantung penyebabnya. Namun, penderita leukositosis umumnya mengalami kombinasi dari beberapa gejala, seperti demam, pingsan, perdarahan, kehilangan berat badan dan rasa sakit lainnya.

Karena penyebab dan gejalanya beragam, ada baiknya Anda memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Kenali Fungsi dan Jenis Tes Darah

 

Sumber

Cleveland Clinic (2020). High White Blood Cell Count: Results and Follow-up. clevelandclinic.org
Inside Tracker (2020). High White Blood Cell Count? What You Should Know. www.insidetracker.com
Mayo Clinic (2018). High White Blood Cell Count. www.mayoclinic.org
Medical News Today (2018). What to Know About High White Blood Cell Count. www.medicalnewstoday.com