Kolera: Gejala, Penyebab dan Faktor Risiko

Kolera: Gejala, Penyebab dan Faktor Risiko

Penulis: Opie

Ditinjau oleh: dr. Tommy

Terakhir ditinjau: 16 September 2022

 

Kolera adalah jenis penyakit menular yang dapat menyebabkan diare berat, dehidrasi dan bahkan mampu menyebabkan kematian jika pasien tidak diobati dan mendapatkan perawatan dengan tepat.

Kondisi ini disebabkan oleh makan atau minum air yang terkontaminasi dengan bakteri yang disebut Vibrio cholerae.

Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui air minum dan makanan yang terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak bersih, atau melalui proses pemasakan bahan makanan yang tidak benar-benar matang.

Baca Juga: Pahami Pengobatan dan Cara Mencegah Kolera

Fakta Singkat Tentang Kolera

Sebelum mempelajari tentang Kolera secara mendalam, berikut adalah fakta singkat yang wajib Anda pahami:

  • Menurut WHO, kolera adalah penyakit diare akut yang mampu merenggut nyawa seseorang hanya dalam beberapa jam jika tidak ditangani dengan tepat.
  • Para peneliti telah memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat 1,3 hingga 4,0 juta kasus kolera, dan terdapat 21.000 hingga 143.000 kematian di seluruh dunia terjadi akibat kolera.
  • Kolera yang parah membutuhkan pengobatan cepat dengan cairan infus dan antibiotik.
  • Persediaan air bersih dan sanitasi yang baik sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan penularan kolera dan penyakit yang ditularkan melalui air lainnya.
  • Vaksin kolera oral harus digunakan bersamaan dengan perbaikan air dan sanitasi untuk mengendalikan wabah kolera, serta sebagai tindakan pencegahan di daerah yang diketahui berisiko tinggi terkena kolera.

Penyebab Kolera

Vibrio cholerae, bakteri penyebab kolera, biasanya ditemukan dalam makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi. Sumber umum meliputi:

  • Pasokan air yang telah terkontaminasi.
  • Es batu yang terbuat dari air yang terkontaminasi.
  • Makanan dan minuman yang dijual oleh pedagang yang kurang menjaga kebersihannya.
  • Sayuran yang ditanam dan diairi dengan air yang yang telah terkontaminasi.
  • Mengonsumsi ikan yang ditangkap di perairan yang tercemar limbah tanpa memasaknya dengan dengan benar-benar matang.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Diare Berkepanjangan

Gejala Kolera

Mayoritas orang yang terpapar bakteri kolera tidak jatuh sakit dan bahkan sama sekali tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi.

Walaupun begitu, gejala infeksi kolera dapat meliputi:

  • Diare. Diare terkait kolera bisa datang dengan tiba-tiba dan dalam kurun waktu yang tak begitu lama, mampu menyebabkan dehidrasi yang berbahaya. Yang mana, Anda bahkan dapat kehilangan sebanyak kurang lebih satu liter per jam. Diare akibat kolera sering kali tampak pucat seperti susu yang menyerupai air bilasan beras.
  • Mual dan Muntah. Muntah terjadi terutama pada tahap awal ketika Anda terjangkit kolera, serta dapat berlangsung selama berjam-jam.
  • Dehidrasi. Dehidrasi dapat berkembang dalam beberapa jam setelah gejala kolera mulai muncul pada diri Anda. Gejala dehidrasi ini akan muncul dalam kisaran ringan hingga parah. Penurunan 10% atau lebih berat badan menunjukkan dehidrasi parah.

Faktor Risiko Terkena Kolera

Sebenarnya, setiap orang mudah terserang kolera. Namun, faktor-faktor tertentu lainnya juga dapat membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit ini, yaitu:

  • Kondisi Sanitasi yang Buruk. Kolera lebih mungkin berkembang dalam situasi di mana lingkungan sanitasi tidak terjaga kebersihannya. Keadaan seperti ini biasa terjadi di area kamp pengungsian, wilayah negara miskin, serta daerah yang dilanda kelaparan, perang, atau bencana alam.
  • Kekurangan Asam Lambung. Bakteri kolera tidak dapat bertahan hidup di lingkungan asam, dan asam di lambung Anda berfungsi sebagai pertahanan melawan infeksi ini. Keadaan ini menyebabkan orang dengan tingkat asam lambung yang rendah, seperti anak-anak, lansia, dan orang yang rutin mengonsumsi antasida lebih berisiko terkena kolera.
  • Paparan Rumah Tangga. Anda akan memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kolera jika salah satu anggota keluarga Anda terlebih dahulu terkena kolera.
  • Orang dengan Golongan darah O. Untuk alasan yang tidak sepenuhnya jelas, orang dengan golongan darah O dua kali lebih rentan terkena kolera dibandingkan dengan orang dengan golongan darah lain. Meskipun demikian, hal ini masih perlu dibuktikan lagi melalui penelitian di masa depan.
  • Konsumsi Kerang Mentah atau Setengah Matang. Meskipun beberapa negara dan daerah tertentu kini tidak lagi mengalami wabah kolera dalam skala besar, mengonsumsi kerang yang berasal dari perairan yang terkontaminasi di negara atau kota mana pun dapat meningkatkan risiko Anda terkena kolera.

Baca Juga: Waspada Penyakit Akibat Banjir

Sumber

Anggaraditya, B. A. (2015). Menekan Laju Penyebaran Kolera di Asia dengan 3SW (Sterilization, Sewage, Sources, and Water Purification). Intisari Sains Medis, 3(1), 83-87.www.isainsmedis.id

Mayo Clinic. (2020). Cholera. www.mayoclinic.org

WebMD. (2019). Cholera. www.webmd.com

WHO. (2021) Cholera. www.who.int