Ketahui Prosedur Bedah Saraf

Ketahui Prosedur Bedah Saraf

Penulis: Anita | Editor: Ratna

Kebanyakan orang sudah familiar dengan prosedur pembedahan yang umum dilakukan, seperti operasi usus buntu atau operasi sesar. Namun, Anda mungkin belum terlalu memahami bagaimana prosedur bedah saraf.

Prosedur ini paling sering diasosiasikan dengan operasi pembedahan otak, padahal bedah saraf tak hanya di bagian otak saja, tapi juga di organ tubuh lainnya, seperti tulang belakang dan daerah saraf lainnya.

Memahami Prosedur Bedah Saraf

Prosedur ini merupakan pembedahan untuk mengatasi, memeriksa, dan mencegah masalah kesehatan yang berhubungan dengan sumsum tulang belakang, otak, dan sistem saraf pusat.

Umumnya, prosedur bedah saraf hanya dilaksanakan apabila semua penanganan yang biasanya dilakukan tidak dapat menyembuhkan kondisi saraf yang dialami.

Selain dilakukan sebagai penanganan, pencegahan, dan pemeriksaan, prosedur ini juga kerap kali dilaksanakan sebagai rehabilitasi untuk penderita masalah kerusakan pada saraf yang bersifat degeneratif.

Jenis-Jenis Prosedur

Sebenarnya ada banyak jenis prosedur bedah saraf yang dapat dilakukan, tergantung dari tujuan dan daerah saraf yang akan diperiksa atau ditangani. Secara garis besar, terdapat dua macam prosedur, yaitu:

1. Pembedahan dengan Sayatan Kecil

Operasi yang hanya melibatkan sayatan kecil atau yang dikenal sebagai minimally invansive surgery. Prosedur ini umumnya menggunakan teknologi canggih yang dapat mengurangi durasi pemulihan pasca operasi dan kemunculan luka.

Pembedahan dengan sayatan kecil dapat menggunakan MRI atau endoskopi. Saat memakai MRI, dokter akan melakukan bedah dengan bantuan gambar dari mesin MRI untuk meningkatkan akurasi dan mengurangi peluang kerusakan pada jaringan tubuh yang sehat.

Sementara untuk pembedahan endoskopi, dokter akan memasukkan alat berbentuk tabung dengan kamera dan senter di bagian ujungnya melalui mulut, lubang hidung, ataupun rongga tubuh lainnya yang dapat menjadi akses ke otak.

Nantinya, dokter dapat melakukan pembedahan dengan panduan dari kamera yang memperlihatkan bagian otak yang bermasalah.

2. Pembedahan Konvensional

Apabila pembedahan dengan sayatan kecil tidak dapat dilakukan, dokter akan menyarankan Anda untuk menjalani prosedur bedah saraf konvensional.

Kebanyakan jenis prosedur ini dilakukan untuk mengangkat tumor, mengeluarkan cairan, mengatasi infeksi, melepaskan saraf yang terjepit, dan menanggulangi pembengkakan pembuluh darah di otak.

Sebenarnya, prosedur bedah saraf paling sering dilakukan untuk mengatasi:

  • Masalah pada lempengan tulang leher belakang
  • Pengeluaran ruas tulang belakang atau bagian tengkorak
  • Pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang
  • Epilepsi
  • Cedera tulang belakang
  • Rasa nyeri di ruas atau lempengan tulang belakang bawah
  • Pengeluaran cairan berlebih dari dalam otak

Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Menjalaninya?

Sebelum mengikuti prosedur bedah saraf, Anda tentunya perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu mengenai jenis prosedur mana yang paling cocok untuk mengatasi masalah saraf yang dialami.

Anda dapat menuliskan beberapa pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan, seperti berapa lama waktu pemulihan yang diperlukan, apa saja komplikasi yang bisa terjadi, atau bagaimana cara mengatasi rasa sakit pasca operasi.

Jangan lupa juga untuk memberitahukan ke dokter apa saja obat-obatan yang Anda konsumsi beserta dengan dosisnya.

Pengawasan Setelah Tindakan

Setelah Anda sudah menjalani prosedur ini, dokter tetap akan memantau kondisi Anda dan memastikan kalau tidak ada komplikasi atau efek samping yang terjadi pasca operasi.

Pengawasan untuk prosedur bedah saraf umumnya diperlukan oleh penderita tumor otak, cedera otak, dan pendarahan pada otak, serta orang yang menjalani prosedur yang melibatkan bagian lempengan tulang belakang.

Jika Anda diminta untuk mengikuti pemeriksaan pasca tindakan, dokter akan mengecek kondisi tubuh dan bekas luka, memberikan obat-obatan tertentu apabila dibutuhkan, memberikan panduan cara berolahraga atau beraktivitas fisik setelah operasi.

Pemeriksaan fisik tak hanya melibatkan pengecekan kondisi pasien, tetapi juga bisa berupa tes kekuatan, fungsi, dan pergerakan otot.

Biasanya, dokter akan meminta Anda untuk mengunjunginya sekitar 1-2 minggu seusai prosedur bedah saraf. Namun, pada kasus tertentu, pemeriksaan pasca operasi dapat dilakukan lebih awal setelah prosedur bedah saraf jika pasien mengalami:

  • Demam yang tinggi
  • Pembengkakan di bagian tubuh tertentu
  • Kejang-kejang
  • Muntah
  • Merasakan sensasi menggelitik pada paha dan tangan
  • Mengalami nyeri jangka panjang yang tidak dapat diatasi dengan obat pereda rasa sakit
  • Mual
  • Berhalusinasi
  • Keluar cairan dari bekas luka
  • Kesulitan saat berbicara atau berkomunikasi

Apabila Anda mengalami efek samping yang tertera atau tidak tercantum di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca Juga: Ketahui Gangguan Otak dan Sistem Saraf

Sumber

Brain and Spine Neuroscience Institute. Common Neurosurgery Procedures. www.brainandspineni.com

Cedars Sinai. Surgical Treatment. www.cedars-sinai.org

Doc Doc. (n.d.). What Is Neurosurgery Follow Up: Overview, Benefits, and Expected Results. www.docdoc.com

Sunshine Hospitals. What Are the Most Common Neurosurgical Procedures?. www.sunshinehospitals.com