Ketahui Penyebab dan Gejala Kerusakan Otak Afasia

Ketahui Penyebab dan Gejala Kerusakan Otak Afasia

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 14 Agustus 2023

 

Afasia adalah gangguan yang disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang memproduksi dan memproses bahasa. Jika Anda mengalami afasia, Anda akan kesulitan berbicara, membaca, menulis, dan memahami bahasa. Penurunan kemampuan ini dapat dimulai dari kondisi yang ringan hingga sangat parah, dimana hampir tidak mungkin untuk berkomunikasi dalam bentuk apapun.

Beberapa orang dengan afasia mengalami kesulitan dalam satu bidang komunikasi, seperti kesulitan menyusun kata menjadi kalimat, kesulitan membaca, atau kesulitan memahami apa yang dikatakan orang lain. Umumnya, penderita afasia mengalami masalah lebih dari satu bidang, seperti menyebutkan nama orang, tempat, benda, atau peristiwa dengan benar.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Aneurisma Otak dan Cara Pengobatannya

Penyebab dan Gejala

Afasia dapat terjadi secara tiba-tiba dan penyebab paling umumnya adalah stroke, cedera kepala, atau operasi kepala. Perkembangan otak yang lebih lambat mungkin juga menjadi penyebabnya, sebagai akibat dari tumor otak, infeksi otak, atau gangguan neurologis seperti dementia.

Masalah terkait dengan kerusakan otak juga dapat mengakibatkan masalah lain yang mempengaruhi cara bicara. Masalah-masalah ini termasuk disartria, kelemahan atau kurangnya kontrol pada otot-otot wajah atau mulut yang mengakibatkan menderita menjadi bicara lambat atau tidak jelas. Dan apraksia yang merupakan ketidakmampuan untuk menggerakkan bibir atau lidah dengan cara yang benar untuk mengucapkan suara, serta disfagia terkait dengan masalah menelan.

Tanda dan gejala afasia sangat bervariasi tergantung pada bagian otak yang terkena, luasnya area yang terkena, dan jenis afasia.

Tanda dan gejala yang mungkin dapat terjadi, antara lain:

  • Kesulitan memberi nama objek, tempat, peristiwa, atau orang meskipun mereka mengenali orang tersebut.
  • Sulit mengekspresikan diri atau menemukan kata-kata yang tepat ketika berbicara atau menulis.
  • Kesulitan memahami percakapan.
  • Kesulitan membaca.
  • Masalah pada ejaan.
  • Penempatan urutan kata-kata yang salah.
  • Tidak menyadari kesalahan dalam bahasa lisan lawan bicara.
  • Berbicara hanya dalam frasa pendek yang disusun dengan susah payah.
  • Berbicara dalam satu kata.
  • Mengarang kata-kata.
  • Menyebutkan kata yang keliru, atau mengganti kata yang tidak masuk akal.
  • Percakapan terbatas hanya beberapa kata atau mengulang frasa yang sama dan berulang-ulang.
  • Kesulitan menyusun kata-kata untuk menulis kalimat.
  • Kesulitan dalam menggunakan angka atau mengerjakan matematika.

Jenis-jenis Afasia

Ada berbagai jenis afasia yang masing-masing dapat menyebabkan gangguan yang bervariasi dari ringan hingga serius. Jenis afasia yang umum sebagai berikut:

1. Ekspresif

Penderita afasia ekspresif mengalami gangguan motorik dimana ia dapat mengerti dan mengetahui apa yang lawan bicara katakan, namun sulit untuk berkomunikasi kembali kepada orang lain. Tidak peduli jika lawan bicara tersebut mencoba untuk mengatakan atau menuliskan apa yang mereka coba untuk komunikasikan.

2. Afasia reseptif

Orang dengan afasia reseptif mengalami gangguan sensorik dimana ia dapat mendengar suara atau membaca tulisan, tetapi mungkin tidak memahami arti pesannya. Seringkali, penderita afasia reseptif akan mempelajari bahasa secara harfiah, artinya terjemahan menurut susunan huruf dari kata demi kata. Bicara penderita afasia reseptif sendiri mungkin terganggu karena tidak mengerti bahasa mereka sendiri.

3. Anomik

Merupakan salah satu bentuk afasia yang lebih ringan. Istilah ini diterapkan pada penderita dengan ketidakmampuan mengutarakan kata yang ingin dibicarakan secara terus menerus. Cara bicara penderita lancar dan secara tata bahasa benar, namun penuh dengan kata-kata yang tidak jelas dan berbelit-belit. Sesuatu yang ingin dikatakan sering muncul di ujung lidah, namun tidak menemukan kata yang ingin diucapkan. Sehingga mengakibatkan ucapan mereka memiliki banyak ekspresi frustasi.

4. Global

Adalah jenis afasia yang paling parah. Hal ini sering terlihat tepat setelah seseorang mengalami stroke. Penderita afasia global mengalami kesulitan berbicara dan memahami kata-kata. Selain itu, penderita tersebut tidak dapat membaca atau menulis.

5. Progresif primer

Jenis ini merupakan gangguan langka dimana penderita perlahan kehilangan kemampuan untuk berbicara, membaca, menulis, dan memahami apa yang mereka dengar dalam percakapan selama periode waktu tertentu. Orang dengan afasia ini dapat berkomunikasi dengan cara selain ucapan. Misalnya, dengan menggunakan gerakan. Tidak ada pengobatan untuk afasia progresif primer, selain dari kombinasi terapi wicara dan obat-obatan.

Perawatan

Jika kerusakan pada otak termasuk ringan, afasia dapat dipulihkan dengan terapi keterampilan bahasa tanpa pengobatan.Kebanyakan penderita afasia menjalani terapi wicara dan bahasa untuk memulihkan keterampilan bahasa mereka dan melengkapi pengalaman dalam berkomunikasi.

Pemulihan keterampilan bahasa biasanya merupakan proses yang relatif lambat, meskipun kebanyakan penderita afasia membuat kemajuan yang signifikan, hanya sedikit orang yang mendapatkan kembali tingkat komunikasinya secara penuh.

Untuk afasia, terapi wicara dan bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penderita untuk berkomunikasi dengan memulihkan sebanyak mungkin kosa kata bahasa dan menemukan metode komunikasi lainnya.

Baca Juga: Ketahui Jenis-Jenis Demensia

Sumber

NHS. (2021). Aphasia. www.nhs.uk

Mayo Clinic. (2020). Aphasia. www.mayoclinic.org

Cleveland Clinic. (2019). Aphasia. my.clevelandclinic.org

WebMD. (2020). Aphasia. www.webmd.com