Ketahui Pemicu Badan Gatal pada Lansia

Ketahui Pemicu Badan Gatal pada Lansia

Penulis: Lely | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 27 Desember 2022

 

Kulit gatal merupakan sensasi yang tidak nyaman dan mengganggu yang membuat Anda ingin menggaruk area kulit yang gatal, kondisi ini juga dikenal sebagai pruritus dan umum terjadi pada orang dewasa dengan umur lebih tua, karena kulit cenderung menjadi lebih kering seiring bertambahnya usia.

Kulit yang kering ditandai dengan kulit bersisik, gatal, dan pecah-pecah. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai alasan, atau Anda mungkin memiliki kulit yang kering secara alami. Kulit kering dapat mempengaruhi beberapa bagian tubuh Anda, umumnya pada tangan, lengan, dan kaki.

Baca Juga: Kenali Penyebab Kulit Gatal dan Cara Mengatasinya

Penyebab

Seiring bertambahnya usia Anda, lapisan kulit luar atau epidermis akan menipis, meskipun jumlah lapisan sel tetap tidak berubah. Jumlah sel yang mengandung pigmen menjadi berkurang, sehingga kulit yang menua terlihat lebih tipis dan pucat.

Kelenjar sebaceous memproduksi lebih sedikit minyak seiring bertambahnya usia Anda. Pria mengalami penurunan minimal, paling sering setelah usia 80 tahun. Sedangkan pada wanita secara bertahap menghasilkan lebih sedikit minyak dimulai setelah menopause. Kondisi ini dapat membuat kulit lebih sulit untuk menjaga kelembaban yang mengakibatkan kekeringan dan gatal-gatal.

Pertumbuhan seperti kutil, bercak kasar berwarna coklat atau disebut dengan keratosis seboroik, dan noda lainnya lebih sering terjadi pada orang tua. Faktor-faktor berikut dapat memperburuk gejala, antara lain:

  • Udara kering, cuaca buruk dan paparan sinar matahari.
  • Sering mandi air panas dan sabun yang keras.
  • Kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis.
  • Kondisi medis seperti diabetes, penyakit ginjal, dan penyakit hati.
  • Beberapa obat resep yang sedang Anda konsumsi.

Selain itu ada beberapa kondisi yang dapat memicu gatal-gatal pada kulit Anda seperti:

1. Dermatitis seboroik

Kondisi kulit umum yang juga disebut dengan ketombe, tidak menular, dan mudah ditangani. Jenis dermatitis ini menyebabkan bercak merah gatal dan sisik berminyak, terutama mempengaruhi kulit kepala Anda dengan ketombe yang membandel. Dermatitis seboroik dapat berkembang pada tubuh yang berminyak, misalnya pada wajah, hidung, alis, kelopak mata, serta dada.

Dermatitis seboroik dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, atau mungkin Anda memerlukan beberapa perawatan berulang sebelum gejalanya hilang. Namun, kondisi ini mungkin dapat kembali lagi di kemudian hari. Perawatan dan kebersihan setiap harinya dengan menggunakan sabun dan sampo dapat membantu mengurangi sifat berminyak dan penumpukan kulit mati.

2. Dermatitis stasis

Merupakan kondisi jangka panjang yang dapat mengakibatkan peradangan, bisul, dan kulit gatal pada kaki bagian bawah. Sering terjadi pada Anda yang memiliki kondisi mendasar yang mempengaruhi aliran darah di kaki, seperti insufisiensi vena kronis, varises, deep vein thrombosis (DVT), dan gagal jantung kongestif.

Dermatitis stasis juga umumnya disebut dengan eksim varises. Menurut National Eczema Association, yang merupakan komunitas yang bergerak dalam meneliti dan melakukan tindakan terkait dermatitis. Dermatitis ini dapat terjadi pada Anda yang berusia 50 tahun ke atas, dan seringkali terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

3. Eksim numular

Kondisi ini juga dikenal dengan dermatitis nummular atau eksim diskoid, merupakan kondisi kronis yang dapat diobati. Dermatitis ini menyebabkan bintik-bintik berbentuk bulat yang dapat berkembang pada kulit Anda. Bintik-bintik ini seringkali terasa sangat gatal dan mengganggu, terkadang dapat mengeluarkan cairan bening yang kemudian menjadi kering dan berkerak.

Eksim numular mungkin saja muncul setelah Anda mengalami cedera pada kulit, seperti luka bakar, abrasi, atau gigitan serangga, tetapi ada juga penyebab lain. Kondisi ini cenderung lebih sering berkembang pada pria setelah umur 50 tahun dan pada wanita sebelum berumur 30 tahun. Beberapa anak dengan dermatitis atopik parah juga dapat mengembangkan eksim numular.

4. Dermatitis kontak

Dermatitis adalah istilah medis untuk peradangan kulit atau iritasi. Kondisi ini merupakan reaksi alergi atau iritasi yang menyebabkan ruam kulit yang gatal atau rasa perih. Seperti namanya, Anda dapat terkena dermatitis kontak dari kontak dengan alergen seperti poison ivy atau iritasi akibat terkena bahan kimia.

Dermatitis kontak ini merupakan kondisi yang umum, mengingat Anda dikelilingi oleh alergi dan iritasi potensial. Dan Anda mungkin mengalami dermatitis kontak lebih sering jika Anda memiliki kulit sensitif atau masalah kulit kronis lainnya seperti dermatitis atopik.

5. Prurigo nodular

Kondisi kulit yang ditandai dengan benjolan keras yang sangat gatal dan ini adalah bentuk dari prurigo yang paling parah. Penyebab prurigo nodular hingga saat ini masih belum diketahui, dan masih dipertanyakan apakah garukan yang menyebabkan nodul atau nodul yang muncul sebelum digaruk.

Prurigo nodular dapat ditandai seperti reaksi gigitan serangga atau bentuk lain dari masalah dermatitis. Dalam beberapa kasus, prurigo nodular telah dikaitkan dengan pruritus brakioradialis, yang disebabkan oleh tekanan atau traksi saraf tulang belakang.

Baca Juga: Ketahui 9 Jenis Dermatitis yang Mengintai Kulit Anda

Sumber

Mayo Clinic. (2020). Seborrheic dermatitis. www.mayoclinic.org

Medical News Today. (2018). What causes stasis dermatitis and ulcers?. www.medicalnewstoday.com

Healthline. (2021). Nummular Eczema. www.healthline.com

Cleveland Clinic. (2019). Contact Dermatitis. my.clevelandclinic.org

DermNet NZ. (2014). Nodular prurigo. dermnetnz.org

MedlinePlus. (2020). Aging changes in skin. medlineplus.gov