Ketahui Manfaat Antikonvulsan dan Efek Sampingnya

Ketahui Manfaat Antikonvulsan dan Efek Sampingnya

Penulis: Devita | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Bianda Dwida

Terakhir ditinjau: 11 Januari 2023

 

Antikonvulsan adalah obat untuk membantu menormalkan impuls saraf di sepanjang sel saraf yang membantu mencegah dan mengobati kejang.

Saat otak Anda bekerja secara normal, sel-sel saraf menggunakan sinyal listrik yang dikendalikan dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya untuk memberitahu tubuh agar melakukan semua gerak yang ingin dilakukan.

Pada pasien kejang, sinyal listrik pada sel saraf meningkat dan menjadi tidak normal. Peningkatan tersebut bisa disebabkan oleh cedera pada otak, stroke, tumor otak, atau kelainan genetik. Selain untuk menangani kejang, antikonvulsan dapat membantu menangani nyeri saraf dan bipolar.

Cara kerja antikonvulsan dengan menjaga impuls saraf supaya tetap normal sehingga tidak menimbulkan kejang dan epilepsi. Antikonvulsan bekerja pada neurotransmitter dengan mengubah saluran listrik di sel saraf. Berikut ini akan diulas mengenai manfaat dan efek samping antikonvulsan:

Baca Juga: Kejang: Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahannya

Manfaat Antikonvulsan

Antikonvulsan membantu menyeimbangkan impuls sel saraf dan mengobati kondisi, seperti:

  • Epilepsi
  • Gangguan kejang
  • Nyeri saraf neuropati
  • Bipolar.

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengonsumsi Antikonvulsan

Anda hanya diperbolehkan mengonsumsi antikonvulsan dengan resep dokter. Perhatikan beberapa hal berikut sebelum mengonsumsinya:

  • Hindari mengonsumsi antikonvulsan jika Anda memiliki alergi terhadap kandungannya.
  • Jangan minum minuman beralkohol selama mengonsumsi antikonvulsan karena bisa memperparah efek samping yang ditimbulkan.
  • Bila Anda sedang mengonsumsi atau menggunakan alat kontrasepsi, sebaiknya segera ke dokter apabila mengalami perdarahan pasca mengonsumsi antikonvulsan.
  • Ibu hamil sebaiknya menghindari konsumsi obat ini karena bisa memperparah kejang.
  • Hindari menyetir atau aktivitas yang membutuhkan fokus tinggi pasca minum antikonvulsan karena bisa memicu pusing.
  • Antikonvulsan dapat memengaruhi suasana hati sehingga memicu depresi.
  • Jangan asal menghentikan konsumsi obat tanpa arahan dokter.
  • Apabila Anda memiliki riwayat sleep apnea, penyakit jantung, porfiria, liver, tiroid, sakit ginjal, osteoporosis, diabetes, glaukoma, dan osteopenia.
  • Segera ke dokter bila muncul reaksi alergi atau overdosis terhadap antikonvulsan.
  • Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter selama Anda mengonsumsi obat ini.
  • Sebaiknya hentikan konsumsi antikonvulsan sesuai saran dokter bila penggunaannya lebih dari satu bulan.

Efek Samping Antikonvulsan

Walaupun lebih banyak efek baiknya bagi tubuh, Anda perlu mewaspadai efek samping dari penggunaan antikonvulsan.

Salah satu efek samping yang mungkin muncul adalah menyebabkan kerusakan hati, ginjal, dan menurunkan kadar trombosit dalam darah. Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah.

Adapun efek samping umum dari antikonvulsan antara lain:

  • Mengantuk
  • Kelelahan
  • Tubuh gemetar
  • Mual
  •  Ruam
  • Berat badan meningkat.

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena efek samping antikonvulsan akan hilang seiring berjalannya waktu. Berikut efek samping jangka panjang yang mungkin Anda rasakan diantaranya:

  • Meningkatkan risiko cacat lahir pada wanita hamil
  • Memicu masalah pada hati
  • Bila berinteraksi dengan obat sejenis aspirin dapat menyebabkan masalah yang serius. Untuk itu, sebaiknya beri tahu dokter obat yang sedang Anda konsumsi sebelum memutuskan minum antikonvulsan demi menghindari interaksi obat yang bisa membahayakan.
  • Selalu bicarakan dengan dokter Anda sebelum menghentikan antikonvulsan. Menghentikan konsumsi obat terlalu dini dapat meningkatkan risiko kejang.

Baca Juga: Ketahui Manfaat Antidepresan dan Efek Sampingnya

 

Sumber

Drugs. Anticonvulsant. www.drugs.com

Medlink Neurology. Anticonvulsant. www.medlink.com

Rxlist. Definition of Anticonvulsant. www.rxlist.com

WebMD (2021). Anticonvulsant Medications for Bipolar Disorder. www.webmd.com