Ketahui Hiperkolesterolemia, Gejala, dan Pengobatannya

Ketahui Hiperkolesterolemia, Gejala, dan Pengobatannya

Penulis: Justina | Editor: Ratna

Hiperkolesterolemia merupakan suatu jenis hiperlipidemia spesifik, di mana terdapat terlalu banyak kolesterol LDL atau terlalu sedikit kolesterol high density lipoprotein (LDL) dalam darah. Kolesterol sendiri merupakan suatu zat lemak yang terjadi secara alami di dalam tubuh dan memiliki fungsi yang penting.

Kolesterol dapat membuat dinding yang mengelilingi sel tubuh dan merupakan suatu bahan dasar yang dapat diubah menjadi hormon tertentu. Tubuh memproduksi semua kolesterol yang dibutuhkan. Namun, tubuh hanya membutuhkan sedikit lemak dalam diet atau pola makan sehari-hari untuk membuat kolesterol yang sehat.

Lemak dan kolesterol akan diserap di usus kemudian diangkut ke hati. Hati akan mengubah lemak menjadi kolesterol dan melepaskan kolesterol ke dalam aliran darah. Ada dua jenis kolesterol, yaitu kolesterol low density lipoprotein (LDL) atau yang kerap disebut dengan kolesterol jahat dan kolesterol high density lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik.

Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis yaitu suatu akumulasi timbunan lemak yang kaya akan kolesterol di dalam arteri. Hal ini dapat membuat pembuluh darah arteri menjadi menyempit atau mengalami penyumbatan, memperlambat bahkan menghentikan aliran darah ke organ vital terutama jantung dan otak. Aterosklerosis juga dapat memengaruhi jantung sehingga muncul penyakit arteri koroner dan dapat menyebabkan serangan jantung. Ketika aterosklerosis menyumbat arteri yang memasok darah ke otak, hal itu dapat menyebabkan stroke.

Seseorang dengan kadar kolesterol HDL yang tinggi lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular. Namun, jika seseorang memiliki kadar HDL dan kolesterol LDL yang tinggi, maka dia mungkin masih memerlukan pengobatan untuk menurunkan kadar LDL.

Baca Juga: Apa Bedanya? LDL (Kolesterol Jahat) Vs HDL (Kolesterol Baik)

Faktor Risiko dan Penyebab Hiperkolesterolemia

Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan untuk terkena hiperkolesterolemia. Beberapa faktor tersebut bisa dikendalikan, tapi ada juga yang tidak karena terkait dengan faktor genetik.

Berikut beberapa faktor risiko yang menyebabkan hiperkolesterolemia.

  • Pria yang usianya lebih dari 45 tahun.
  • Wanita dengan usia lebih dari 55 tahun.
  • Wanita yang mengalami menopause dini.
  • Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit arteri koroner prematur (baik ayah atau saudara laki-laki yang usianya kurang dari 55 tahun dengan penyakit arteri koroner atau ibu atau saudara perempuan yang usianya kurang dari 65 tahun tapi mengalami penyakit arteri koroner).
  • Memiliki kebiasaan merokok.
  • Mengalami tekanan darah tinggi.
  • Tidak memiliki kolesterol baik (HDL) yang cukup.

Kadar kolesterol LDL yang ideal di dalam tubuh yaitu kurang dari 70 miligram per desiliter. Jika Anda mengalami penyakit arteri koroner, penyakit arteri perifer, atau pernah mengalami stroke akibat aterosklerosis, maka angka tersebut seharusnya menjadi angka normal kadar kolesterol LDL Anda. Namun, jika Anda tidak memiliki penyakit kardiovaskular dan tidak ada faktor risiko lainnya di dalam tubuh Anda, kadar kolesterol LDL senilai 100-130 masih mungkin untuk dikatakan ideal.

Selain itu, tingkat kolesterol HDL Anda juga penting untuk diperhatikan. Seseorang dengan kadar HDL di bawah 40 miligram per desiliter lebih mungkin mengalami aterosklerosis, penyakit jantung, dan stroke.

Gejala Hiperkolesterolemia

Pada umumnya seseorang dengan kolesterol tinggi tidak mengalami gejala apapun sampai muncul aterosklerosis terkait kolesterol yang menyebabkan penyempitan yang signifikan pada arteri yang menuju ke jantung atau otak mereka. Hal ini akan menimbulkan gejala berupa nyeri pada dada yang berhubungan dengan jantung (angina) atau gejala penyakit arteri koroner lainnya, serta gejala penurunan suplai darah ke otak.

Selain itu, hiperkolesterolemia dapat menimbulkan gejala saat kadar kolesterol sudah sangat tinggi dalam tubuh, seperti berikut.

  • Munculnya xanthomas yaitu suatu gumpalan lemak yang muncul di kulit.
  • Xanthelasma, yaitu suatu gumpalan lemak yang tumbuh di kelopak mata.
  • Arcus senilis yaitu berbentuk lingkaran menyerupai cincin berwarna putih keabu-abuan yang terdapat pada sekitar kornea mata.

Diagnosis dan Pengobatan Hiperkolesterolemia

Untuk mendiagnosis hiperkolesterolemia, dokter akan menanyakan kepada pasien apakah ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit arteri koroner, kolesterol tinggi, atau diabetes, diet sehari-hari dan apakah memiliki kebiasaan merokok. Selanjutnya, dokter akan memeriksa tekanan darah untuk mencari xantoma dan xanthelasma. Dokter dapat memastikan diagnosis kolesterol tinggi menggunakan tes darah sederhana.

Pengobatan awal dari kolesterol tinggi adalah dengan mengubah gaya hidup. Seseorang yang didiagnosis mengalami hiperkolesterolemia harus mengubah diet dan harus berolahraga lebih sering.

Meski begitu, tidak ada konsensus tentang aturan diet yang terbaik. Namun, diet yang paling efektif untuk menurunkan kolesterol total dan LDL adalah dengan menerapkan diet vegetarian.

Selain itu, bisa juga dengan mengonsumsi beberapa makanan sebagai berikut.

  • Mengonsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan untuk mendapatkan kalori makanan harian dari sumber nabati.
  • Mengganti minyak dan lemak lainnya dengan menggunakan minyak zaitun saat memasak.
  • Mengonsumsi keju dan atau yoghurt rendah lemak
  • Mengonsumsi ikan setidaknya beberapa kali dalam seminggu
  • Membatasi makan makanan olahan
  • Minum alkohol dalam jumlah sedang kecuali secara medis tidak terkait dengan kondisi hiperkolesterolemia. Sebaiknya mengonsumsi alkohol tidak lebih dari dua gelas per hari untuk pria dan satu gelas per hari untuk wanita.

Jika perubahan pola makan dan gaya hidup telah dilakukan namun tidak memberikan efek yang signifikan, dokter dapat memberikan lima jenis obat penurun kolesterol seperti statin. Statin bekerja dengan cara memblokir enzim yang disebut HMG-CoA reductase yang diperlukan untuk memproduksi kolesterol.

Selain melakukan perubahan pola makan atau pengobatan, seseorang dengan kolesterol tinggi harus mencoba mengendalikan faktor risiko lain yang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner. Hal ini bisa berupa menjaga tekanan darah pada tingkat normal, tidak merokok, mengontrol gula darah, mempertahankan atau menurunkan berat badan, dan mengikuti jadwal olahraga teratur.

Baca Juga: Penyebab dan Gejala Trigliserida Tinggi (Hipertrigliseridemia)

Sumber

Drugs. (2021). High Cholesterol (Hypercholesterolemia). drugs.com

Healthline. (2022). What’s the Difference Between Hyperlipidemia and Hypercholesterolemia?. www.healthline.com

RxList. (2021). Definition of Hypercholesterolemia. rxlist.com

UPMC Heart and Vascular Institute. Hypercholesterolemia. upmc.com

Verywell Health. (2021). Hypercholesterolemia vs Hyperlipidemia: What Are the Differences?. www.verywellhealth.com