Ketahui Gejala Bulimia dan Diagnosisnya

Ketahui Gejala Bulimia dan Diagnosisnya

Penulis: Devita | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. R.A Adaninggar Primadia Nariswari Sp.PD

Terakhir ditinjau: 1 Februari 2023

 

Bulimia atau bulimia nervosa merupakan salah satu gangguan mental, di mana penderitanya akan mengalami gangguan makan serius yang diindikasikan dengan mengonsumsi makanan secara berlebihan dan cenderung ingin memuntahkannya kembali secara paksa.

Gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama pada remaja dan wanita dewasa yang merasa rendah diri, sehingga tidak puas dengan bentuk badan dan berat badan yang dimilikinya. Gangguan ini sangatlah berbahaya karena berpotensi mengancam nyawa penderitanya.

Adapun dua periode yang akan dialami oleh penderitanya. Periode pertama adalah ketika penderitanya mengonsumsi makanan dalam porsi yang banyak dalam kurun waktu yang sangat singkat, serta tidak terkontrol (binge). Mengonsumsi makanan dengan tidak terkontrol terutama dalam jumlah banyak umumnya dilakukan karena penderita merasa sedih, lapar, dan stres.

Periode kedua adalah saat sudah adanya kompensasi terhadap mengonsumsi makanan secara berlebihan tersebut (purging). Kompensasi tersebut dilakukan karena penderita merasa bersalah, malu, serta takut mengalami perubahan bentuk tubuh dan berat badan.

Kompensasi yang umumnya dilakukan penderita adalah dengan memuntahkan makanan yang telah dikonsumsi secara paksa atau dengan bantuan obat pencahar serta melakukan olahraga secara berlebihan.

Kedua periode ini akan menjadi sebuah siklus yang terus-menerus dilakukan oleh penderitanya.

Baca Juga: 8 Dampak Serius Bulimia Mengancam Kesehatan Fisik dan Mental

Gejala Bulimia

Adapun gejala awal yang dialami penderita adalah melakukan diet ketat dengan mengonsumsi makanan tertentu dalam jumlah yang sedikit atau bahkan tidak makan sama sekali.

Kondisi ini akan berlangsung secara terus-menerus sampai penderitanya kehilangan kontrol sehingga akan mengonsumsi makanan secara berlebihan, meskipun tidak dalam kondisi lapar. Kondisi ini akan muncul karena adanya masalah emosional, seperti stres atau depresi.

Kemudian, penderita akan merasa bersalah dan menyesal, sampai akhirnya memaksakan untuk mengeluarkan semua makanan dengan cara yang cukup berbahaya, seperti memaksa diri untuk muntah dengan bantuan obat pencahar.

Selain itu, terdapat beberapa gejala lainnya, meliputi:

  • Tubuh lemas dan lemah
  • Gigi rusak dan bau mulut tidak sedap
  • Radang tenggorokan
  • Pembengkakan pada area pipi dan rahang
  • Perut kembung dan sakit perut

Selalu berpikiran negatif terhadap bentuk tubuh dan berat badan, sehingga tidak percaya diri dan cemas berlebihan (anxiety disorder).

  • Khawatir akan gemuk dan selalu merasa kegemukan.
  • Enggan makan di tempat umum atau di hadapan orang lain.
  • Cenderung menyendiri dan menarik diri dari lingkungan sosial.
  • Mudah hilang kontrol saat makan, sehingga dapat makan secara berlebihan.
  • Selalu memaksakan diri untuk memuntahkan makanan dengan memasukkan jari ke kerongkongan.
  • Menggunakan bantuan obat pencahan, diuretik, atau enema selesai makan, agar lebih mudah untuk memuntahkan makanan.
  • Olahraga berlebihan.

Penyebab Bulimia

Penyebab utama gangguan ini belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang mungkin dapat menjadi faktor penyebab seseorang menderita bulimia, meliputi:

  • Emosional dan psikologis. Adapun beberapa gangguan emosional dan psikologis yang meningkatkan risiko seseorang menderita bulimia, seperti stress, kecemasan berlebih (anxiety disorder), obsessive compulsive disorder (OCD), sulit mengontrol amarah (anger issue), traumatis, depresi, atau perfeksionis.
  • Keturunan (genetik). Penderita bulimia memiliki anggota keluarga yang mengalami riwayat gangguan makan ini, sehingga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita bulimia dikarenakan faktor keturunan (genetik).
  • Lingkungan. Adanya pengaruh, tekanan dan kritik dari lingkungan sekitar, sehingga mempengaruhi kebiasaan makan, pandangan bentuk tubuh, dan berat badan penderita.
  • Faktor pekerjaan. Di mana pekerjaannya tersebut menuntut penderita bulimia untuk tetap memiliki berat badan ideal, sehingga mempengaruhi pola makan dan cara pandangan penderitanya terhadap dirinya sendiri.

Diagnosis

Seseorang dapat dikatakan menderita gangguan ini apabila dalam seminggu selama setidaknya tiga bulan terakhir mengalami kebiasaan memuntahkan makanan secara paksa. Untuk dapat mendiagnosis seseorang menderita bulimia, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan oleh dokter, meliputi:

  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksakan kondisi gigi yang rusak atau terkikis akibat paparan asam dalam muntah. Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi mata, untuk mengetahui apakah terdapat pembuluh darah mata yang pecah. Saat muntah, akan adanya risiko pembuluh darah akan tegang dan pecah.
  • Tes darah dan urine. Tes darah dan urine dilakukan untuk mendeteksi dampak bulimia dalam tubuh, seperti dehidrasi atau gangguan elektrolit.
  • Ekokardiografi. Selain pemeriksaan fisik, tes darah, dan urine, dokter juga akan memeriksakan kesehatan jantung penderita dengan menggunakan alat ekokardiografi (USG jantung).

Dibutuhkannya peran keluarga atau teman terdekat untuk menyadari dan mencegah seseorang menderita bulimia.

Segera konsultasikan ke dokter jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala bulimia, agar dapat ditangani dengan baik dan tepat.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Anoreksia dan Bulimia!

Sumber

Mayo Clinic. (2018). Bulimia nervosa. www.mayoclinic.org

Medscape. (2020). Bulimia Nervosa. www.emedicine.medscape.com

NHS. (2020). Overview – Bulimia. www.nhs.uk

Medline Plus. (2020). Bulimia. medlineplus.gov

Better Health Channel. (2017). Bulimia nervosa. www.betterhealth.vic.gov.au