Ketahui Efek Samping Obat Pencuci Perut Sebelum Mengonsumsinya

Ketahui Efek Samping Obat Pencuci Perut Sebelum Mengonsumsinya

Penulis: Ericha | Editor: Ratna

Ditinjau oleh: dr. Winda Atika Sari

Terakhir ditinjau: 8 Agustus 2023

 

Obat pencuci perut atau pencahar adalah sejenis obat yang membantu seseorang mengosongkan isi perutnya. Obat ini umumnya berfungsi untuk meredakan sembelit. Sebagian besar tersedia di apotek yang terjual bebas dan tanpa resep.

Ada berbagai macam kebiasaan buang air besar yang normal. Sebagian orang biasanya buang air besar 2-3 kali sehari. Bagi yang lain, 2-3 kali seminggu adalah normal. Tidak ada ‘frekuensi normal’ yang pasti dalam buang air besar. Lebih penting untuk memperhatikan perubahan kebiasaan buang air besar.

Sembelit adalah saat tinja menjadi keras yang membuatnya sulit atau menyakitkan untuk dikeluarkan. Sembelit bisa akibat oleh kurangnya makan serat atau kurangnya minum cairan. Selain itu, juga menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu atau terkait dengan kondisi medis yang mendasarinya.

Baca Juga: 5 Makanan Kaya Serat Ampuh Atasi Sembelit Tanpa Obat

Sembelit bisa menyebabkan kram pada perut dan bisa membuat orang merasa kembung dan mual. Sembelit terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Primer. Gerakan usus lambat akibat oleh masalah anatomi. Ini sering brekaitan dengan tidak cukup mengonsumsi serat atau tidak cukup minum cairan.
  • Sekunder. Terkait dengan penyakit metabolik (seperti diabetes), penyakit neurologis (stroke, sindrom Parkinson, sklerosis), gangguan jaringan ikat, atau gangguan makan.

Beberapa obat juga menyebabkan sembelit, termasuk antidepresan, zat besi, antikolinergik, bismut, opioid, antasida, penghambat saluran kalsium, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), antipsikotik, dan simpatomimetik.

Jenis Obat Pencuci Perut

Obat pencuci perut bisa Anda minum secara oral (melalui mulut) dalam bentuk cairan, tablet, atau kapsul, atau dapat Anda gunakan melalui saluran belakang (rektum) seperti supositoria dan enema. Suppositoria adalah obat pencahar berbentuk palet yang dimasukkan ke dalam rektum, melalui anus. Sedangkan, enema adalah cairan yang dimasukkan ke dalam rektum dan bagian bawah usus, melalui anus.

Berbagai jenis obat pencuci perut bekerja dengan cara berbeda. Pilihan akan bergantung pada sejumlah faktor yang berbeda. Ada empat tipe utama obat pencuci perut, yaitu:

  • Pembentuk massal. Obat ini dikenal sebagai suplemen serat, ini bekerja dengan cara yang sama seperti serat dalam makanan biasanya. Mereka meningkatkan sebagian besar tinja dengan membuatnya menahan cairan, yang mendorong usus untuk mendorongnya keluar. Biasanya perlu waktu 12-24 jam untuk bekerja.
  • Osmotik. Obat ini melunakkan tinja dengan meningkatkan jumlah air yang disekresikan ke dalam usus dan membuatnya lebih mudah dikeluarkan. Mereka biasanya membutuhkan waktu 2-3 hari sebelum mulai bekerja.
  • Stimulan. Obat ini merangsang dinding saluran pencernaan dan mempercepat buang air besar. Biasanya efek mulai Anda rasakan dalam 6-12 jam.
  • Pelunak feses. Obat ini menurunkan tegangan permukaan feses sehingga menyerap lebih banyak air dan membuatnya lebih lembut. Biasanya mereka bekerja dalam 12-72 jam.

Ada juga beberapa jenis obat pencuci perut yang kurang umum, antara lain:

  • Pelumas. Obat ini melumasi usus dengan mengurangi jumlah air yang diserap oleh usus.
  • Pencahar garam. Obat ini digunakan bila tidak ada penyumbatan pada usus. Seringkali, mereka adalah enema yang digunakan untuk mengosongkan usus sebelum prosedur atau operasi invasif (pembedahan).
  • Prokinetik. Obat ini digunakan untuk sembelit parah dalam kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS) dan sembelit idiopatik kronis.

Baca Juga: Daftar Obat Pencahar yang Bisa Anda Beli di Apotek

Efek Samping

Obat pencuci perut jarang menyebabkan efek samping yang serius. Tapi, efek samping yang umum terjadi seperti:

  • Perut kembung
  • Kram pada perut
  • Diare
  • Perasaan Mual
  • Dehidrasi, dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, dan urine berwarna gelap

Sebagian besar efek samping akan hilang setelah pasien berhenti minum obat. Efek samping dapat dihindari atau dikurangi dengan memulai dosis rendah dan meningkatkan dosi obat pencuci perut oral secara bertahap.

Efek samping yang serius jarang terjadi. Tapi, penggunaan obat pencuci perut yang berlebihan atau berkepanjangan dapat menyebabkan diare atau penyumbatan usus, dimana tinja menjadi besar dan kering. Penggunaan jangka panjang juga bisa menyebabkan kadar garam dan mineral dalam tubuh menjadi tidak seimbang.

Penyalahgunaan

Obat pencuci perut dapat Anda gunakan untuk alasan yang salah dan penyalahgunaan relatif umum, misalnya beberapa orang mencoba menurunkan berat badan dengan menggunakan obat pencahar secara terus-menerus.

Mereka yang menyalahgunakan obat pencuci perut mungkin mengalami penurunan berat badan. Namun, mereka hanya kehilangan cairan dalam tubuh. Obat pencuci perut tidak berfungsi untuk mengurangi massa tubuh, kalori, dan lemak.

Komplikasi kesehatan yang terkait dengan penyalahgunaan obat pencuci perut, antara lain:

  • Ketidakseimbangan elektrolit dan mineral, terutama kalium. Ini diperlukan untuk berfungsinya saraf dan otot, termasuk usus besar dan jantung. Ketidakseimbangan dapat menyerang organ-organ ini.
  • Dehidrasi parah. Ini dapat menyebabkan kelemahan, tremor, penglihatan kabur, dan kerusakan ginjal.
  • Ketergantungan obat. ketika usus besar berhenti bereaksi terhadap dosis biasa, berarti diperlukan dosis yang lebih besar dan lebih besar lagi.
  • Kerusakan organ dalam. Usus besar dapat meregang dan dinding otot menjadi tipis dan lembek.

Baca Juga: 9 Makanan Terbaik untuk Mengatasi Sembelit

Sumber

Healthline. (2019). Laxatives Side Effects: Understanding the Risks. www.healthline.com

Medical News Today. (2017). Laxatives for constipation: Types, side effects, and misuse. www.medicalnewstoday.com

Patient. (2018). Laxatives | Medicine for Constipation. www.patient.info

Verywell Health. (2020). Prescription Laxatives: Uses, Side Effects, Dosages, Precautions. www.verywellhealth.com