7 Bahaya Menggunakan Behel dan Cara Menghindarinya

7 Bahaya Menggunakan Behel dan Cara Menghindarinya

Penulis: Novi | Editor: Handa

Memiliki gigi yang rapi menjadi impian bagi semua orang. Sayangnya, sebagian orang justru memiliki susunan gigi yang berantakan. Untuk memperbaiki susunan gigi tersebut, penggunaan behel bisa menjadi solusi bagi Anda. Behel atau kawat gigi merupakan alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki susunan gigi yang tidak rapi, bahkan bisa juga digunakan untuk memperbaiki posisi rahang.

Pemasangan behel harus dilakukan oleh dokter gigi. Hal Ini karena penggunaan behel memerlukan prosedur tersendiri sehingga manfaatnya lebih maksimal dan mencegah bahaya lain untuk gigi. Berikut bahaya dari penggunaan behel yang perlu Anda ketahui.

1. Makanan Lebih Mudah Tersangkut

Penggunaan behel dapat membuat makanan lebih mudah tersangkut di sela-sela behel dan permukaan gigi. Selain itu, permukaan gigi juga akan sulit dibersihkan karena tertutup oleh behel.

Akibatnya, gigi menjadi lebih kotor dan berisiko tinggi terjadi penumpukan plak pada gigi. Jika dibiarkan menumpuk, plak tersebut akan menyebabkan gigi berlubang dan munculnya karang gigi.

2. Memicu Reaksi Alergi

Reaksi alergi yang disebabkan oleh behel sangat jarang terjadi. Umumnya, reaksi alergi rentan terjadi pada anak-anak. Oleh sebab itu, penting untuk Anda menyampaikan riwayat alergi kepada dokter gigi sebelum menggunakan behel. Biasanya, reaksi alergi terjadi karena metal dan karet lateks yang digunakan sebagai bahan untuk behel.

3. Menyebabkan Pengikisan Lapisan Gigi Terluar

Bahaya lain dari penggunaan behel adalah pengikisan lapisan terluar gigi yang disebut email. Sebenarnya, penyebab utama dari pengikisan email gigi bukanlah behel, tetapi tumpukan sisa makanan dan plak. Oleh sebab itu, Anda harus rutin ke dokter gigi untuk membersihkan plak dan memeriksa behel Anda.

4. Memicu Masalah pada Gusi

Seorang yang menggunakan behel lebih rentan menderita masalah pada gusi. Masalah tersebut terjadi karena kurangnya kebersihan gigi yang menyebabkan penumpukan plak. Saat, plak mengenai atau menyentuh gusi, Anda akan mengalami peradangan hingga pembengkakan yang disertai rasa nyeri dan tidak nyaman pada gusi Anda.

5. Menyebabkan Relaps (Gigi Tidak Rapi)

Bahaya dari penggunaan behel adalah kemungkinan gigi kembali berantakan setelah melepas behel. Keadaan tersebut dapat terjadi jika Anda tidak mengikuti instruksi dari dokter gigi, misalnya tidak menggunakan retainer (penahan gigi) setelah perawatan behel.

6. Berkurangnya Panjang Akar Gigi

Penggunaan behel dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan berkurangnya panjang akar pada gigi atau resorpsi. Sebenernya resorpsi ini tidak menyebabkan masalah yang mengkhawatirkan. Namun, jika terjadi dalam jumlah besar, gigi akan menjadi goyang hingga terlepas dengan sendirinya.

7. Ankilosis

Ankilosis merupakan komplikasi langka yang serius dalam penggunaan behel. Ankilosis adalah kondisi di mana jaringan pelapis akar gigi (sementum) menyatu dengan tulang rahang yang menopang gigi (alveolar). Akibatnya, gigi tidak lagi bisa bergerak meski menggunakan behel.

Pergerakan gigi hanya terjadi pada gigi yang ada di sekitar gigi yang mengalami ankilosis. Hal ini menyebabkan gigi menjadi tidak sejajar sehingga gigi tidak akan mampu melakukan gigitan lurus sejajar. Sehingga pengguna behel yang mengalami ankilosis gigi akan kesulitan untuk menggigit ataupun mengunyah makanan.

Penggunaan behel memang dapat menimbulkan bahaya lain pada gigi dan gusi. Namun, hal tersebut dapat dihindari dengan memastikan kebersihan gigi. Di samping itu, ada pula beberapa cara lain yang dapat Anda lakukan, seperti:

• Menggosok gigi dengan benar, ini dapat dilakukan dengan cara perlahan dan menggunakan sikat gigi khusus untuk behel (kawat gigi).
• Batasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung tinggi gula.
• Hindari makanan yang lengket.
• Rutin melakukan pemeriksaan gigi.

Baca Juga : 6 Metode Merapikan Gigi Secara Medis

Sumber