Mengenal Lebih Jauh tentang Tes HIV

Mengenal Lebih Jauh tentang Tes HIV

Penulis: Nunik | Editor: Umi

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Apabila jumlah virus yang ada di dalam tubuh sudah mencapai jumlah tertentu, tubuh disebut dengan kondisi acquired imunno deficiency syndrome (AIDS).

Tes HIV dilakukan untuk mendeteksi kadar virus. Selanjutnya, tim medis akan memberikan perawatan khusus, sesuai dengan hasil tes. Jika kondisi sudah mendekati atau sudah AIDS, apabila tidak dilakukan perawatan khusus, dapat membahayakan jiwa. Oleh karena itu, orang yang dicurigai atau berisiko mengalami AIDS, wajib melakukan tes HIV.

Lalu, siapa saja orang yang harus melakukan tes HIV? Bagaimana cara dan persiapan dalam melakukan tes HIV?

Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Pahami Perbedaan HIV dan Aids

Orang yang Berisiko Terkena HIV

Orang-orang yang berisiko terkena HIV harus melakukan tes. Tujuannya adalah, apabila ternyata benar tubuhnya terinfeksi virus HIV, dapat segera mendapat pengobatan agar tidak terlanjur sampai pada kondisi AIDS.

Orang-orang tersebut adalah:

  1. Orang yang menggunakan jarum suntik bergantian dengan orang lain yang sudah terinfeksi HIV.
  2. Orang yang melakukan hubungan seks dengan orang yang sudah terinfeksi HIV.
  3. Orang yang melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom.
  4. Orang yang melakukan seks anal.
  5. Orang yang melakukan seks dengan pasangan yang berganti-ganti.
  6. Orang yang mengidap penyakit menular seksual, seperti sifilis, herpes, atau gonore.

Selain yang sudah disebutkan di atas, masih ada satu lagi, yaitu bayi. Bayi yang masih di dalam kandungan berisiko terinfeksi HIV apabila ibunya sudah positif terinfeksi HIV. Jadi, setelah bayi lahir, sebaiknya segera dilakukan tes HIV, sama seperti orang dewasa yang berisiko.

Baca Juga: Cara Tepat Mencegah Penularan HIV Ibu ke Bayi

Persiapan Tes HIV

Tes HIV sama seperti tes darah pada umumnya. Ahli medis akan mengambil sampel darah dengan alat suntik. Lalu, darah akan diperiksa di laboratorium.

Tes ini mudah, sehingga Anda tidak perlu melakukan persiapan khusus.

Meskipun demikian, Anda harus memperhatikan waktu saat akan melakukan tes HIV. Jika pada hari itu Anda mengira sedang atau sudah terpapar virus HIV, jangan langsung melakukan tes. Tunggulah beberapa hari setelahnya. Sebab, ada masa yang disebut window period.

Ketika tes HIV, yang diperiksa adalah antibodi atau antigen. Jika Anda melakukan tes pada hari Anda mengira sedang atau mulai terpapar virus, besar kemungkinan antibodi ini belum muncul meskipun Anda positif terinfeksi HIV. Jadi hasil tes menunjukkan negatif, hanya karena jumlah antibodi belum cukup banyak untuk terlihat.

Waktu antara Anda terpapar virus hingga jumlah antibodi mendekati cukup untuk terlihat inilah yang disebut dengan window period.

Jumlah antibodi atau antigen untuk dapat dideteksi, berbeda-beda untuk tiap orang. Oleh karena itu, Anda disarankan melakukan tes HIV dengan menunggu selama:

  • Satu hingga tiga minggu setelah kemungkinan terpapar virus.
  • Satu bulan setelah kemungkinan terpapar, apabila tesnya adalah kombinasi dari tes HIV Ag/Ab.
  • Tiga bulan setelah tes HIV terakhir.

Apa yang Dilakukan Selama Tes?

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, yang dilakukan pada saat tes HIV adalah pengambilan sampel darah. Ahli medis akan mengambil darah dengan menyuntikkan jarum di lengan Anda.

Darah tersebut akan diperiksa di laboratorium. Hasilnya bisa didapat beberapa hari setelahnya.

Tes HIV juga bisa dilakukan dengan swab, melalui oral. Caranya, menggunakan stik kecil yang diusapkan di antara gusi dan pipi bagian dalam. Stik yang telah digesekkan di bagian tersebut dimasukkan ke dalam cairan khusus selama sekitar 20 menit.

Hasilnya bisa dilihat beberapa menit kemudian. Apabila hasilnya non-reaktif, berarti Anda tidak terinfeksi HIV dan tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun, jika hasilnya reaktif, berarti positif terinfeksi HIV. Anda pun harus melakukan tes darah untuk lebih memastikan hasilnya.

Sebenarnya tes HIV ini mudah dan ringan. Sayangnya, pada banyak orang, justru yang sulit dan membuat cemas adalah saat menunggu hasil tes ini. Banyak orang yang stres dan bahkan depresi, ketika menunggu hasil. Ada juga orang yang tidak mau datang lagi untuk mengambil hasil tes.

Agar tetap tenang saat menunggu hasil tes, lakukan hal-hal berikut:

  • Usahakan berada di lingkungan keluarga atau teman, agar Anda tetap mendapatkan semangat serta suasana yang positif.
  • Lakukan hobi untuk menjaga perasaan agar tetap senang.
  • Rutin berolahraga untuk melawan depresi dan menjaga pikiran dan perasaan agar tetap stabil.
  • Hindari kafein dan alkohol agar tidak memicu depresi.

Pada dasarnya, siapa pun boleh dan bisa menjalani tes HIV. Hal ini dilakukan untuk menjaga atau memastikan apakah tubuh terinfeksi HIV atau tidak.

Tes dilakukan secara rahasia. Hasilnya pun dirahasiakan. Jadi, jangan ragu atau malu apabila ingin melakukan tes HIV. Satu hal lagi yang penting untuk diingat. Ketika hasil tes HIV Anda positif, ada pengobatan efektif yang membuat Anda bisa tetap beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga: Buah Merah dari Papua, Benarkah Bisa Sembuhkan HIV/AIDS?

Sumber

Healthline. (2021). Tests for HIV: ELISA, Western Blot, and Others. www.healthline.com

Mayo Clinic. (2020). HIV testing. www.mayoclinic.org

Verywell Health. (2020). What Tests Can Diagnose HIV?. www.verywellhealth.com

WebMD. (2021). What Is HIV?. www.webmd.com